Download App

Chapter 15: PERPISAHAN

aqhila meninggalkan hotel di antar oleh pengawal.di dalam mobil, aqhila lebih banyak termenung. dia kembali mengingat saat ayah nya masih ada.walaupun Dia bukan berasal dari keluarga yang kaya tapi mereka masih berkecukupan.

aqhila bukan lah seorang anak yang selalu menuntut meskipun ayahnya selalu memanjakan nya. dia selalu menerima apapun yang diberikan oleh keluarganya.

saat ayah nya masih ada. dia ingin sekali menyelesaikan pendidikan nya sampai menjadi sarjana. tapi takdir berkata lain.

sejak kepergian ayahnya. dia melupakan semua mimpi nya.dia sama sekali tidak mempermasalahkannya. dia menjalani semuanya dengan ikhlas. dia membantu ibunya, dengan bekerja walaupun gajinya hanya sedikit.dia tidak pernah mengeluh ataupun bersedih yang berlebihan. senyumnya selalu menghiasi wajahnya seakan dia tidak punya beban apa apa.

aqhila memasuki kamarnya.dia duduk di pinggir ranjang tempat tidur Nya. diatas meja terpajang foto dirinya bersama ayah dan ibunya.

" ayah, aqhila rindu ayah. andai saja ayah ada disini. maaf ayah bukannya aku mau mengeluh. tapi aku benar-benar sendiri sekarang. tidak ada yang mendengarkan aqhila. mereka berbuat semau mereka sendiri. tidak ada yang mendengar apa mau aqhila. aqhila cuma mau di dengar saja ayah.huhuhuhuhuhuuhuhu" aqhila menangis di dalam kamarnya. dia membereskan barang-barang yang akan di bawahnya.

waktu sudah menunjukkan pukul setengah sebelas. aqhila masih betah di dalam kamarnya. beberapa kali telpon nya berdering. dia masih menangis sambil memeluk foto ayahnya.

"tut...Tut..Tut..." telpon nya kembali berdering

" ada apa Bu"

"aqhila, dari tadi suami menelpon kenapa tidak mengangkat nya?"

" aqhila tidak dengar, lagi sibuk beres beres. sudah dulu nanti aku langsung kesana."

aqhila mematikan teleponnya. sebelum ke hotel dia kemakam ayahnya dulu. setelah menabur bunga dan berdoa dia kembali ke hotel. Shin Yuan wi dan keluarga yang lain sudah menunggu di lobi hotel. mereka khawatir aqhila belum datang. setelah melihat mobil yang mengantarkannya berhenti di depan pintu masuk hotel, barulah mereka bernafas lega.

" apa semuanya sudah beres?" aqhila yang di tanya suaminya hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan nya.

" baiklah kita akan berangkat sekarang. ibu dan semuanya kami pamit dulu kalau ada apa apa tolong hubungi saya nanti."

" iya tuan Shin. tolong jaga anak saya.kalian hati hati dijalan. aqhila ingat pesan ibu baik baik. jadi lah anak baik dan menuruti suamimu"

" Bu, aku sudah tau. apa tidak ada yang ingin ibu katakan selain itu?"

"aqhila anak ibu. jangan marah, ibu pasti rindu dengan aqhila. ibu akan sering menelpon aqhila nanti.jangan lupa sholat doain bapak sama ibu. hati hati nanti kalau kamu sudah tiba disana. harus nurut jangan membantah suami, pamali seorang istri membantah suami."

"mmmmmmmm,,,, aqhila pamit. Tante tolong jaga ibu. aqhila titip ibu,kalau ada apa apa tolong hubungi aqhila"

" iya sayang, tenang saja."

" bagaimana dengan Paman aqhila" paman aqhila ikut ngomong takut terlupakan.

" apa mahar yang di beri suamiku belum cukup?" aqhila menyindir pamannya.

"anak ini"

aqhila tidak memperdulikan pamannya.dia masuk kedalam mobil tanpa berbalik lagi

" kami pergi dulu Bu,tante, paman."

"iya,,hati hati kalian"

keluarga besar Shin Yuan wi ikut pamit dan meninggalkan hotel. perjalanan nya sangat panjang. aqhila terus memandang keluar jendela mobil. pikiran nya sama sekali tak bersamanya.

"apa kau masih memikirkan ibumu?"

"apa aku juga tidak boleh memikirkan nya?"

"aqhila,,bukan itu maksudku.apa kau marah sama aku?"

"kata ibuku pamali."

"apa kau membenciku?"

"tidak, aku hanya kecewa dengan keadaan ku"

"aku minta maaf aqhila"

"jangan minta maaf. aku hanya belum terbiasa dengan semuanya.beri aku waktu, aku akan beradaptasi. lagian, nasi yang menjadi bubur bukannya tidak enak. jika kamu mencampur nya dengan ayam dan sayur pasti rasanya akan enak"

"maksud kamu?"

" maksudku, apa yang sudah terjadi maka terjadilah. tidak perlu menyesali. seperti kata pepatah nasi sudah menjadi bubur. semuanya sudah terlanjur. jadi kenapa kita tidak menikmatinya." aqhila tersenyum ke arah Shin Yuan wi.

'ternyata hanya tingkah lakunya yang kekanak-kanakan.pikirannya sangat dewasa. dia masih saja tersenyum walaupun sedang merasa sedih.' batin Shin Yuan wi

setengah perjalanan aqhila sudah tertidur. Shin Yuan wi mengelus pipi aqhila. dia meletakkan kepala aqhila di atas pangkuan nya. aqhila mencari posisi nyaman di pangkuan suaminya.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C15
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login