Download App

Chapter 2: Chapter 2 - Rasa Amarah

Seminggu kemudian, hal yang ditakutkan Hans, akhirnya terjadi. Nenek yang jatuh sakit, kini sedang terbaring di tempat tidurnya, setelah dua orang buruh mengantarnya pulang.

Setelah Hans membuka pintu, membuatnya terkejut, kemudian Hans bertanya kepada mereka.

Hans : "Apa yang terjadi?"

Lalu salah satu dari kedua orang itu, menjawab.

"Kami tidak tahu, tiba-tiba saja Nenek Yunija jatuh pingsan, sepertinya kelelahan".

"Aku adalah healer, walaupun masih tingkat E, itu akan membaut Nenek menjadi lebih baik".

Hans : "Terima kasih sudah menolong Nenek" (sambil membukukan badannya).

Kemudian, mereka membaringkan Nenek di tempat tidurnya.

Mina dan Jira yang sedang bekerja mengangkut barang di pasar, mendapat kabar bahwa Nenek jatuh sakit, dalam kepanikan mereka berdua meninggalkan barang-barang itu lalu pergi untuk pulang.

Setelah tiba di rumah mereka berdua dengan raut wajah sedih melihat Nenek terbaring di kasurnya sedang tak berdaya.

Jira : "Hans apa yang harus kita lakukan, apakah Nenek akan baik-baik saja?"

Hans : "Kita sekarang yang harus mengurus Nenek, kita harus melakukan sesuatu!"

Hans, memandang Nenek yang masih memejamkan matanya.

Mina, hanya menangis melihat Nenek sedang terbaring sakit.

Jira yang kesal melihat keadaan ini, memilih untuk keluar mencari udara segar.

Hans kemudian menghampiri Jira, yang sedang menggunakan pedang kayu, untuk melampiaskan kekesalannya.

Hans : "Jira, kita harus mencari makanan, dan sejumlah obat-obatan"

Jira : "Hans apa yang harus kita lakukan, apakah kau mempunyai uang?"

Tanpa menatap Hans, Jira masih mengayunkan pedang kayunya.

Mina yang juga sedih, berbicara kepada mereka berdua.

Mina : "Kita harus mencurinya, kah? kita tidak bisa membiarkan Nenek sakit begitu saja!"

Jira : "Ayo kita lakukan"

Jira dengan keputusasaannya tanpa berpikir panjang langsung menyetujui ide tersebut, Namun sejenak, Hans berpikir menggaruk kepala belakangnya, merenungi perkataan Mina.

Hans : "Baiklah, ayo pergi diam-diam! Jangan sampai Nenek tahu!"

Karena kebutuhan makanan yang menipis, dan Nenek sedang sakit. Hans, Mina, dan Jira pun membuat rencana.

Hans : "Kita akan mengambilnya besok".

Mina : "Tidak ada waktu, bukankah mereka akan mengirimnya?"

Jira : "Baiklah, aku akan memeriksa tempatnya, terlebih dahulu"

Hans : "Aku mengandalkanmu Jira"

kemudian Hans dan Mina kembali masuk, melihat Nenek yang sedang sakit.

Mereka berdua menunggu di sampingnya, beberapa jam kemudian tiba-tiba Nenek membuka matanya perlahan.

Mina : "Nenek sudah bangun?" (Segera pergi mengambil segelas minum)

Hans : "Hei Nenek sudah sadar, apakah Nenek baik-baik saja".

Nenek Yunija : "Maafkan Nenek, kalian jadi harus ikut menderita karena Nenek". (dengan nada yang lemas memandang ke arah mereka bertiga, dengan tatapan sedih).

Hans : "Nenek sebaiknya, istirahat saja biar kami yang akan mengurus semuanya"

Lalu Mina memberi segelas air kepada nenek.

Hans : "Bisakah Nenek tidak sakit lagi?"

"Kami lebih menderita jika melihat nenek terbaring seperti ini!"

Nenek Yunija : "Kalian dasar anak berandal".

"Apakah kalian sebegitunya mengkhawatirkan Nenek?" (sambil tersenyum).

