Download App
45.45% JONGOS QOE

Chapter 20: Godaan Nona Muda

Lingga akhirnya menuruti keinginan Kyra, karena dia nggak mau gadis itu membuat kekacauan dirumahnya.

" Mau dibawa kemana, Kang?" tanya Kinan.

" Aku mau ngajak Kenzie jalan-jalan!" jawab Lingga.

" Hanya...berdua?" tanya Kinan kecewa.

" Iya, Kinan! Maaf!" ucap Lingga. Kinan menatap calon suaminya itu dengan seksama.

" Kapan kalian akan pulang?" tanya Kinan.

" Mungkin nanti malam!" jawab Lingga.

" Aku akan merindukan Kenzie!" kata Kinan.

" Pergilah ke rumah ibumu atau ibu!" kata Lingga. Kinan tahu jika sampai saat ini Lingga masih belum mencintainya. Dia juga tahu jika Lingga mau menerima perjodohan ini karena dia sangat mencintai ibunya.

" Kang!" panggil Kinan.

" Hmm?" jawab Lingga yang sibuk memasukkan keperluan Kenzie.

" Sampai kapan kita seperti ini?" tanya Kinan.

" Bulan depan! Bukannya aku sudah bilang sama kamu!" kata Lingga datar.

" Apakah akang tidak pernah sedikitpun mencobanya?" tanya Kinan lagi.

" Aku harus pergi!" kata Lingga lalu dia mencium kening Kinan dan pergi meninggalkan Kinan dengan matanya yang telah berkaca-kaca.

" Kemana, Bos?" tanya Rio.

" Ke alamat ini!" kata Lingga memberikan sebuah kartu nama pada Rian.

" Nyonya Bos?" ucap Rian. Lingga hanya diam saja, jantungnya terasa berdetak dengan kencang saat Rian menyebut nama Kyra.

Mereka sampai di depan sebuah rumah yang besar, Lingga menyuruh Rio untuk berhenti sedikit jauh dari rumah itu.

" Apa ada yang mencurigakan?" tanya Lingga.

" Sepertinya aman, Bos!" kata Rian. Lingga mengirimkan sebuah pesan pada Kyra.

" Kita masuk!" kata Lingga. Mobil Lingga berjalan mendekati rumah tersebut lalu gerbang otomatis itu terbuka dan mereka masuk ke halaman rumah. Rian membukakan pintu mobil dan Lingga keluar dengan menggendong Kenzie. Kebetulan saat itu Kenzie sedang tidur setelah minum susu.

Vania membukakan pintu ruang depan sebelum Lingga mengetuk pintu.

" Selamat Sore, Pak Lingga!" sapa Vania.

" Sore Van!" jawab Lingga masuk ke dalam.

" Kenzie? Ya Tuhan, kamu sangat lucu dan tampan!" ucap Vania saat melihat wajah lucu Kenzie yang sedang tidur.

" Trima kasih, Van! Dia memang sangat tampan dan lucu! Kinan merawatnya dengan baik!" ucap Lingga bangga dengan putranya.

" Jangan sebut nama itu disini!" kata Kyra dari lantai 2. Oeekkkkk! Oekkkk! Suara tangis Kenzie yang terbangun akibat suara keras Kyra. Segera Lingga mengayun-ayunkan Kenzie dengan lembut.

" Tolong ambilkan botolnya di tas!" kata Lingga.

" Sini!" ucap Kyra mengambil Kenzie. Kyra mengayun-ayun putranya, tapi Kenzie tidak mau diam. Kyra membawanya ke lantai atas dan meletakkannya di ranjangnya. Dibukanya kancing kemejanya dan terlihat nursing bra milik Kyra. Dibukanya pengait pangkal bra dan diturunkannya cup branya. Puncak dadanya terlihat mengencang karena air susu yang belum keluar. Dimasukkannya puncak dadanya ke mulut Kenzie. Pertama-tama Kenzie menolak karena telah terbiasa meminum pakai dot. Tapi lama kelamaan Kenzie menikmatinya dan menghisapnya dengan cepat. Kyra menatap buah hatinya dengan mata berkaca-kaca, maafkan mommy yang telah menolakmu, son! Mommy janji mommy nggak akan menolakmu lagi! batin Kyra. Beberapa lama kemudian Kenzie tertidur dan Kyra menutup kembali branya. Dibawanya Kenzie ke dalam Baby Box dan menutupkan kelambunya lalu dia menyetel AC kamarnya dengan mode sejuk agar Kenzie tidak kedinginan.

Kyra keluar kamar dan melihat Vania sedang duduk di ruang tengah.

" Pak Lingga ada di kamar sebelah Bos, dia bilang dia mau mandi! Saya pamit dulu mau ke kamar! Kalo ada apa-apa, Bos tinggal panggil saja!" kata Vania.

" Bisakah kamu tinggal dengan Kenzie? Aku mau bicara dengan Lingga!" kata Kyra. Vania terpaku melihat Kyra, karena baru kali ini Kyra memanggil Lingga dengan sebutan nama.

