Download App

Chapter 3: Lelaki yang menginginkanku

Wajah rey begitu akrab dalam pandangan dinda. Bertahun sudah mereka berteman. Rey adalah teman yang sangat dinda syukuri. Kehadiran rey dalam hidupnya membawa dinda keluar dari kubangan kesedihannya. Namun hati dinda selalu berteriak sakit setiap menerima perlakuan rey yang begitu baik dan perhatian.

Perhatian yang diberikan rey padanya tidak hanya bentuk kepedulian rey sebagai seorang sahabat namun juga wujud dari rasa cinta yang sudah berulang kali rey sampaikan pada dinda.

aku adalah wanita bodoh yang tidak bisa mencintai pria sebaik kamu rey, batin dinda.

Bantu aku agar bisa mencintai kamu rey, bantu aku.

Tangan dinda meraih pipi rey, mengusapnya dengan lembut. Dinda sangat ingin menerima rey sebagai kekasihnya tapi dinda tidak bisa. Lelaki seperti rey tidak pantas bersama dengan dirinya. Cinta yang diberikan rey pada dinda sangat tulus dan jika dinda menerimanya maka yang bisa dinda berikan hanyalah kepahitan. Dua tahun sudah dinda mengenal rey dan dalam dua tahun ini pula dinda berusaha untuk mencintai rey. Hatinya tidak bergeming sedikitpun dan dinda mengutuk hatinya untuk itu.

Dering handphone dinda bergema memecah kesunyian. Gelalapan dinda melepas pipi rey dan mencari handphonenya terburu-buru takut membangunkan rey. Dengan cepat dinda menolak panggilan di handphonenya.

" pagi dinda" sapa rey dengan suara serak.

" ehmm, pagi rey" jawab dinda.

" siapa yang menghubungi kamu?" tanya rey.

" ah, bukan siapa-siapa"

" teman kencan kamu semalam?" nada rey sedikit naik. Rey jelas cemburu dan kesal.

" rey..."

" aku tahu. Aku bukan siapa-siapa"

" bukan begitu rey" bantah dinda.

" sampai kapan kamu akan begini din? Apa dengan berkencan dengan semua pria membuat kamu bahagia?" cecar rey.

" aku..."

" kamu apa din?"

" rey, please"

" kenapa kamu bisa berkencan dengan mereka dan bukan aku?" tanya rey yang dibalas dinda dengan tatapan tidak berdaya.

" apa? Kamu takut menyakiti aku?"

" rey"

" kamu sadar tidak dengan kamu begitu kamu malah menyakiti aku?" dinda terdiam mendengarnya. Benar dinda selalu menyakiti rey dan yang lebih buruk adalah dinda tidak bisa melepas rey.

" maafkan aku rey tapi kamu terlalu berharga untuk aku sakiti lebih dari ini"

" terlalu berharga? Aku lebih memilih menjadi tidak berharga daripada harus menyaksikan kamu tidur dengan semua teman kencanmu!"

" REY..." teriak dinda.

" apa? Marah?"

" itu kenyataan din. Kamu merusak diri kamu! kenapa marah?" dinda tahu itulah fakta dari kehidupan dinda tapi mendengar rey mengatakannya terlalu memalukan dan menyakitkan.

" kamu lebih baik pulang rey" ucap dinda.

" oh, setelah kamu tidak butuh aku lagi kamu mengusirku sekarang?"

" bukan begitu rey. Aku tidak ingin bertengkar dengan kamu"

" yah, selalu begitu"

" sebenarnya kamu anggap aku apa?"

" apa din?"

" rey, tolonglah. Aku juga ingin mencintai kamu tapi aku tidak bisa. Aku tidak ingin berpura-pura mencintai kamu karena hanya akan menyakiti kamu"

" jika aku memberi kamu harapan dan pada akhirnya harapan kamu tidak bisa aku penuhi kamu hanya akan merasakan sakit rey, seperti aku. Lihat betapa aku hancur karena harapan yang melambung tinggi. Aku tidak ingin kamu merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan rey"

Rey menghela napas dalam mendengar penjelasan dinda. Kehancuran dindalah yang membuat rey akhirnya bersama dengan dinda. Rasa sakit dimata dindalah yang mendorong rey untuk mau mengenal dinda lebih dalam. Penasaran yang membunuh karena kini rey jatuh sangat dalam mencintai dinda. Setiap rasa sakit yang dinda rasakan membuat cinta rey semakin dalam. Rey ingin menghapus rasa sakit itu dari kedua bola mata dinda. Rasa cinta yang semakin lama semakin egois karena damba.

