Download App

Chapter 20: Bab 19

"Dari pagi muka lo kucel amat sih. Kenapa? Cinta lo ditolak," canda Binar saat melihat Gathan duduk di bangkunya dengan tampang muram.

"Kok tahu sih? Muka gue semengenaskan itu ya? Sepatah itu sampai lo tahu kalau gue baru patah hati?" tanya Gathan lesu.

"Hah? Seriusan lo patah hati? Gue tadi cuma asal doang padahal," oceh Binar kaget.

"Ck." Gathan berdecak kesal.

"Coba ceritain sama gue. Perasaan kemarin lo baru bilang mau ngajak Rana makan malam. Terus gimana?"

"Emang iya. Gue ngajak dia makan malam romantis di restoran tante gue."

"Daerah Kemang itu?"

"Iya."

"Terus gimana?"

"Ya udah, kita makan malam seperti biasa. Kita saling ngobrol, saling bercanda. Sampai akhirnya... gue nembak dia."

"Serius?"

"Terus?"

"Ck, lo 'kan udah tahu kalau gue patah hati. Ya ditolaklah! Ah, lo bikin mood gue makin ancur deh," omel Gathan kesal.

"Hahahahahaha, gue mau dengar detail ceritanya, Bro," oceh Binar tertawa menyebalkan.

Gathan menunduk sedih. "Terus gimana dong?"

"Lo mau nyerah?"

"Ya enggaklah!" sahut Gathan cepat. "Baru juga mulai mulai."

"Nah, itu lo tahu! Terus kenapa sekarang tampang lo jadi burem kayak papan tulis setahun nggak dibersihin gitu? Usaha lagi dong, nggak usah desperate gitu."

"Ya gue 'kan perlu menghibur diri gitu," keluh Gathan.

"Oh, lo butuh hiburan? Ntar malam deh kita hang out, kita seneng-seneng. Lupain dulu masalah lo sama Rana. Besok baru mulai berjuang lagi."

"Gitu ya?"

"Iye. Udah yuk, kantin! Laper gue!" ajak Binar kemudian.

"IPS aja deh, gue masih malu kalau ketemu sama Rana."

"Ck, baperan lo!" cibir Binar. " Berhubung lo lagi patah hati, gue kabulin permintaan lo dah. Yuk!"

*****

"Apa? Lo nolak Gathan!" teriak Kristi kaget.

"Sstt, jangan teriak-teriak," oceh Rana memperingatkan.

Gadis itu baru saja menceritakan kejadian semalam pada sahabat-sahabatnya.

"Wah, pantas aja Gathan nggak ada di kantin sekarang," gumam Moka melihat ke sekeliling dan tak menemukan sosok Gathan maupun Binar sahabat pria itu.

"Gue ngerasa nggak enak deh," ucap Rana sedih.

"Lo 'kan coba jujur sama perasaan lo, Ran. Kenapa lo malah merasa nggak enak? Risiko Gathan kalau lo nolak dia. Perasaan 'kan nggak bisa dipaksa," ucap Kia memberi nasehat.

"Nah, Kia bener tuh. Mending lo jujur di awal 'kan dari pada lo pura-pura cinta sama dia," imbuh Moka.

"Tadi pagi dia kirim pesan ke lo kayak biasanya nggak?" tanya Kristi.

"Ya, cuma sekedar ucapan selamat pagi doang."

"Dia nggak jemput lo?"

"Enggak, dia bilang mau nganterin Nyokapnya ke Rumah Sakit."

"Ck, tuh 'kan apa gue bilang? Cowok itu cuma berjuang di awal. Lihat aja sekarang! Gathan ngilang setelah dia ditolak sama Rana," oceh Moka sinis.

"Belum ada sehari, Neng. Belum masuk kategori ngilang," sahut Kia.

"Halah, sama aja," kilah Moka.

"Hari ini lo ada ekstra?" tanya Kristi.

"Hehm." Rana mengangguk.

"Coba lo tanya sama Binar, nanti lo ketemu sama dia 'kan?" usul Kristi.

