Download App

Chapter 53: Seperti Itu : Bagian 2

Keadaan beralih ke panggung utama pesta.

Saat semua orang sedang serius membicarakan bisnis dan semacamnya.

Aku hanya sedang bersantai sambil meminum Wine kupegang, sambil sesekali memainkan gelas yang kubawa untuk mengusir kebosanan.

Sebenarnya bisa saja aku dikerumuni banyak bangsawan seperti sebelumnya, tapi aku tidak berencana melakukan hal itu.

" Fazela sama, apa anda perlu sesuatu ? "

Seperti Robert selalu khawatir denganku.

" tidak ada, tapi Robert kenapa kau tidak mencoba berbaur dengan mereka ? "

" tugas saya hanya melindungi anda, jadi hal seperti itu tidak terlalu saya butuhkan. "

" kalau terus seperti ini, kau tidak akan bisa mendapatkan istri lho… "

Aku mencoba menggodanya.

" saya memang belum memikirkan hal itu, selama bisa menyelesaikan tugas saya itu sudah cukup. "

" kau terlalu kaku, tidak banyak wanita yang suka hal itu lho. Itu sedikit tips dariku. "

" terima kasih Fazela sama. "

Setelah menyelesaikan sesuatu yang kusebut perbincangan itu. Aku menemukan sesuatu yang sudah kutunggu.

Seperti biasa, muka bingungnya itu terlihat sangat imut, aku langsung bergegas menuju ke arahnya.

Dalam beberapa saat kugenggam tangannya agar dia tidak lepas dari pandanganku.

" ketangkap. "

aku segera memeluknya dari belakang, wajah kagetnya benar-benar tampak imut dimataku.

" kukira siapa, ternyata Nee sama. "

Tampaknya dia agak terlambat menyadari keberadaanku

" kau dari mana saja ? "

aku bertanya padanya.

" aku baru saja menemui Raja dan Ratu. "

" hoh, apa kau punya rencana besar lagi ? "

" tidak, hanya perbincangan biasa. "

" begitu ya, oh ya Rav chan. Disana aku daging kerbau panggang, ayo kita makan disana. "

Dengan cepat ku ubah posisiku dan kupeluk salah satu lengannya.

" Nee sama, aku memang berniat makan sih, cuma tolong jangan terlalu berlebihan. "

" berlebihan dari mananya ?, ini merupakan kewajiban dari kakak perempuan untuk menggandeng adik kesayanganku. "

" meski begitu, setidaknya kita akan jadi pusat perhatian terus kalau begini. "

Namun aku baru menyadarinya, tampaknya pandangan semua orang sekarang tertuju pada kami.

Tapi aku tidak akan berhenti begitu saja.

" lupakan pandangan orang lain, yang paling penting hanya pandanganku ke kamu saja Rav chan. "

" Nee sama… "

Tampaknya kali ini aku bisa menang dalam kata-kata dari adik kesayanganku ini.

" seperti biasa, disegala tempat kau selalu membawa masalah ya, Fazela. "

seseorang yang tidak ingin kutemui mulai berbicara.

" ah, maaf Fredella. Dari tadi aku tidak menyadarimu, kukira kau orang tak penting. "

" ketimbang itu, pergilah. kau menganggu Raven. "

Dia segera melepaskan pelukanku pada Rav chan.

Dan memberi jarak pada kami.

" kenapa kau berbuat seperti itu ?. "

" karena.... itu..... tidak sopan. "

Dia mengatakan hal itu dengan muka yang sedikit memerah.

" ano, apa kau tidak bisa memikirkan alasan lain yang lebih masuk akal begitu ? "

Aku mencoba menghiburnya.

" diamlah, aku masih punya urusan penting dengannya. "

Saat mengatakan hal itu kami berdua menyadari kalau objek perpecahan kami sudah tidak berada disini.

Ketika mereka berdua berisik seperti biasa, aku segera menyamarkan auraku dan segera menuju ke meja yang penuh makanan.

Kuambil beberapa piring sekaligus, dan menyantap semuanya dengan nikmat.

" enak, ini memang enak. "

Aku mengucapkan hal itu tanpa pikir Panjang.

