Download App
41.37% look at me

Chapter 12: Chapter 12 | Misi Pertama

"Nuke."

Cowok itu mendekat, berdiri di hadapan Nuke sambil terseyum. Sangat manis, Nuke sampai kehilangan akal setiap melihat senyumnya. Dia sangat merindukan waktu dimana dia bisa menceritakan hari-harinya pada cowok itu.

"Kita pulang sekarang?"

Nuke menatap Kenzie tidak enak hati "Sory Zie, gue nggak bisa pulang bareng lagi sekarang."

"Kenapa?."

"Gue ada tugas kelompok," Nuke membuat alasan.

Kenzie menatap ke dalam kelas Nuke, terlihat ada Mela, Kenzo, dan Galang masih duduk di sana menunggu Nuke. Kenzie mengangguk sambil terseyum "Oke, gue pulang dulu kalau gitu, semangat Nuke."

"Kenzie!" panggil Nuke. Kenzie menghentikan langkahnya, berbalik menghadap Nuke kembali.

"Inget besok hari apa?"

Cowok jangkung itu tersenyum, melangkahkan kakinya kembali pada Nuke "Gue nggak mungkin lupa" Kenzie mengelus pucuk kepala Nuke "Besok, pulang sekolah kita main ke cafe, mau?"

Nuke mengangguk, melambaikan tanganya sebelum Kenzie beranjak pergi "I Love You" ucapnya tanpa suara, yang dibalas kedipan sebelah mata dari Kenzie.

Nuke memasuki kelasnya, senyumnya seketika hilang ketika ketiga temanya memandangnya dengan tatapan jengkel "Gue sebagai jomblo merasa tersinggung," celetuk Mela datar.

"Ya elah, Mel, lo kayak nggak pernah pacaran aja deh."

Nuke sudah duduk di bangkunya. Kini mereka berempat sudah duduk di bangku masing-masing. Tatapan mereka nyalang, tertuju pada dua surat yang tergeletak di atas meja. Tidak tau harus berbuat apa, ibarat tersesat di hutan tanpa peta, tanpa kompas, tidak ada arah, bingung harus bertindak bagaimana.

"Gue tau!!"

Ucapan Mela mengintrupsi ke-tiga temanya untuk menatap ke arahnya "Penulis surat ini mungkin nggak ngasih petunjuk di dalem suratnya, tapi nggak menutup kemungkinan, dia ngasih petunjuk di meja Nuke, tempat dimana surat itu ditemukan."

Seketika semua menatap ke meja Nuke "Lo yakin Mel?" tanya Kenzo ragu.

"Yakin seratus persen, kita cari dulu bareng-bareng."

Semua bangkit menuju meja Nuke, meneliti setiap sudut meja tanpa ada yang terlewat sedikitpun. Cukup sulit untuk menemukan petunjuk meyakinkan di meja yang dipenuhi coretan itu. setelah beberapa menit berlalu.

"Nah! Ini dia orangnya."

Mela menunjuk salah satu sisi di meja Nuke, semua menatap kearah yang ditunjukan. Nampak tertulis sebuah nama di situ.

"Ari. B?" ucap mereka bersamaan.

"Lo yakin ini orangnya?"

"Gue yakin Ke, dia sengaja nulis namanya pake cutter atau pemes supaya nggak cepet ilang."

"Darimana lo tau kalau dia nulis pake cutter atau pemes?" Galang belum sepenuhnya percaya dengan hipotesis Mela.

"Gue pernah gitu soalnya," jawab Mela sambil tertawa.

Nuke merasa tidak puas dengan jawaban Mela"Tapi buat apa dia nglakuin itu? kenapa dia nggak tulis namanya langsung di surat?" tanyanya.

"Karena nggak mungkin dia ngomong langsung terang-terangan di saat lo udah suka sama orang lain, dia tau kalau dia hanya akan dapat penolakan dari lo. dan alasan dia nulis namanya di sini, dia pengin lo cari Ke, karena dia tau lo nggak akan pernah liat ke dia, dia pengin buktiin kalau dia lebih tulus dari Kenzie, dia pengin lo tau dengan sendirinya," jelas Mela panjang lebar.

BRAK!!

"Kurang ngajar!"

Kenzo menggebrak keras meja Nuke, semua menatapnya bingung. Kenapa dia marah?

"Berani-beraninya dia corat-coret meja sekolah!" semua menghela nafas malas setelah Kenzo melanjutkan ucapanya.

"Kita harus cari Ari. B!" ucap Galang menggebu.

💌

Waktu sudah menunjukan pukul empat sore. Sudah satu jam berlalu, mereka berempat kini duduk di sebuah bangku panjang di depan kelas.

"Kita udah cek di absen kelas sepuluh sama kelas sebelas, dan nggak ada yang namanya Ari. B," ucapan Nuke mulai terdengar gusar.

"Sabar dulu Ke, masih ada kelas dua belas yang belum kita cek," Mela berusaha memberi semangat pada sahabatnya itu.

