Nisa sangat senang menerima fasilitas yang di anggap nya fasilitas kantor itu.
" Aku akan menjemput anak-anakku besok" Kata Nisa hampir menangis karna bahagia.
Aditya pun merasa sangat senang, melihat Nisa bahagia.
" Aku bisa mencarikan pengasuh yang baik untuk mereka, mereka akan butuh seorang pengasuh saat kau sedang bekerja" Kata Aditya lagi.
" Terima kasih banyak" Kata Nisa sambil tersenyum.
"Sama-sama " Jawab Adit. dia sangat ingin sekali memeluk wanita yang di cintainya ini, tapi dia masih ingat dengan batasan mereka.
Aura yang dari tadi diam, dapat memperhatikan pandangan Direkturnya ini . Dia sangat yakin, laki-laki ini, sangat mencintai sabatnya.
Satu hal yang tak mereka ketahui, Aditya juga mengambil sebuah apartemen disebelah Nisa, agar dia selalu berada di dekatnya.
" Aura... aku baru ingat, SIM ku mati lima tahun yang lalu."
"Aku memberi izin untukmu besok untuk membuat SIM" Kata Aditya.
" Makasih banyak Pak" kata Nisa senang.
" Kau bisa pindah malam ini" Kata Aditya.
"Tapi dia belum membeli apapun" Kata Aura.
" Semua sudah lengkap, silahkan buka".
Nisa membuka pintu itu, tampak ruangan itu benar-benar siap huni semuanya telah tersedia.
Apartemen ini memiliki dua kamar, dan sebuah kamar yang agak kecil. semuanya telah terisi dengan perabotan yang di perlukan.
" Ini terlalu berlebihan" Kata Nisa pada Aditya.
" Tak ada yang terlalu berlebihan untukmu" Jawab Adit sengaja agar Aura dapat mengetahui perasaannya pada Nisa.
" Apa? " Kata Aura kaget.
"Aura.. aku ingin kau tau bahwa Nisa adalah cinta pertamaku, tapi sayang, dia masih tak mau menerimaku sampai sekarang" kata Adit, pria ini tampak begitu sedih.
" Ternyata dugaanku benar kan? Pak Direktur menyukaimu? kenapa kau tak jujur padaku? " kata Aura kesal karna temannya menyembunyikan sesuatu.
" Kau juga tak mau terus terang tentang siapa pria yang kau sukai, saat aku tanya kau malah kabur" Jawab Nisa juga kesal.
Sekarang malah Adit yang bingung melihat kedua sahabat ini yang biasa akur malah saling sewot.
Aura sedikit gugup tentang pertanyaan Nisa, dia masih belum siap mengungkapkan siapa pria yang di sukainya, karna dia yakin dia hanya bertepuk sebelah tangan.
" Ya sudah.. aku memaafkanmu" Kata Aura karna takut di desak Nisa.
" Hmm.. tampaknya kau masih mau merahasiakannya ya? " tanya Nisa dengan nada lelah.
" Maaf.. belum saatnya. " Kata Aura.
" Aura.. boleh aku pindah hari ini? " Tanya Nisa.
" Sebenarnya aku ingin kau selalu ada bersamaku. Tapi aku ingin dimana kau merasa nyaman." Kata Aura sambil memegang pundak Nisa.
"Terima kasih " Jawab Nisa.
"Tapi ingat.. kau harus mengontrol berat badanmu, aku telah memasukkanmu mejadi anggota di grup diet itu, kau harus mempelajari nya, kau juga bisa menanyakan yang tak kau pahami, nanti mereka akan memberikan solusi" Kata Aura menjelaskan
"Terima kasih" Jawab Nisa sambil memeluk Aura.
"kita akan menjemput barang-barang mu" kata Aditya lagi.
Aura dan Nisa berangkat menjemput barang-barang Nisa, Aditya mengikuti merek dari belakang . Sesampai Aura di rumahnya, dia kaget karna Aditya telah ada di belakang mereka.
" Pak.. anda juga ikut? " Tanya Aura.
"Biar kamu tak capek bolak balik" Jawab Adit datar.
'Hm...padahal agar bisa berduaan tuh.. ' Batin Aura. Gadis itu tersenyum memikirkan itu.
Nisa membawa barang-barang nya yang tak seberapa.
" Hanya ini? " Tanya Adit.
"Ya" Jawab Nisa singkat.
Mereka lalu meninggalkan Aura yang tampak sedih.
"Sepi lagi deh" Kata Aura cemberut.
Mobil Aditya melaju meninggalkan rumah Aura, tapi bukannya ke arah Apartemen, mereka malahan ke pusat perbelanjaan.
" Pak.. kenapa ke sini?"