Mina & Hans : "Tentu saja".

Hans : "Jika nenek sakit siapa yang akan mengurus kami"

Nenek Yunija : "Ke mana Jira?"

Mereka berdua pun saling memandang, lalu Mina mengambil inisiatif untuk berimprovisasi.

Mina : "Dia keluar sebentar"

"Jangan kawatir, sebentar lagi dia akan pulang"

Nenek Yunija : "Kalian tidak melakukan hal yang gegabah kan selama Nenek sakit?"

"Nenek mempunyai insting yang kuat" (Dalam hati Hans berkata).

"Eiigrh nggak Nenek, kita kan sudah menjadi anak yang baik"

"Apakah Nenek membutuhkan sesuatu?

"Biar kami mencarinya"

"Tak usah, Nenek tidak membutuhkan apapun"

"Nenek mau istirahat lagi, supaya bisa bekerja lagi"

Mereka berdua menunggu sampai Nenek terlelap lagi, lalu Jira datang.

"Ada yang aneh Hans"

Hans : "Maksudmu?"

Jira : "Sepertinya ini bakalan mudah Hans"

"Ayo cepat"

Hans : "Baiklah"

"Sebentar aku mau ngambil tas dulu"

"Ambilkan yang kita Hans"

"Baiklah"

Diam-diam mereka bertiga pergi tanpa memberi tahu Nenek.

Nenek yang sedang terbaring, menyadari mereka akan berbuat sesuatu, Nenek lalu berdiri dengan tenaga yang tersisa.

Nenek Yunija :"Bocah apa yang akan kalian lakukan?" (Nenek berbicara dengan kekawatirannya).

Mina : "Nenek, belum tidur?"

Hans : "Jangan khawatir Nenek, kita akan keluar sebentar".

Nenek Yunija : "Aku peringatkan, jangan sampai kalian, membuat kekacauan! Kalau tidak, Nenek akan marah besar kepada kalian"

Hans : "Iya Nenek, sebaiknya Nenek istirahat, dan jangan khawatirkan kami".

***

Tiba di tempat sebuah penyimpanan persediaan makanan yang siap dikirim entah ke mana, lalu mereka bertiga, berdiam di sebuah gerobak, alat yang membawa barang-barang.

Di sana terdapat sebuah makanan, buah-buahan, dan obat-obatan yang ditumpuk tanpa penjagaan, tidak seperti biasanya yang selalu dijaga oleh beberapa orang.

Hans : "Ada sesuatu yang tidak beres".

"Ini tidak seperti biasanya".

Hans, mempunyai firasat buruk tentang itu, namun melihat kondisi Nenek saat ini, mereka tidak punya pilihan lagi.

Mina : "Di mana para pereman itu?" (bertanya-tanya).

Jira : "Bukankah ini, hal yang bagus, Ayo kita ambil sebelum mereka datang".

Hans : "Jira, bukankah kau harus memeriksanya terlebih dahulu".

Hans, ingin memastikan bahwa, situasinya memang benar-benar aman.

Jira : "Baiklah aku akan ke belakang memeriksanya, Hans kamu berpikir, sama sepertiku kan?"

"Aku akan bersiul ketika situasinya aman".

Mereka berdua mengangguk yang dikatakan Jira.

***

Kemudian Jira bergegas memeriksa gudangnya satu persatu.

Dengan bingung, di gudang ternyata Jira, tidak menemukan, satu orang pun, lalu, Jira tanpa ragu bersiul, untuk memberikan tanda aman kepada mereka berdua.

Hans dan Mina, beralih dengan cepat membuka tasnya, dengan cepat, mereka memasukkan makanan dan obat-obatan sebanyak-banyaknya.

Tiba-tiba terdengar sebuah tepuk tangan dari jauh, Hans bisa melihat seseorang mendekatinya dengan bertepuk tangan.

Bima : "Ternyata kalian lagi, sudah kubilang jangan pernah menunjukkan wajah kalian lagi hah".

"Tikus yang masuk dalam perangkap, Teknik ini sangat mudah untuk menangkap tikus". (dengan tawanya, yang meremehkan).

