Download App

Chapter 7: Berhasil Kabur

Savira terus menangis di dalam kamar besar itu sampai dia pun ketiduran karna terlalu leleh menangis, sebenarnya Savira masih betah tidur tapi karna perutnya terasa lapar dan memang seharusnya ini adalah waktu makan siang.

"Bagaimana saat ini James pasti masih marah dengan ku, aku tidak bisa meminta makanan nya karna mungkin dia akan membentuk ku seperti tadi lagi." ucap Savira pada diri sendiri.

Savira mengawasi daerah luar itu jendela dan setelah memastikan tidak banyak prajurit berjaga Savira berencana untuk ke dapur istana ini karena merasa lapar, lagi pula James pasti sedang sibuk dengan urusannya sebagai King.

Ternyata istana ini sangat luas bahkan terlalu luas untuk langkah kecil seorang perempuan mungil itu, anehnya dari tadi prajurit yang berjaga atau tidak sengaja bertemu dengan nya hanya menunduk hormat saja tanpa menatapnya.

"Apakah sistem kerajaan wolf selalu aneh seperti ini?" tanya Savira pada dirinya sendiri.

Sebenarnya Savira sangat ingin bertanya pada salah satu orang yang di temuinya tapi tampaknya mereka terlihat sangat ketakutan padanya dan Savira berfikiran untuk menemukan dapur itu sendiri tanpa bantuan siapa pun.

Brak.. (kedua perempuan itu jatuh karena saling bertabrakan)

"Maafkan hamba yang mulia Queen." ucap Asyi sambil menunduk dan membantu queen nya itu untuk berdiri.

"Tidak masalah aku hanya sedikit kaget saja, bisa kau membantu ku untuk menunjukkan dimana letak dapur aku merasa sangat lapar." ucap Savira dengan tersenyum manis.

"Tentu saja Queen, apakah anda benar-benar baik-baik saja?" tanya Asyi dengan khawatir karna jika Queen nya itu lecet sedikit saja bisa-bisanya nyawa dalam bahaya karna sang King wolf tidak akan pernah memaafkan siapa pun yang berani melukai miliknya.

"Aku baik-baik saja, kamu tidak perlu khawatir. Tapi saat ini aku benar-benar lapar...," ucap Savira.

"Saya akan mengantarkan anda ke kamar anda dan anda bisa makan dengan tenang dikamar anda tanpa harus lelah berjalan ke dapur." ucap Asyi seraya menunduk.

"Tidak aku tidak mau makan di kamar. Aku mau makan di dapur saja." ucap Savira. sebenarnya Savira hanya takut James kembali dan membentuk nya lagi.

"Baiklah kalau itu yang anda mau yang mulia Queen." ucap Asyi dengan bingun karna jarang sekali seorang bangsawan makan di dapur tapi akhirnya dia ingat bahwa Queen nya itu adalah seorang manusia yang memiliki hati yang tulus dan baik.

"Tolong berhentilah bersikap formal, ayo kita ke dapur." ucap Savira.

Tabib Asyi langsung membawa Savira kedapur dan Sepertinya, makan yang tersedia hanyalah daging mentah karena kaum wolf jarang memang makanan matang atau bahkan tidak pernah sama sekali.

"Kenapa yang ada hanya daging mentah? dan beberapa hewan yang masih hidup tapi terkurung?" tanya Savira.

Tabib Asyi bingung untuk menjelaskan nya mulai dari mana.

"Iya yang mulia karena kaum wolf lebih suka daging segar. Dan makan yang selama ini anda makan hanya dipanggang atau di rebus karena saya mengetahui bahwa manusia tidak suka makanan mentah." ucap tabib Asyi.

"Pantas saja rasanya selalu terasa hambar belakangan ini, aku pikir karna memang aku sedang sakit tapi ternyata memang cara masak nya yang tampa garam." ucap Savira.

"Apakah yang anda maksud itu adalah air laut yang mulia?" tanya Asyi dengan bingun.

"Iya memang sama-sama asin tapi tidak mengunakan air laut juga." ucap Savira dengan kesal.

"Manusia dibagian sebelah Utara atau half Wolf seperti mengunakan air laut untuk bumbu masakan mereka." ucap Asyi.

"Ya Tuhan ku...., sebenarnya aku terdampar di abad keberapa." ucap Savira dalam hatinya.

Para omegan yang bertugas di bagian dapur menatap heran kedatangan tabib kepercayaan itu ke dapur dan yang lebih mengejutkan nya lagi dengan Queen mereka yang terlihat sangat sederhana dan cantik.

Tapi mereka semua hanya mampu menunjukkan kepala karena sudah ada tabib Asyi yang mengawal sang Queen, dan juga takut dengan sikap Queen mereka yang belum di ketahui pasti oleh mereka. Walaupun terlihat sangat ramah dan baik tapi ancaman dari King mereka merupakan bukan hal yang patut diremehkan karena nyawa mereka yang menjadi taruhannya.

"Kamu tolong ambilkan aku benda apa saya yang biasa di gunakan untuk memasak yang berukuran lebar." ucap Savira pada salah satu omegan yang terlihat sangat ingin berbicara dengan nya tapi mereka ketakutan.

"Baik... yang mulia Queen." ucap wanita cantik itu yang terlihat seumuran dengan nya.

"Tabib Asyi, carilah aku cabe, air laut dan sayuran yang bisa dimakan dan tidak beracun." ucap Savira.

"Baik yang mulia Queen."