Sambil terus mengambil makanan lain, aku menikmati kegiatan ini dengan nyaman.

Saat terus menikmati semua hal itu, mereka berdua datang padaku.

" kenapa kau pergi begitu saja. "

Tampaknya Fredella sedikit marah.

" habisnya, biasanya kalian akan lama. Jadi tempat dan waktu kupersilahkan. "

" ini bukan soal itu. "

Sekarang sifat tsunderenya mulai keluar.

" bagaimana rasanya Rav chan ? "

" seperti kata Nee sama, enak sekali. "

" syukurlah kau suka, aku kenal dengan koki yang membuat ini, setiap orang hebat punya keahlian sendiri dalam memasak sih. "

" Nee sama tanyakan resepnya, dan katakan padanya maukah dia menjadi koki pada bangsawan Romanova ? "

Aku berkata begitu tanpa pikir panjang.

" jangan begitu Rav chan, kasihan keluarga kekaisaran. Mereka tidak akan makan enak kalau semua kokinya kau ambil, setidaknya disini kau bisa makan enak tanpa harus membayar bukan ? "

Seperti biasa Nee sama tampak sangat mengerti diriku, jiwa kere ku mulai memberontak.

" ide bagus Nee sama, 100 poin. "

" kalau begitu peluk Nee sama dong. "

Dia langsung memeluk salah satu tanganku kembali.

" kurasa kau sedikit kesusahan ya Raven ? "

Tampaknya Fredella mulai paham dengan nasibku.

" ya begitulah, mohon pengertiannya ya Fredella. "

" karena aku hime sama yang baik hati dan bijak, aku bisa memahaminya dengan mudah. "

Tampaknya Fredella mulai bangga kembali dengan sifatnya itu.

" kok, sepertinya aku merasa seperti menjadi penjahatnya disini. "

Tampaknya Nee sama mulai menyadari hal itu.

Meski begitu, aku merasa kasihan dengan pengawal Nee sama yang selalu ditinggalnya.

Saat melihat ke sisi lain.

Aku melihat Robert san tersenyum ke arahku. Segera kuberi isyarat padanya untuk segera mendekat kemari.

" apa yang anda inginkan Raven sama ? "

Tampaknya sekarang dia tampak lebih menghormatiku.

" ikutlah makan disini. "

" maafkan saya, saya sudah kenyang saat makan tadi. "

" begitu ya, setidaknya kau bisa mengawasi Nee sama dari dekat disini. "

" tunggu sebentar, kenapa aku terkesan jadi hewan peliharaan disini. "

Nee sama tampak protes padaku.

" Nee sama tidak mau kupelihara ?. "

" tentu mau, rawat Nee sama dari sekarang ya pemilikku. "

Dia tampak mempererat pelukannya.

" aku hanya bercanda Nee sama. "

" muu, Nee sama mau nya beneran. "

Mukanya sangat imut kalau sedang ngambek.

" kalau begitu, jika Nee sama membantu Fredella dengan baik kedepannya, Nee sama akan kuberi hadiah. "

" benarkah itu Rav chan ? "

Matanya tampak bersinar sangat merah, kurasa aku merasakan sesuatu yang berbahaya.

" ya, tapi kau harus benar-benar membantu Fredella dalam setiap pekerjaannya. "

" meski aku malas bersama Fredella, tapi jika itu kemauan Rav chan, Nee sama tidak akan pernah bisa menolaknya. "

Meski terlihat kesusahan tampaknya Fredella mulai memahami ini.

Setelah itu, Fredella mulai menyapa Robert.