" Apa? Kamu keberatan?" tanya Kyra mengalihkan pemikiran Vania yang seakan bisa dibacanya.

" Iya, Bos! Saya sangat senang sekali!" jawab Vania lalu pergi meninggalkan Kyra. Kyra berjalan ke kamar Lingga dan mengetuk pintu. Tok! Tok! Tidak ada yang menyahut. Kyra mengetuk sekali lagi, Tok! Tok! Tok! Masih sama. Tanpa menunggu, Kyra memutar engsel pintu dan ternyata tidak dikunci. Kyra masuk ke dalam kamar dan melihat ke sekeliling ruangan, kemana dia? Apa masih mandi? batin Kyra. Saat Kyra akan mengetuk pintu kamar mandi, Lingga keluar dengan memakai handuk dipinggangnya.

" Nona?" ucap Lingga terkejut. Kyra menelan salivanya saat menatap tubuh Lingga yang berotot, tapi ada beberapa bekas luka sayat kecil di dadanya. Lingga lalu bergegas masuk lagi ke kamar mandi dan memakai piyama mandi.

" Maaf, Nona! Saya tadi belum mandi dan langsung kesini!" kata Lingga lalu mengambil pakaiannya di atas ranjang.

" Apa karena kamu takut aku akan ke rumahmu?" tanya Kyra yang bersandar di dinding.

" Bukan seperti itu, saya hanya..." jawab Lingga yang memutar tubuhnya menghadap Kyra dan menundukkan kepalanya. Kyra menelan salivanya saat menatap kaki berotot Lingga yang putih dan berbulu. Sial! Tubuhnya sangat bagus? Apa dia sering ke Gym? batin Kyra, jantungnya berdetak kencang.

" Hanya apa? Takut kekasihmu tahu kalo aku bersama kekasihnya?" tanya Kyra mendekati Lingga dengan pelan.

" Kalo tidak ada yang Nona tanya lagi? Saya akan berganti pakaian dulu!" kata Lingga gugup.

" Kenapa wajah lo?" tanya Kyra.

" Tidak apa-apa, Nona!" jawab Lingga yang sangat kesal dengan kelemahannya jika berhadapan dengan Kyra.

" Lalu kenapa kamu mundur?" tanya Kyra lagi.

" Tidak apa-apa! Hanya tidak sopan rasanya jika Nona melihat saya dalam keadaan seperti ini!" kata Lingga menghindari tatapan Kyra. Kyra rasanya ingin mengerjai terus pria di depannya itu, sepertinya akan seru! batin Kyra. Tubuh Lingga bergetar sejak Kyra berjalan mendekatinya, dia menahan agar juniornya tidak menegang, karena bisa dipastikan saat berdua dengan Kyra dalam keadaan intim begini, juniornya pasti menegang ingin kembali memasuki liangnya. Kyra tahu jika Lingga sangat gugup, dengan keadaan ini.

" Stop, Nona!" ucap Lingga salah tingkah, saat Kyra sudah bejarak selangkah darinya. Tapi Kyra semakin ingin menggodanya, dia bermaksud mendekati Lingga, tapi kakinya tersandung sesuatu.

" Ahhhh!" teriak Kyra, dengan reflek Lingga memegang pinggang Kyra. Tubuh Kyra berada diatas tubuh Lingga, wajah mereka bertatapan dan sangat dekat hingga hidung mereka bersentuhan. Entah darimana datangnya kegilaan itu tiba-tiba bibir mereka telah saling melumat. Lingga yang begitu merindukan sentuhan Kyra yang setiap malam selalu hadir dalam mimpinya, seperti dejavu, melumat lembut bibir wanita itu. Wanita yang telah melahirkan buah hatinya yang tanpan dan lucu. Kyra seakan lupa akan semua kebenciannya pada Lingga dan yang ada dipikiran dan perasaannya saat ini adalah kelembutan sentuhan dan tubuh Lingga. Kyra merasakan kelembutan bibir Lingga yang menurutnya begitu memabukkan. Lingga menekan tengkuk Kyra dan menciumnya dengan lebih dalam, menikmati saliva Kyra dan barisan gigi di dalam mulutnya. Lidah mereka saling berbelit dan saliva mereka saling tertelan. Kyra merasa kehabisan nafas dan dia melepaskan ciuman Lingga. Dahi mereka bertemu dan saling menempel dengan erat. Junior Lingga dibalik handuk sudah menegang dengan sempurna, Mereka saling menatap, hanya ada kabut gairah di mata mereka berdua. Lingga membalik posisi mereka. Lingga kembali mencium Kyra dengan semangat tapi begitu pelan dan penuh kelembutan, sedangkan Kyra seakan tidak tahan, dia membalasnya dengan panas. Linggapun mengimbangi tingkah ibu dari anaknya itu. Lingga beralih ke telinga Kyra dan leher gadis itu.

" Bite me!" kata Kyra lirih.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C20
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login