"Bisakah bebepa orang di antara kalian yang bisa menyebelih rusa itu dan membersihkan nya nanti dengan air setelah bersih tolong serahkan dangingnya pada ku." ucap Savira.

"Baiklah..., yang mulai Queen." ucap beberapa omegan wanita itu.

"Dan.... kalian sisanya tolong buatlah api agar tetap dalam keadaan menyala hemmm... jangan sampai padam." ucap Savira sam kemudian sibuk memakan 1 buah apel yang didapat nya di atas meja.

Setelah Apel Savira habis semuanya sudah selesai menyelesaikan tugas mereka dengan sangat cepat dan tentunya hal itu membuat Savira sangat kagum.

"Oh iya aku melupakan kelapa, untung pohonnya ternyata ada di sekitar istana. Kalian tolong ambilkan aku buah itu yang kukinya berwarna coklat tua dan juga jangan lupa kupas kulitnya dan tempurungnya, lalu berikan kepadaku saat buah itu bener-benar halus dan menghasilkan sari pati." ucap Savira menujuk dua orang laki-laki yang seperti nya dari tadi terlihat bingung Karna para omegan perempuan terlihat sibuk.

"Baiklah yang mulai Queen". ucap dua omegan itu dengan patuh.

Savira pun mulai memasarkan daging rusa itu dengan bumbu rendang seadanya. Dengan bantuan para omegan dan tabib Asyi tentunya.

"Yang mulia Queen, biarkan hamba dan mereka yang memasak anda bisa beristirahat." ucap tabib Asyi dengan lembut takut Queen nya itu kelelahan.

"Aku baik-baik saja, baiklah untuk membuat mu tidak khawatir aku akan duduk dan mengawasi kalian, tapi ingat jangan sampai gosong dan terus lah di aduk." ucap Savira.

"Baiklah yang mulai Queen. Terimakasih Karena telah menerima saran saya " ucap Asyi.

"Iya... kelihatannya kalian memang sudah terbiasa dengan siakap formal ini." ucap Savira.

Savira akan berusaha kabur nanti setelah makan bersama dengan beberapa omegan yang membantu nya memasa dan Asyi juga tentunya. Tentunya Savira akan kabur tanpa pamit dengan mereka.

"Hemmmmm baunya sudah harum, ayo kita makan. Aku lupa kalau kalian juga tidak memiliki nasi, padahal aku sangat merindukan nya. lain kali saja aku makan nasi ini sudah lebih dari cukup." ucap Savira sambil tersenyum.

"Kenapa kalian hanya menghidangkan nya untukku saja, kalian harus makan juga bersamaan ku sekang, atau aku akan marah dan mengadu pada King." ucap Savira pura-pura mengancam. Padahal Savira tidak akan pernah melakukan hal itu, itu semua dia lakukan agar makan terasa lebih hidup saat adanya banyak teman yang makn beraanya.

Semua omegan itu pun mengambil daging dan meletakkan nya pada daun yang ukurannya besar dan berbentuk seperti mangkuk lalu juga ikut makan seperti apa yang Savira lakukan tapi mereka lebih memilih makanan sambil berdiri atau duduk dilantai sedang Savira duduk di kursi yang sudah di sediakan. Savira tidak keberatan untuk duduk dibawah bersama mereka sebenarnya tapi demi menghargai mereka yang ingin menghormati nya sebagai ratu Savira membiarkan nya saja.

"Apakah kalian menyukai maksan ini?" tanya Savira.

"Iya yang mulia ratu rasanya sangat enak." ucap tabib Asyi, yang mewakili para omegan. sedangkan para omegan hanya dapat mengangukan kepala mereka bertanda mereka menyetujui hal itu.

"Kalau begitu kalian lanjutan makan dan bagikan juga pada yang lain nya jika masih ada sisanya aku kan kembali kekamar ku." ucap Savira.

"Saya akan mengantarkan anda yang mulia Queen." ucap tabib Asyi. yang ingin meninggalkan makannya yang masih tersisa seperuh.

"Tidak bisa makan mu belum habis, ka tidak menghargai ku kalau sampai tidak menghabiskan makanan itu." ucap Savira.

"Bukan seperti itu yang mulia saya akan memakannya nanti setelah mengantarkan yang mulia Queen." ucap Asyi dengan sedikit takut.

"Tidak perlu aku bisa sendiri, kamu harus mebiskan makan mu, dan kalian semuanya juga." ucap Savira yang kemudian meninggalkan dapur itu. Savira dapat mendengar para omegan itu sangat kagum dan memuji-muji nya .

Saat melihat kesempatan Savira langsung saja kabur dengan menyelipkan masuk kedalam kereta yang terdapat banyak barang-barang yang tertutup kalin yang keluar istana itu. Setelah beberapa lama akhirnya kereta itu berhenti dan Savira diam-diam turun dan bersembunyi di balik pohon.

"Seperti tadi aku melihat bayangan seorang perempuan tapi sepertinya aku salah lihat." ucap kusir kuda itu yang mengecek barang-barang itu satu persatu memastikan pengelihatan nya benar atau tidak.

Dari jauh ternyata ada seorang laki-laki tampan dengan tatapan dingin yang entah sejak kapan mengikutinya dan memperhatikan gerak-gerik nya secara teliti dan detail.


CREATORS' THOUGHTS
Chesi_putri Chesi_putri

Bismillahirrahmanirrahim tolong jangan lupa simpan keperpustakaan, komentar review dan vote.

Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C7
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login