Kau tidak akan pernah habis pikir apa yang bisa dilakukan oleh kertas putih itu. Selalu ada tinta manapakinya. Begitulah kertas putih itu hidup. Tanpa ragu dan kata berhenti, dia terus berjalan mengisi hidup hingga penuh warna.
Dulu, aku selalu menyalahkannya karena tidak mengikuti perintahku. Tetapi, kertas putih itu tidak bisa berpikir, dan hanya bisa meneruskan apa yang selalu dilakukannya. Aku menyerah dan pasrah. Membiarkannya mungkin hal terbaik yang bisa aku lakukan.
— New chapter is coming soon — Write a review