Mina dengan wajah kawatir, berkata kepada Hans.

Mina : "Hans, apa yang kita harus lakukan?"

Hans : "Lari, dari sini secepat-cepatnya Mina! aku akan melindungimu!"

"Cepat pergi!"

Mina : "Kau sudah gila, bagaimana denganmu dan Jira?"

Hans : "Prioritas kita untuk membawakan obat untuk Nenek!"

"Kita berdua akan kembali, tenang saja". (Dengan tatapan tajam)

Mina : "Baiklah, tapi kau harus berjanji Hans!!"

Hans, hanya mengangguk.

Mina pun mengambil tas yang di bawa Hans, kemudian Mina berlari, membawa dua tas penuh makanan dan juga obat dan meninggalkan tempat.

Tiba-tiba sekelompok anak buah Bima, datang mencegahnya.

Bima : "Kalian, tidak akan pernah bisa, pergi ke mana-mana, seperti tikus yang sedang terjepit".

Mina : "Hanssss"

"Bagaimana ini"

Hans dan Mina terkepung tidak ada jalan bagi mereka untuk kabur, kemudian tiba-tiba terjadi sebuah ledakan.

"BOOM!.."

Hans dan Mina terkejut, bahkan Bima dan anak buahnya yang kocar-kacir oleh ledakan-ledakan yang terjadi.

Hans : "Apa yang terjadi!!"

Bima : "Sialan, bocah itu!! Aku akan membunuhnya!!" (dengan nada kesalnya)

Terlihat Jira sedang melemparkan beberapa petasan, membuat preman itu teralihkan.

Jira : "Cepat lari bodoh!!"

Jira yang berteriak kepada mereka berdua, lalu Hans dan Mina, yang melihat celah itu langsung melarikan diri secepat-cepatnya.

Bima yang melihat keadaan tak terkendali ini, membuatnya marah.

Bima : "Woi, jangan sampai anak-anak itu kabur!!" (Bima berteriak kepada anak buahnya).

Anak buah Bima yang lengah segera merangkak mendapatkan kaki Hans yang hendak kabur berlari, lalu Hans, menendang tangannya untuk meloloskan diri.

Setelah lolos, di depannya ada beberapa lagi para anak buahnya yang menghadangnya, situasi yang sangat tegang bagi Hans dan Mina.

Dengan cepat, Mina dan Hans menggocek para anak buahnya, tanpa para anak buahnya menyadari, Hans dan Mina sudah melewatinya, dan berlari menjauh.

Bima : "Aeeeggrrh, goblok!! Kejaaar mereka!!" (memarahi anak buahnya yang lalai).

Hans: "Mina kita harus berpisah!!"

Tanpa berpikir Panjang, Mina, langsung menyetujuinya.

Mina : "Hans berhati-hatilah!!"

Mereka pun berpisah ke dua arah yang berbeda, membuat bingung Bima dan anak buahnya.

Bima : "Aku akan mengejar dia (Hans)!!"

"Aku akan memburunya seperti babi".

Bima lebih memilih mengejar Hans, ketimbang mengejar, Jira dan Mina.

"Kalian tangkap mereka, jangan sampai lolos!!"

Sebuah petasan masih terdengar. Jira pun, kabur, berlari ke arah sisi yang berbeda dengan Hans dan, Mina.

Hans yang sedang dalam kejaran, berusaha meloloskan diri dari Bima dan anak buahnya menjatuhkan benda yang ada di sekitarnya, untuk memperlambat Bima dan anak buahnya.

Beberapa anak buahnya, langsung terjatuh.

"Bag Bug Bug"

Tapi, tidak untuk Bima yang mempunyai kemampuan, jadi dengan mudah Bima, menyingkirkan benda-benda itu dari hadapannya.

Bima : "Kamu tidak akan lolos kali ini bocah tengik!!" (berteriak keras).

Kekacauan pun terjadi, warga yang melihatnya pun masuk ke rumahnya masing-masing menutup jendala, pintu seolah-olah mereka menutup mata dengan apa yang terjadi.

Hans dengan seluruh tenaganya, berlari menjauh dengan cepat menuju hutan.