" apa kabar Robert. "

" Fredella Hime, sudah lama kita tidak bertemu lagi. "

" seperti biasa kau selalu berkembang dengan cepat. "

" Hime sama juga, sekarang sudah jadi jauh lebih kuat. "

" kau terlalu memujiku, aku belum mendapatkan musuh baru yang jauh lebih kuat. "

" tapi bukankah anda ikut dalam dua perang sebelumnya, apa mereka selemah itu ?. "

" bukan begitu, aku sama sekali tidak mendapat giliran ikut campur. "

" biar saya tebak, Raven sama yang menyelesaikan semua hal itu. "

" kau benar, kenapa kau bisa tahu ? "

" karena beliau lah yang telah mengalahkan saya selama ini. "

" apa katamu, kau kalah dari Raven ? "

" ya, saya benar-benar kalah telak, bukan hanya itu semua pasukan penyihir kelas A serta pasukan khusus saya juga beliau kalahkan seorang diri. "

" bagaimana bisa ?, dia seorang diri mengalahkan pasukan pembunuh kelas bencana sendirian ?. "

" ya, bahkan beliau berhasil mematahkan pedang saya hanya dengan menggunakan sebuah tendangan. Itu pertama kalinya saya benar-benar takut dengan seseorang. "

" mematahkan pedang yang termasuk relik kuno terkuat, kau bercanda bukan ?. "

" anda bisa bertanya pada regu saya, semua orang pingsan seketika saat bertukar pukulan ataupun terkena serangan beliau, untung saja beliau orang baik jadi kami semua tidak terbunuh. "

" terbunuh katamu ?, tapi kenapa Raven menyerangmu ? "

" itu berawal dari kesalahpahaman kami, jadi Raven sama tidak besalah. Karena hal itu, sekarang kami berlatih dengan keras agar kekuatan kami bertambah sehingga tidak merepotkan beliau. "

" jadi begitu, alasan kenapa auramu yang sekarang jauh lebih kuat dari yang sebelumnya. Tapi aku masih tidak percaya seorang periang seperti itu benar-benar mengalahkanmu. "

" mungkin ini firasat saya yang belum terbukti, tapi saat melawan saya Raven sama itu sama sekali belum serius, bahkan saya kira itu belum termasuk 1 % kekuatan beliau. "

" kenapa kau bisa seyakin itu ? "

" karena pengalaman saya, dalam setiap pertempuran setidaknya ada rasa percaya diri dari musuh ketika melawan atau terdesak, tapi saya sama sekali tidak merasakan rasa khawatir dari beliau bahkan lebih terkesan seperti saya terlihat seperti kerikil di mata beliau. "

" aku baru mengetahuinya. "

Sekarang tampaknya aku harus memastikan Raven tidak akan menjadi musuh kekaisaran ini.

" apa ada yang ingin anda tanyakan lagi Fredella hime sama ? "

" soal itu, menurutmu bagaimana dia itu ? "

" kalau diperbolehkan berpendapat, menurut saya beliau sangat sulit dijangkau. Ketimbang dijangkau lebih tepat disebut sebagai sang tak terduga. "

" apa itu sejenis julukan untuknya ? "

" tidak, saya hanya bisa menyimpulkan kalimat yang seperti itu, terlihat oleh anda sendiri bukan. "

" maksudmu ? "

Kami berdua pun melirik kearah kakak beradik itu.

Mereka tampak sedang berdebat makanan apa yang akan disantap duluan.

" sekilas beliau memang terlihat seperti orang biasa dan mudah sekali lengah, tapi dibalik itu semua saya tahu bahwa kewaspadaan beliau melebihi saya itu sendiri. "

" melebihi kemampuan pendeteksianmu itu sendiri ?. "

" itulah yang saya duga, karena meski tak terlihat saya merasakan ada banyak titik utama yang di isi oleh aura tak terlihat, ketimbang sihir itu terlihat seperti energi alam itu sendiri. "

" kalau begitu, apa dia sudah mencapai tahap tertinggi dari seorang pemegang relik kuno ? "

" saya tidak tahu beliau pemegang relik atau bukan, tapi sumber dari pengawasan itu berasal dari tubuh Raven sama. "

" apa senjata yang dibawanya itu termasuk relik kuno ?. "

" maafkan saya, saya sama sekali tidak tahu, karena saat melawan saya. beliau hanya menggunakan tangan kosong dan tidak membawa senjata apapun. "

" begitu ya, terima kasih atas informasinya Robert. "

" baik, kalau begitu saya permisi dulu Fredella sama. "

Robert pun meninggalkan ku dan menuju ke sisi lain tempat kami berdiri sambil mengawasi keadaan.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C53
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login