"Ngapain?" tanya Moka sinis.

"Nanya kabar dia doang? Masih hidup apa enggak?" celoteh Kristi gemas. Tak habis fikir dengan sikap Moka yang selalu ketus jika membahas tentang Gathan.

"Iya deh, nanti gue coba nanya sama Binar."

*****

Rana memasuki ruang ektrakulikuler fotografi. Tidak ada seorang pun di dalam ruangan itu. Sepertinya dia terlalu awal datang. Rana memilih untuk melihat-lihat beberapa foto yangdi pajang di dinding ruangan. Beberapa karya anggota klub terdahulu yang sudah diikutkan dalam banyak perlombaan.

"Ran!" teriak sebuah suara dari balik punggung Rana.

Rana menoleh dan mendapati sosok Binar berdiri di tengah ruangan.

"Kenapa?" tanya Rana bingung.

"Lo nolak cintanya Gathan ya?" teriak Binar membahana.

Rana buru-buru menghampiri Binar. "Sst, jangan teriak-teriak, Nar," oceh Rana melihat ke sekeliling takut ucapan Binar barusan terdengar seseorang.

Binar tak memperdulikan ucapan Rana. Dia menarik tangan gadis itu dan mengajaknya duduk di sofa. "Kenapa lo nggak nerima cintanya Gathan? Waktu itu 'kan lo bilang mau ngasih dia kesempatan," tanyanya kemudian tak habis fikir.

"Kesempatan buat kenal lebih dekat, Nar. Bukannya langsung jadian," oceh Rana mengkoreksi.

"Bukannya kalian udah lumayan dekat ya?"

"Ya, lumayan sih. Kita sering chattingan, pernah jalan, dia juga beberapa kali antar jemput gue dan bahkan dia sempat sarapan di rumah gue."

"Ya terus kenapa? Udah sedekat itu kenapa masih lo tolak juga?"

"Jatuh cinta itu nggak sesingkat durasi ftv, bege! Gue baru kenal sama dia, belum ada sebulan."

"Ya tapi nggak selama sinetron cinta fitri," cibir Binar.

Rana hanya mendengkus.

"Lo nggak berniat buat nerima cinta Gathan berbulan-bulan kemudian, 'kan, Ran?"

"Nggak selama itu juga kali, Nar. Gue masih butuh waktu lebih lama buat nerima Gathan. Butuh pendalaman, pengenalan lebih dalam. Nggak asal nerima aja."

"Emangnya lo nggak pernah kesetrum gitu saat deket sama Gathan? Lo yakin, hati lo nggak berbunga-bunga? Perut lo nggak dipenuhi kupu-kupu berterbangan saat dengar gombalan dari Gathan. Tuh anak pasti sering gombalin lo, 'kan? Terus jantung lo nggak deg-deg-an? Tanda-tanda orang jatuh cinta 'kan gitu? Lo nggak ngerasain salah satunya gitu?" tanya Binar bertubi-tubi.

Rana memutar bola matanya bosan. " Nar, tanda-tanda yang lo sebutin barusan itu cuma ada di dalam novel, sinetron atau drama. Realiatanya nggak selebay itu kali," ocehnya kemudian.

"Jadi belum nih?"

"Belum." Rana menggeleng pelan.

"Ya udah, terserah lo aja deh. Doa aja tiap hari supaya calon pacar lo betah lama-lama digantungin sama lo."

"Eh, gue nggak gantungin Gathan ya! Emangnya lo fikir dia jemuran!" omel Rana.

"Nah, itu lo tahu! Temen gue itu manusia, bukannya jemuran. Kalau udah kering, buruan diangkat kek. Kasihan kalau kepanasan, belum lagi ini musim hujan. Bisa karatan kalau lama-lama di luar."

Rana memukul lengan Binar pelan. "Omongan lo ya, ngawur banget!"

"Ye, dibilangin juga. Jangan nyesel lho kalau Gathan sampai berubah haluan," oceh Binar tersenyum usil.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C20
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login