" Kita belanja bentar ya Buk" jawab Adit dengan Nada usil. Mendengar itu Nisa tertawa.
" Kau ini" Kata nisa kesal karna di kerjai.
" Sudah ku katakan, Panggil namaku, aku tak suka kau memanggilku Bapak. "
" Iya.. maafkan aku Dit" Kata Nisa tersenyum.
Adit hanya membalasnya dengan senyuman.
Di pusat perbelanjaan, Nisa kaget, dia melihat perempuan yang menggoda suaminya sedang berjalan dengan pria lain.
"Adit.. gara-gara perempuan itu aku di usir" Kata Nisa sambil menunjuk perempuan seksi dengan tubuh ramping yang bergelayut manja di lengan seorang pria. Pria itu tampak lebih muda darinya.
"Itu bukan suamimu kan? " Tanya Aditya, karna dia masih ingat wajah Andra. dia sempat memperhatikan laki-laki itu waktu mengantar Nisa menemui anaknya dulu.
" hm.. sekarang dia kena batu nya. " kata Aditya.
"Aku akan membelikanmu beberapa pakaian lagi" kata Aditya
"Nggak usah.. aku benar-benar tak butuh sekarang, besok aku udah gajian kan? aku bisa membelinya sendiri." Jawab Nisa enggan.
"Ku mohon.. jangan menolaknya" kata Aditya lagi.
" Aku benar-benar merasa tak enak" jawab Nisa.
"nggak papa, yuk," Ajak Adit, dia masuk ke sebuah toko pakaian , di sana cukup mahal, tak sembarangan orang yang berani masuk ke toko tersebut.
Ternyata Keisya memperhatikan mereka dari jauh, dia tampak iri dengan Nisa yang bisa masuk ke toko itu. Dia dapat melihat mereka karena Toko itu mempunyai dinding kaca, Tapi dia tidak tau bahwa itu Nisa, dia hanya membayangkan Nisa adalah seorang wanita tua dan gendut, bukan wanita berkelas seperti itu.
'Tubuhnya sedikit berisi, laki-laki itu pasti akan lebih tertarik denganku, secara.. aku lebih seksi dan lebih ramping darinya' batin keisya.
Keisya terus saja memperhatikan mereka dari cafe tempat dia makan, dia dapat melihat dengan jelas, Nisa mencoba beberapa pakaian yang sangat bagus , dia selalu keluar kamar pas untuk memperlihatkan pakaiannya pada Adit.
Dan yang lebih membuat keisya kaget, laki-laki itu tak hanya memberikan satu untuk perempuan tersebut, melainkan beberapa stel, dia menjadi semakin ingin mendekati laki-laki itu.
" Sayang.. ada mangsa baru" Kata Keisya sambil melirikkan matanya ke arah Adit.
laki-laki itu melihat kearah yang di tunjuk keisya, tersenyum licik lalu meninggalkan keisya.
Begitu Nisa keluar dari toko itu, matanya langsung tertuju pada Keisya, perempuan itu menatap Adit dengan tajam. Melihat itu Nisa memikirkan sesuatu. Apa yang akan dilakukan oleh perempuan ini seandainya dia meninggalkan Adit sendirian.
"Adit.. dia melihat ke arah mu. Aku akan pergi sebentar, aku yakin dia akan menggodamu. " Kata Nisa, lalu bermaksud akan pergi.
Adit buru-buru memegang tangan Nisa seraya berkata..
"Apa kau ingin menjadikanku umpan? kau kejam sekali" Kata Adit kesal. wajahnya semakin menggemaskan.
" Bukan, bukan menjadikanmu umpan, aku hanya ingin tau, bagaimana cara dia mendekati pria" Kata Nisa.
" Plisss.. katanya sambil menyatukan kedua telapak tangannya dengan wajah memohon.
"Aku akan memperhatikanmu dari jauh, jika dia macam-macam, aku akan menyelamatkanmu", katanya dengan nada kesatria. Nisa langsung pergi tanpa memperoleh persetujuan Aditya.
Apa yang dipikirkan Nisa ternyata benar, Keisya tak menyiakan mesempatan itu, dia berjalan ke arah Aditya, begitu hampir dekat, dia membuat dirinya terpeleset, berharap Adit akan menangkapnya, sayangnya pria ini hanya melihat aksi keisya tanpa niat menolongnya, akhirnya wanita ini benar-benar jatuh.
Mukanya merah padam karna malu, dia memandang Aditya yang melihatnya tak acuh, melihat wanita itu memandangnya, Adit mengangkat ke dua tangannya yang memegang belanjaan Nisa seraya berkata..
" Maaf.. tanganku penuh".