Chapter 18: Melepaskan Musuh untuk Menangkapnya Kemudian

"Kau berani macam-macam denganku? Sedih sekarang?"

Di malam yang ricuh, suara pria yang sinis dan angkuh itu bagaikan pisau bermata tajam, menusuk gendang telinga Lin Qian. Kepahitan yang dialaminya bagaikan binatang buas yang terperangkap di dalam tubuhnya, siap menerkam kapan saja.

Namun dia menahannya.

Ketika musuhmu baru saja mengalahkanmu, namun kau tidak dapat membalasnya, apa yang seharusnya kau lakukan?

Paling tidak, jangan memberikan kesan kepadanya bahwa dia telah berhasil mengalahkanmu.

Lin Qian tetap terdiam sambil memegang teleponnya.

...

Di ujung lain sambungan telepon itu, Chen Zheng dikelilingi oleh kemaksiatan, menggenggam teleponnya dan menyeringai.

Dia benar-benar menunggu reaksi Lin Qian.

Tak disangka, di ujung sana tetap sunyi. Bahkan tidak ada suara napas yang dapat terdengar.

Mendadak, dia mendengar suara tawa kecil. Nadanya sangat ringan, seperti seseorang yang sedang mencibir.