***

Hans, dengan tenaga yang terbatas, menjadi melambat, ketika Hans, menengok ke belakang.

Bima dan anak buahnya, mendekat lebih cepat dari pada yang diduga oleh Hans.

Hans : "Sialan, mengapa mereka, berusaha sangat keras!'"

"Aku sudah tidak bisa lagi, sialaaaan"

Hans yang masih dalam keadaan terengah-engah pun akhirnya tertangkap.

Bima menendangnya sampai Hans terjatuh ke tanah, kemudian anak buahnya, memukulinya hingga babak belur.

Setelah Hans dipukuli, Bima meminta ganti rugi atas perbuatannya.

Bima : ''Bocah, kamu harus membayarnya, aku akan memberimu pelajaran yang setimpal!!''

"Di mana rumahmu?? Orang tuamu harus mengganti rugi atas semuanya!!"

Anak buahnya di belakang lalu berbicara.

"Aku tahu rumahnya di mana, dia tinggal Bersama Nenek tua itu".

Hans : "Ku-kumohon jangan, jangan libatkan Nenekku!"

"Nenekku sedang sakit, aku akan berbuat apa pun untuk menanggungnya".

Hans yang memohon, sambil memegang kaki salah satu preman sampai badannya terseret.

Bima : "Diam kau anak sialan, Anak tidak berguna, mati saja kau!!"

(Preman itu berteriak sambil menendang Hans hingga babak belur)

"Kamu akan tahu, bagaimana hukum dunia ini berjalan".

"Aku akan memberimu pelajaran".

Bima dan anak buahnya pun pergi meninggalkan Hans.

Tanpa disadari, ada seorang gadis yang sedang memperhatikan Hans, yang sedang dipukuli, akhirnya setelah preman itu pergi dia pun menghampiri Hans.

"Hei, kau baik baik saja?" (gadis itu bertanya kepada Hans).

Hans : "Aku tidak bisa melindunginya!" (Sambil menangis dan setengah sadar).

"Melindungi siapa? Apa maksudmu?" (gadis itu yang panik sekaligus kebingungan).

Hans : "Nenekku, kumohon selamatkan Nenekku! Dia sedang sakit"

"Siapa saja kumohon , kumohon tolong Nenekku!"

Hans, pun pingsan tak sadarkan diri.

"Hei apa maksudmu? Nenek siapa? Di mana?" (Sambil menggoyang-goyang badan Hans).

Gadis itu, bergegas, berlari sambil berteriak memanggil-manggil ayahnya.

"Ayah, Ayaaaaah!!!" (berteriak dengan keras)

"Apa sih teriak-teriak!! Ada apa?" (Ayah gadis itu, membuka pintu rumahnya)

Hana : "Ada seorang anak, yang pingsan di sana, dipukuli sangat keras Ayaaah, tolong selamatkan dia Ayaaah". (Gadis itu, menarik-narik baju ayahnya)

"Di mana? Di mana dia? Kau tahu tempatnya?"

"Di sebelah sana ayah!" (gadis itu menunjuk tempat di mana Hans dipukuli)

"Ayo, pergi!" (Sambil bergegas menuntun tangan Hana)

"Ya Tuhan, apa yang terjadi?" (bertanya kepada gadis itu)

"Dia, dipukuli oleh beberapa orang Ayah"

Kemudian Ayahnya menggendongnya, dibawa ke rumahnya untuk diobati.

Hans dibaringkan di sebuah kasur.

Ayahnya kemudian, memandang gadis itu.

"Apa kau kenal anak ini?"

Gadis itu menggelengkan kepalanya.

Keesokan harinya, Hans pun, tersadar, sambil berteriak

"Nenek, tidaaaak, Nenek!" (dengan sontak Hans berdiri setengah badan).

Hans : "Aku di mana" (Sambil terengah-engah).

"Kau, sudah sadar!?"

Gadis itu pun, berteriak memanggil ayahnya untuk memberitahu, bahwa Hans, telah sadar.

Ayahnya yang sedang bekerja memotong kayu di luar rumahnya akhirnya menghampirinya setelah mendengar anaknya.

