Download App

Chapter 3: BAB 3 - LYORA IS MINE

"Sean..." lirih Lyora melihat apa yang tengah Sean lakukan.

Sean mematung ditempat, mendengar suara yang sangat familiar di indera pendengarannya. Bahkan Sean merasa sulit untuk membalikan tubuhnya. Darah yang sudah bercucuran dimana-mana, seorang pria yang tengah berteriak kesakitan dengan api yang membakar tubuhnya. Dua hal yang Sean pikirkan, apa Lyora calon istrinya sudah mulai mengingat semuanya? Lantas, apa Lyora akan marah dengan aksinya kini?

Perlahan namun pasti, Sean membalikan tubuhnya. Dalam hatinya bersumpah serapah atas para bodyguard yang tidak becus hanya sekedar memperketat penjagaan. Jika sudah begini, Sean yakini jika dirinya akan semakin sulit meyakinkan Lyora.

***

"Hey! sendirian saja?" tanya seorang pria yang tidak Lyora kenal. Karena dirinya tak mengenal pria itu, Lyora lebih memilih mengacuhkannya dengan terus berjalan. Mengapa ada banyak sekali pria brengsek di dunia ini? Pikir Lyora.

"Jangan terlalu jual mahal denganku, katakan berapa harga yang kau inginkan untuk satu malam?!" tanyanya dengan nada tegas masih berada di dalam mobil sembari mengikuti Lyora yang tengah berjalan seorang diri.

Lyora menghentikan langkahnya, menatap pria itu dengan tatapan tajam, "Kau pikir aku wanita apa!!!"

Mendengar itu, ia hanya terkekeh geli menanggapi apa yang Lyora katakan. Mungkin pria itu berfikir jika Lyora masih malu-malu untuk mengungkapkan apa yang ingin dirinya lontarkan.

Pria itu menghentikan mobilnya, tanpa memberi celah pada Lyora untuk lari, dia bergegas keluar dan menarik tangan Lyora untuk masuk ke dalam mobil. Bahkan dengan susah payah Lyora menarik diri namun apalah daya kekuatan perempuan tidak sebanding dengan kekuatan laki-laki. Lyora meringis kesakitan saat dengan sekali hentakan pria itu mendorong tubuhnya ke dalam mobil.

"JANGAN SIALAN!!!" Lyora memberontak sembari berteriak histeris.

Plak!

Satu tamparan mendarat mulus dipipi Lyora, tentu saja wanita itu menangis, menggambarkan dengan jelas jika rasa sakit yang diterimanya sangat terasa.

"Ini hukuman untuk kau yang terus menolakku," ucapnya sembari terkekeh.

PLAK!

"Dan ini hadiah atas sumpah serapah yang kau lontarkan!"

Lyora yakin, ini akhir dari segalanya. Lyora takut namun dirinya tak dapat memberontak karena tubuhnya ada dalam kekangan pria brengsek itu.

PLAK!!!

Satu tamparan lagi yang tentunya lebih keras dari sebelumnya membuat Lyora malah semakin terisak.

"Malam ini, tubuhmu akan menjadi milikku sayang," kekehnya namun Lyora hanya diam sembari dengan susah payah melawan.

"TOLONG!!!" teriak Lyora.

Percuma saja, karena mereka berada di tempat yang sangat sepi. Bahkan pria itu benar-benar tak peduli dengan teriakan Lyora.

Sembari mengacuhkan Lyora pria itu tampak meraih borgol berniat memasangkannya pada tangan Lyora.

Sedari tadi pula Lyora memberontak meminta dilepaskan. Tetap saja, seolah permintaannya hanya angin lalu membuat pria itu semakin gencar memasangkan borgol di tangannya.

"Namaku Dave, kau harus memanggilku Dave saat di ranjang nanti," ucapnya saat setelah borgol berhasil terpasang.

Pria yang mengaku sebagai Dave itu bangkit, membuat Lyora dapat bernafas dengan lega walau dirinya masih terisak ketakutan. Namun pandangan Lyora terpaku pada Sean yang baru saja datang dengan wajah datarnya.

Pakaian yang sedari tadi Lyora lihat, masih terpampang di tubuh atletisnya walau kini sudah terlihat lebih berantakan, Lyora dapat melihat sisi iblis seorang Sean membuat dirinya tentu saja sangat ketakutan.

Disisi lain, Dave yang tidak dirinya kenal. Disisi lain pula ada Sean seorang pembunuh yang saat ini dirinya takuti pula.