" lalu, biarkan kita berdua hancur din" kata rey dengan nada lembut. Menatap dinda dengan kesungguhan.

Dinda terkesiap mendengar penuturan rey, hatinya berdenyut sakit melihat rasa sakit yang terpancar dimata rey.

Apa yang telah kulakan!

" rey...aku"

" din, aku cinta kamu. Biarkan aku hancur agar hatiku tidak begitu rakus lagi mengharap balas dengan cinta dari kamu. Hancurkan aku biar hatiku berhenti menjadi serakah"

Tak tahan lagi dinda memeluk rey dengan erat, sangat erat. Dinda begitu mengenal rasa sakit itu, rasa sakit yang terpancar dari mata rey. Dinda tidak sanggup jika rasa sakit itu dialami oleh rey.

"rey, oh rey. Maafkan aku"

" maafkan aku"

Rey balas memeluk dinda dengan sama eratnya. Wanita yang sangat didambakannya untuk selalu berada dipelukannya.

" kamu mau kan din?"

Pertanyaan rey hanya dijawab dinda dengan isakan yang semakin lama semakin kencang. Apa yang harus aku lakukan untukmu rey?. isakan dinda berhenti setelah matahari semakin terik yang terpancar dari celah balkon apartemen dinda.

" kamu jangan menangis terus, lihat mata kamu sudah semakin bengkak"

" hmm"

" aku harus siap-siap untuk berangkat kerja. Kamu juga harus pergi kekantor"

" oke" jawab dinda dengan suara serak.

Rey beranjak pergi, rey tidak ingin mendengar jawaban dinda atas permintaannya. Rey takut jawaban itu akan menghancurkannya dan lebih takut lagi jika jawaban itu melambungkan hatinya hingga tidak bisa berpijak lagi.

" bye din"

" bye rey"

Rey merasakan kelegaan dalam dadanya karena dinda juga tidak memberi jawaban padanya. Rey bisa menunggu selama apapun asalkan dirinya tetap berada disisi dinda. Cinta itu menyakitkan bagi rey, berada disisi dinda tampa bisa meraih dan masih tak sanggup untuk berpisah. saat rey menggenggam gagang pintu dinda memanggilnya.

" rey" tubuh rey seketika tegang.

" ya din" jawab rey tanpa membalikkan badannya.

" terima kasih"

" ya" jawab rey dengan cepat dan langsung membuka pintu. Kabur. Rey takut dinda akan melanjutkan perkataannya.

Dinda menatap pintu yang tertutup dengan bunyi debum yang halus. Dinda mengetahui jika rey takut dengan jawaban dinda. Dinda juga takut dengan hatinya yang egois karena hatinya menginginkan seseorang menjadi hancur seperti hatinya. Kahancuran itu membuat rasa lega dihati dinda karena rasa kesepian yang selama ini menaungi hidupnya tidak lagi kesepian karena mengetahui hati yang sama hancurnya seperti hatinya menemaninya.

Perasaan itu begitu kuat hingga dinda merasa ngeri dengan dirinya sendiri. Betapa jahat dirinya yang sebenarnya. Betapa kejam hati yang hancur, batin dinda. Hembusan berat dinda lepaskan dari bibirnya. Dinda harus bersiap untuk bekerja, tampa bekerja dirinya tidak hanya hancur tapi akan menjadi sampah.

Didalam taksi online yang dipesan dinda, dinda memikirkan perkataan rey tadi. Memikirkan segala kemungkinan yang bisa mereka raih bersama dan juga segala kegagalan yang mungkin terjadi. Pada akhirnya dinda memutuskan.

' rey, nanti kita makan malam di apartemenku ya. See you'

Kirim. Dinda mengirim pesan itu pada rey lalu notifikasi terkirim muncul dilayar handphonenya. Setelahnya dinda bersandar dengan lelah dan memejamkan matanya.

Mengapa hidup terasa begitu panjang?


CREATORS' THOUGHTS
SakamiStory SakamiStory

hai semua.

jangan lupa kasih vote dan komen ya??

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login