© WebNovel
Su Yayan melayang di udara sambil melihat pemandangan yang bising dan kekacauan di bawah dengan perasaan campur aduk.
Beberapa jam yang lalu, ia masih bersukacita karena akhirnya membantu kebutuhan mendesak perusahaan keluarganya.
Tiba-tiba, sebuah truk besar yang melaju dari arah berlawanan menabrak mobilnya.
Setelah kejadian tragis itu, Su Yayan tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi karena pandangan matanya menjadi gelap. Ketika terbangun, ia sudah menjadi sesosok hantu.
Jiwanya melayang di udara. Tubuhnya yang hancur hingga tak bisa dikenali terbaring di ranjang dingin di kamar mayat rumah sakit.
Orangtua dan kakak laki-lakinya bergegas menghampirinya dan menangis setelah mengkonfirmasi berita kematiannya.
Su Yayan menatap ibunya yang menangis hingga hampir pingsan, ayahnya yang terlihat lebih tua dengan tubuhnya yang kurus dan lemah, serta kakak laki-lakinya yang berusaha tabah dan menenangkan kedua orangtuanya dengan kedua mata sembap.
Timbul penyesalan terhadap keluarganya sekaligus kebencian yang besar terhadap kedua orang itu dan pengemudi truk.
Tiba-tiba ada suara keributan di ujung koridor.
Segera setelah itu, muncul sebuah kursi roda di depan keluarga Su Yayan.
Pria yang duduk di kursi roda itu terlihat tampan dengan alis lurus. Matanya yang berwarna cokelat tampak dingin dan tajam seperti pisau. Pandangan matanya yang tajam membuat orang lain tidak berani untuk membalas tatapannya.
Su Yayan mengenali pria itu, putra Keluarga Huo dari generasi terdahulu, ia yang sering disebut-sebut oleh tunangannya … Paman!
"Apa yang kamu lakukan di sini? Ingin menertawakan keluarga kami?" tanya Su Yuxuan melawan dengan menghadang di depan orangtuanya. Ia menatap pria itu dengan ekspresi tidak ramah. "Keluarga kami tidak menerima Keluarga Huo di sini, keluar!"
Huo Chenhuan tetap diam. Para pengawalnya sudah berkumpul di belakang untuk mengantisipasi jika terjadi sesuatu, melihat sikap emosional yang ditunjukkan oleh Keluarga Su di luar kamar mayat.
Su Yayan tidak menyangka bahwa para pengawal itu akan tiba-tiba bertindak. Su Yayan tak sadar ingin buru-buru membantu. Tetapi ia lupa apabila telah keluar dari raganya, sehingga tidak bisa menyentuh mereka.
Kemudian ia tersadar, meskipun para pengawal itu menahan ayah dan kakaknya untuk menyentuh Huo Chenhuan, mereka tidak akan berbuat kasar terhadap ayah dan kakaknya.
Bahkan jika ayah dan kakaknya meninju dan menendang, mereka tidak akan melawan dengan membiarkan ayah dan kakaknya memukuli dan memarahi mereka.
"Buat apa pria itu datang ke sini?" tanya Su Yayan di dalam hati.
Ketika Su Yayan baru saja memikirkan pertanyaan itu, ia melihat Huo Chenhuan menggerakkan kursi rodanya dan memasuki kamar mayat sendirian.
Pintu kamar mayat tertutup, menghalangi suara keributan di luar pintu.
Huo Chenhuan duduk di ranjang kamar mayat dan menatap jenazah Su Yayan. Sedangkan Su Yayan yang melayang di udara juga menatap Huo Chenhuan.
Dua atau tiga menit kemudian, Huo Chenhuan akhirnya bergerak, mengulurkan tangannya dan menyentuh sisi wajah Su Yayan yang masih utuh.
Matanya yang sedingin es itu berubah menjadi lembut dan bernostalgia untuk beberapa saat. Alisnya menggambarkan rasa kasihan dan penyesalan.
Tanpa mengharapkan Su Yayan bisa hidup kembali, ia tiba-tiba mencondongkan tubuh ke depan untuk mencium bibirnya yang sudah dingin dan tidak berdarah.
Su Yayan terkejut. Ia tanpa sadar menggerakkan tangannya menutupi mulut, seolah-olah ia bisa merasakan ciuman Huo Chenhuan.
"Bagaimana bisa pria ini ... bagaimana dia bisa melakukan hal seperti itu pada jenazahku?! Dia .…"
"Tunggu aku," pria itu berbisik. Suara bisikannya pelan dan dalam, begitu memabukkan dan menggoda.
"Dia menyuruhku menunggunya? Bukankah aku sudah meninggal? Bagaimana bisa aku menunggunya?"
---
Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan.
Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya.
Terimakasih atas pengertian Anda.