"Apa kau sudah sadar!?"

Hans : "Aku ada di mana? Maaf, aku harus segera pergi!"

Sambil memaksakan badanya yang sedang terluka, turun dari kasurnya dan berjalan dengan kakinya yang pincang.

"Kau, mau ke mana? kau, tidak akan bisa pergi dengan keadaanmu, yang seperti ini!"

Sambil menghalangi, Hans, yang keras kepala.

Hans : "Aku harus pergi! jangan halangi aku!"

Hans pun terjatuh ke tanah, karena memaksakan badanya yang sedang terluka.

"Aku harus segera menyelamatkan Nenekku!"

"Sekarang, kau harus tenang dulu!? Kau tidak akan bisa menyelamatkan Nenekmu dengan keadaanmu sekarang"

Hans pun akhirnya tenang

"Hana cepat ambilkan minum!" (Ayahnya menyuruh gadis itu)

Hana : "Baik Ayah!"

"Sebenarnya apa yang terjadi pada Nenekmu?" (Ayah gadis itu bertanya kepada Hans)

Hans : "Nenekku sedang sakit dan aku harus segera menemuinya!"

"Baiklah, kau bisa menemui nenekmu setelah keadaanmu pulih besok".

Hans : "Sebenarnya paman siapa? Kenapa aku ada di sini?"

"Aku Jack, dan gadis itu Hana adalah anakku, Hana yang memberitahuku bahwa kau sedang dalam keadaan bahaya".

Hans : "Hai, aku Hana". (sambil memberi segelas air keadaan Hans).

Hans : "Aku Hans, terima kasih, sudah menolongku!"

Hana : "Ngomong-ngomong, kenapa kamu dipukuli oleh orang-orang menyeramkan itu?" (Hana bertanya penasaran).

Hans : "Aku mencuri persediaan makanan dan obat-obatan, untuk Nenekku, dan mereka pergi ke rumahku, aku takut terjadi sesuatu terjadi pada Nenek''

Jack : "Malang sekali, kau nak!"

"Sebaiknya kau istirahat saja, agar besok lukamu membaik''

***

Keesokan harinya, akhirnya keadaan Hans membaik, Jack pun bersiap mengantarkan Hans.

Jack : "Apa keadaanmu sudah membaik?"

Hans hanya mengangguk.

Hans : "Paman, kenapa paman menutupi mukamu?" (bertanya kepada Jack dengan penasaran kenapa paman Jack menggunakan pakaian sweter bertudung yang menutupi mukanya).

Jack : "Aku seharusnya tidak menginjakkan kakiku di negeri ini lagi".

"Karena aku sudah berjanji untuk mengantarmu, jadi begilah hahaha"

Hans : "Apakah paman seseorang yang terkenal?"

Jack : ''Tentu saja, semua orang didesa itu mengenaliku''

Hana : "apakah aku boleh ikut?''

Jack : ''Sudah, kau jaga rumah saja!''

Hana : ''Ah ayah!''

''Hati-hati yah kalian dadah Hans, semoga nenekmu baik-baik saja''

Hans : ''Terima kasih sudah menolongku Hana'' hans pun mengayun kan tangannya

Hans dan Jack pun pergi.

***

Ketika tiba di rumah, Hans melihat dengan tatapan yang sangat terkejut.

Hal yang tidak di harapkan Hans pun terjadi, Hans melihat neneknya tergeletak di tanah dan kondisi rumahnya yang habis terbakar sudah menjadi arang.

Hans, berjalan pelan menuju nenek yang sedang terbaring di tanah.

Hans pun, memegangi kepalanya, berteriak menangis histeris.

Hans : "Nenek.. nenek.. bangun! Kenapa Nenek tidur disini!''

Hans pun berusaha terus membangunkan Nenek yang sudah tidak bernafas lagi.

Ayah Hana yang melihatnya pun menghampirinya dan memeluk dengan kedua tangannya.

Hans : "Aku akan membunuh mereka semua, aku bersumpah!!!" (kemarahan yang tidak bisa di kontrol lagi)


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login