Di saat semua hening, sibuk menerka-nerka, seorang cewek berhasil menarik perhatian mereka "Arii! jangan lupa besok lo piket, awas aja kalau lo kesiangan!" teriaknya pada seseorang di dalam kelas.

Saat cewek itu sudah pergi, segera Nuke dan yang lainya bangkit dan menuju kelas dimana cewek tadi berbicara. 12 Ips 5,  Mereka melihat dari luar jendela, nampak seorang cowok berhoodie navy tengah duduk sambil menlis sesuatu.

"Dia pasti Ari. B! liat, dia lagi nuis surat ke-tiga buat lo Ke," tebak Mela.

"Kita samperin dia," Galang dan Kenzo tanpa babibu langsung masuk ke kelas dan mendekati cowok itu.

BRAK!

Cowok itu terlonjak saat Galang menggebrak keras mejanya. Sementara Kenzo dengan sangarnya mencekal kerah hoodie cowok itu dan menarik cowok itu hingga membuatnya berdiri. Tak cukup sampai disitu, Kenzo memepetkan tubuh cowok itu sampai membentur tembok.

Bahaya bukan ini yang Nuke inginkan, dia tidak ingin melibatkan kekerasan dalam masalahnya "Kenzo, kita ngomong baik-baik aja!" lerainya, dia jadi merasa takut.

"Biarin aja Ke! Biar dia ngaku!"

Cowok itu tampak bingung, dia tidak bisa melawan karena sendirian "Apa-apaan nih?" hanya itu yang bisa dia ucapkan.

"Udah deh, lo ngaku aja! Jangan jadi pengecut! Kalau lo suka sama dia ngaku aja langsung! Lo nggak perlu bikin dia kebingungan!" bentak Kenzo pada cowok itu sambil sesekali menunjuk Nuke. Tidak! Kenzo terlalu berlebihan.

"Pukul aja Ken pukul!" Tambah Galang sambil terkekeh, entah anehnya juga Kenzo juga ikut tertawa dengan ucapan Galang. Ya tuhan, kenapa sih mereka nggak bisa serius barang sebentar saja.

"Lo kan yang ngirimin Nuke surat-surat alay itu!" Kenzo kembali berucap.

Kini cowok di cengkraman Kenzo benar-benar bingung sekaligus panik. Karena terlihat Kenzo sudah sangat marah saat ini.

"Lo Ari. B kan?!" sentak Kenzo.

Si cowok semakin bingung "Ari. B?"

"Ari. B!" tegas Kenzo.

Cowok itu menganga menatap Kenzo, tidak mengerti apa sebenarnya yang dipikirkan keempat anak di hadapannya itu.

"Nama gue Ariyanto!" ucapnya tepat di wajah Kenzo.

"Ariyanto?"

"Ariyanto!" tegas si cowok balik. Kenzo melepaskan cengkramanya pada cowok itu. Semua menatap tak mengerti kejadian berusan.

"Jadi bukan lo yang ngirim surat?" tanya Mela memastikan. Dia menatap buku tulis si cowok, terlihat rumus-rumus matematika tertulis di sana, gawat! mereka baru saja salah sasaran.

"Surat? Surat cinta untuk starla? Deket sama cewek aja kagak pernah, apalagi ngirimin surat!" jelas si cowok, dia tampak sangat marah sekarang "Lo mau baku hantam sama gue, sini gue jabanin!" tantangya pada Kenzo.

Kenzo tersenyum canggung "Nggak bang, soryyy" dengan itu mereka berancang-ancang siap berlari.

"Bocah cemen aja belagu!"

Mereka berempat segera ngibrik dari dalam kelas saat si cowok melepas sebelah sepatunya siap-siap menggibeng orang-orang yang berani-beraninya mengganggu ketenanganya.

"IDIOT!!" teriak cowok itu saat mereka sudah ngacir dari dalam kelasnya.

Dengan nafas ngos-ngosan mereka berhenti berlari di parkiran sekolah "Gila," ucap Nuke, nafsanya belum teratur "Awas aja, jangan sampai kita di samperin kakak kelas besok."

"Besok gue nggak berangkat aja deh, ngeri gue," Galang bergidik ngeri mengingat kejadian tadi.

"Lo sih, ken, main sikat aja."

"Gue kan niatnya biar dia ngaku langsung, lo juga Mel! kalau dari awal lo nggak ngotot nuduh Ari. B, kita nggak bakal kayak gini."

"Udah udah! Gue udah males dengernya, mulai sekarang gue nggak mau peduli lagi sama surat-surat itu, maafin gue karena udah ngrepotin kalian," ucap Nuke mengakhiri perdebatan Kenzo dengan Mela "Mending kita pulang sebelum di samperin sama Ariyanto, yuk Mel."

Mereka memutuskan untuk pulang dan mengakhiri masalah ini tanpa hasil. Tapi lebih baik begitu, daripada hal seperti ini terulang kembali.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C12
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login