Download App

Chapter 29: Girls Talk

"Weits... nongol lagi nih lo! Kemana aja ngga kelihatan?" tanya Sisi pada Tama yang sekarang tengah berkumpul lagi bersama mereka.

"Maaf, cafe lagi butuh perhatian banget kemarin ini, jadi tiap pulang kuliah aku langsung kesana," jawab Tama.

Mimi menatap Tama sekilas. Hatinya lega, karena ternyata Tama bukan menghindarinya.

"Kapan dong kami diundang ke Cafe lo?" kata Sisi lagi.

"Silahkan datang kapan aja. Tiap hari buka kok. Mau sendiri silahkan mau rame-rame juga silahkan."

"Ya kali sendirian Tam, enak rame-rame lah. Mati gaya kalau nongkrong di cafe sendirian," masih Sisi yang menjawab.

"Mi, Rani titip salam buat kamu. Katanya dia kepengen banget ketemu sama kamu," kata Tama sambil menatap Mimi.

"Eh iya, nanti aku telepon Rani deh! Aku juga kangen sama dia."

Tama tersenyum lalu meneruskan mengobrol dengan yang lain.

"Besok sepulang kuliah aja kita ke Cafe nya Tama," ajak Edo.

"Boleh!" kata yang lain.

"Aku minta maaf ya ngga bisa gabung. Sabtu ini aku udah janjian sama Mba Maya mau nganterin dia ke salon," kata Mimi

"Cieeeh sekarang punya temen nyalon ya Mi? Enak lo punya kakak perempuan. Habis ini punya adek perempuan," goda Sisi.

"Adek perempuan? Siapa?" tanya Edo.

"Rani.Iya kan Tam?" goda Sisi.

Tama hanya tersenyum kecil, sedang Mimi tak mau repot menanggapi.

---

"Assalamu'alaikum Kak Mimi!" terdengar suara riang dari seberang telepon.

"Wa'alaikumussalam. Hai Rani, apa kabar?".

" Baik Kak, kakak lagi sibuk? Kuliah sampai jam beraoa?".

"Ini baru selesai. Ngga ada acara lagi. Ada apa Ran?".

" Ketemuan yuk!".

"Boleh, dimana?".

" Hmmm... di PIM aja gimana Kak? Aku tunggu di foodcourt nya."

"Okey! Aku langsung otw nih!".

Satu jam kemudian mereka sudah asyik makan sambil mengobrol.

" Kak Mimi sekali-kali nginep dong di rumah aku!".

"Waaah ngga enak dong Ran, kan ada Tama. Nanti disangka macam-macam."

"Ya ngga lah Kak, Kak Tama kan ngga tinggal di rumah. Jadi ngga bakal di curigai."

"Tetap aja ngga enak ah. Mendingan kamu yang nginep di rumah aku," usul Mimi.

"Hmmmm.... boleh juga sih!".

" Kalau Sabtu gimana?".

"Ngga bisa Kak, aku mau ikut kajian hari minggunya."

"Kajian?".

" Iya kajian." Rani terdiam sejenak seperti teringat sesuatu. "Kak Mimi ikut aja yuk? Jadi kalau aku nginep, kita bisa berangkat bareng. Gimana?".

" Kajian apa sih?".

"Kajian untuk pengembangan kepribadian aja kok Kak! Nanti yang jadi pembicaranya Kang Abay. Kak Mimi tahu ngga?".

Mimi menggeleng.

" Pokoknya bagus deh! Mau ya Kak?" rayu Rani, yang akhirnya di iyakan oleh Mimi. "Kakak masih sering ketemu sama Kak Tama?".

" Masih, " kata Mimi pendek.

"Kalau sama Mas Pram?".

" Alan? Suka lihat aja sih, tapi ngga ketemu."

"Kalau Kak Mimi sukanya sama tipe seperti Kak Tama atau Mas Pram?".

Mimi tertawa mendengar pertanyaan Rani. " Kok kamu nanya gitu?".

"Kak, aku udah dengar semua tentang Mas Pram dan Kak Mimi dari Kak Tama."

Mimi menatap Rani sejenak, lalu kembali meneruskan makannya tanpa merespon ucapan Rani.

"Ih, Kak Mimi nyuekin aku nih!" kata Rani setengah merajuk.

"Ya aku mau ngomong apa coba? Kamu bilang kan udah tahu, ya udah. Mau diapain lagi?".

" Kak Mimi senang ngga Mas Pram ternyata mau serius sama Kak Mimi?".

Mimi meneguk lemon tea nya, sebelum akhirnya berkata, "kalau aku sih, selama belum ada omongan apa-apa ya aku ngga akan mikirin. Jalani aja seperti biasa."

"Meski kemungkinan Mas Pram itu Lelaki Kabut Kak Mimi?".

" Lho, Tama cerita juga soal itu?".

Rani mengangguk, "kan aku udah bilang, Kak Tama udah cerita semuanya."

"Ya kalau benar Lelaki Kabut itu Alan dan dia jodohku, ngga akan kemana dong ya? Jodoh udah ada yang ngatur. contohnya Bang Rendra sama Mba Maya. Sahabat yang akhirnya jadi suami istri."

"Tapi Kakak memperhitungkan orang selain Mas Pram ngga?".

" Maksudnya?".

"Ya siapa tahu aja, ada kandidat lain."

"Aku belum ada kandidat kok."

"Good!" kata Rani sambil mengacungkan jempolnya.

"Apanya yang good?" tanya Mimi.

"Ya sikap kakak lah!".

" Kalau kamu gimana? Dari tadi aku terus yang diinterogasi."

"Aku kenapa?".

" Kamu pacarnya siapa?".

"Aku ngga pacaran Kak!".

" Hmmmm.... jangan bilang kamu sama seperti Alan?".

"Bukan cuma sama seperti Mas Pram, tapi Kak Tama juga," kata Rani.

"Maksud kamu Tama juga kayak Alan? Bukannya dia cuma belum ketemu yang cocok aja?".

" Ngga Kak! Kak Tama sekarang mau ta'aruf aja katanya," kata Rani sambil tersenyum kecil.

Mimi agak terkejut mendengar perkataan Rani, kemudian dia berusaha untuk tak mempedulikannya. Namun mata elang Rani menangkap raut wajah Mimi yang sempat berubah tadi.

"Jodoh itu katanya ibarat cermin. Kalau kepengen jodoh yang baik, maka kita juga harus berusaha baik. Mungkin Kak Tama sekarang berpikir begitu. Jadi dia sedang berusaha memperbaiki diri. Supaya dapat jodoh yang baik."

"Semoga cepat ketemu deh!" kata Mimi.

"Aamiin... aku juga mengharapkan gitu. Semoga Kak Tama cafe nya lancar. Langsung bisa nikah deh!".

" Nikah? Kuliahnya harus selesai dulu dong!".

"Kayaknya ngga deh Kak! Kak Tama kan udah punya penghasilan sendiri, jadi mau nikah sekarang pun ngga masalah."

Pikiran Mimi menerawang. Berarti Tama tidak mungkin bersamanya. Karena target dia menikah masih lama.

"Aduh, mikir apaan sih nih otak!" kata Mimi sambil memukul pelan jidatnya.

"Kenapa Kak?".

" Ngga apa-apa, otak lagi ngaco aja," jawabnya.

Rani menatap Mimi. Diam-diam dia membaca ekspresi wajah Mimi. Seulas senyum tersungging dibibirnya.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C29
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login