Ya-- walaupun Sean merupakan calon suaminya.

"Dave, kupikir kau tak akan mengkhianatiku," ucap Sean menatap tajam ke arah Dave. Terkesan dingin namun begitu menyeramkan.

Sean mendekat pada Dave, dengan sebelah tangannya yang sengaja ia masukan kedalam saku celana. Dengan gerakan cepat Sean menarik dasi Dave hingga pria itu berjinjit karena tubuhnya yang jauh lebih pendek dari Sean.

"Maafkan aku-- Tu-- tuan. Aku pikir wanita itu bukan milikmu," ucapnya terbata-bata.

Tuan? Sial, Lyora tak tau siapa pria itu.

BUGH!!!

Satu pukulan mengenai wajah Dave-- pria brengsek yang kini tak dapat mengatakan sepatah kata pun lagi.

"Bawa dia!" suruh Sean pada bodyguardnya yang saat itu juga dapat diangguki.

Dengan sigap bodyguard yang Sean magsud berjalan ke arah Dave.

Sedangkan Sean-- pria itu berjalan ke arah Lyora yang masih terlihat ketakutan dengan borgol yang terpasang rapi di kedua tangannya.

Hanya dengan melirik salah satu bodyguardnya dan dengan sigap bodyguard yang sempat Sean lirik itu memberikan beberapa kunci borgol yang mungkin dapat Sean gunakan untuk membuka borgol itu.

Cklkkk-- borgol terbuka dengan begitu mudahnya, namun Lyora masih tak dapat menatap Sean yang terlihat begitu marah dengan tatapan tajam pria itu.

"Kau sudah mulai nakal ternyata," ucap Sean lembut namun terdengar sangat mengerikan.

Cup! Satu ciuman mendarat tepat di bibir pink alami milik Lyora. Hanya ciuman kilat namun mampu membuat jantung Lyora berdetak lebih cepat dari biasanya.

Sean menyingkabkan kemeja putih miliknya yang tengah digunakan oleh Lyora, seketika tatapan tajam itu kembali terpasang di wajah Sean yang sialnya malah terlihat berkali-kali lipat lebih tampan di mata Lyora.

"Kau bahkan kabur tanpa mengenakan short," ucap Sean dingin.

Mendengar itu sontak Lyora menepis kasar lengan kekar Sean, ia malu-- amat sangat malu, ya walaupun dirinya masih mengenakan CD.

Tanpa mengatakan apapun lagi, Sean meraih tubuh Lyora sembari menggendongnya ala bridal style. Ayolah, Lyora tak dapat memberontak lagi, ia tau dan ia ingat apa yang akan Sean lakukan jika ia berani membangkang apa yang Sean katakan.

Sean memasuki mobil Ferarri terbaru yang ia bawa, tanpa berniat menurunkan Lyora terlebih dulu membuat Lyora sedikit menggeliat dalam gendongan Sean.

"Apa kau membunuh seseorang-- lagi?" tanya Lyora hati-hati saat Sean sudah mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Sean menatap Lyora penuh kasih sayang, satu tangannya ia gunakan mengusap punggung Lyora yang masih terbungkus oleh kemeja putih yang wanita itu kenakan, "Sekarang kau mengingatku sayang?"

Bukan, bukan itu jawaban yang Lyora inginkan.

"Aku mengingat semuanya dan aku mengingat bagaimana caramu membuatku jatuh cinta dan mengklaim ku sebagai milik mu pada saat itu!" cerocos Lyora kesal. Ya, dulu-- Sean mendapatkan Lyora dengan cara yang kotor. Ia sudah menyukai wanita itu sejak mereka berada di universitas yang sama.

Sean yang tak pernah jatuh cinta hingga pada saat itu sedangkan Lyora-- gadis lugu yang bahkan memilih menyembunyikan dirinya tanpa ingin dikenal oleh banyak orang.

Ancaman dan segala cara pun tak urung Sean lakukan. Namun meski begitu Sean belum pernah merenggut mahkota gadisnya itu-- ia berjanji agar selalu menjaga Lyora sampai mereka mendapat status suami-istri yang sah secara hukum.

Bagaimana dengan Dave, tentu saja Sean memiliki rencana lain untuk Dave-- pria yang sudah berani menakuti gadisnya itu. Sekalipun pria itu belum sempat menyentuh Lyora, namun tetap saja Dave sudah melakukan kesalahan. Sean pastikan Dave akan terpaku dengan kejutan yang ia berikan.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C3
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login