Download App

Chapter 23: Fakta Yang Sebenarnya

"Aku tahu kamu selalu memikirkan ku

Selalu memberikan warna dalam hidupku

Memastikan bahwa aku selalu tersenyum

Tapi

Aku tidak tahu

Ternyata hidup mu sangat penuh dengan cobaan

Kamu kuat

Aku bangga kepada mu"

Ainun tersenyum tulus kepada Guntur

Hari senin adalah hari memulai kembali aktivitas yang dilakukan setelah libur. Hari yang paling tidak disukai oleh para siswa-siswi, para pekerja atau bahkan mahasiswa perkuliahan yang akan disibukkan oleh tugas-tugas.

Setelah upacara selesai, semua siswa-siswi SMP dan SMK Matusha memasuki kelas untuk memulai pelajaran kembali. Aku duduk di kursi tempat duduk ku sambil mengibaskan tanganku yang panas sekali setelah upacara.

"Nun" Dari arah belakang Dayat memanggilku dengan kencang.

Aku menengok kearah Dayat "kenapa?"

"Si Guntur ga masuk?" Tanya Dayat penasaran.

Aku mengerutkan keningku "lho kok nanya sama aku? Kirain Dayat tahu si Guntur kenapa ga masuk" Aku menjawab pertanyaan Dayat dengan bingung.

"Ikhh tapi Guntur ga bilang apa-apa sama Dayat, Nun" Dayat pun ikut bingung.

"Coba tanya Haris, biasanya dia tahu si Guntur kenapa ga masuk" Aku menyuruh Dayat untuk bertanya kepada Haris yang sedang duduk di samping Rina.

"Ris" Panggil Dayat sambil melihat kearah Haris.

Haris menengok "weits"

"Si Guntur kenapa ga masuk?" Tanya Dayat.

"Biasalah" Jawab Haris yang tidak aku mengerti.

"Biasa apa?" Tanya aku bingung.

"Itu lah, Nun. Lagi capek sama urusan dunia" Jawab Haris yang membuat ku semakin tidak mengerti.

Aku melihat kearah Dayat meminta penjelasan apa maksudnya dari perkataan Haris.

Dayat hanya tersenyum menampilkan giginya "itu, Nun. Guntur habis minum"

Aku yang mendengar jawaban Dayat terkejut. Tidak tahu perasaan aku harus menampilkan seperti apa, haruskah aku marah padanya? Atau kasian padanya?.

"Si Guntur emang" Aku mendumel pelan.

"Sabar yah, Nun" Ucapan Dayat sambil menepuk-nepuk pundak ku.

Aku menepis tangan Dayat dari pundak ku dan memandang Dayat dengan tatapan segit.

"Busyet dah, Nun. Tenang jangan marah. Ada juga Ainun harus nenangin Guntur. Yah, gimana yah Nun. Hidup dia memang pahit dan selalu ada masalah. Makanya tolong selalu sport yah, Nun. Dia butuh dukungan dari seseorang yang dia anggap spesial" Dayat menasehati aku dengan sabar.

"Yah, tapi kan ga harus gitu juga" Aku masih tidak terima dengan apa yang sudah Guntur lakukan.

"Nun, Dayat cuma kasih tahu satu hal. Disini Guntur itu kayak dijadiin babu, disuruh ini itu, belum diomongin segala macem sama sepupunya. Yah, selebihnya Ainun tahu dari Guntur aja yah"

"Ikhh, Dayat apalagi? Jangan setengah-setengah jawabnya" Aku menggoyangkan lengan Dayat dengan kencang.

"Pokoknya, Nunun tahu dari Guntur aja yah, biar ngga salah ngomong Dayat nya juga" Dayat menolak dengan halus permintaan ku.

Aku cemberut setelah mendengar ucapan Dayat "yaudah deh"

Lalu, aku kembali duduk dengan wajah ditekuk, memikirkan ucapan Dayat dimana Guntur sedang menghadapi masalah yang membuatnya harus seperti itu.

Kring kring kring

Jam pertama dimulai dengan mata pelajaran Bu Lia yang sedang menjelaskan di depan  kelas tentang Etika Bisnis.

" Etika bisnis dapat diartikan sebagai peraturan tidak tertulis sebagai landasan norma dan perilaku yang harus dipatuhi oleh seluruh lapisan dalam perusahaan. Dengan menjalankan etika bisnis yang baik, sebuah perusahaan bisa mendapat nilai dan kepercayaan lebih dari masyarakat, negara, dan bahkan kompetitornya.

Etika bisnis memberikan banyak manfaat positif dalam jangka waktu pendek dan panjang bagi perusahaan. Kalau Anda sudah terbiasa menerapkan etika dalam keseharian, tentu tidak sulit untuk menerapkannya dalam berbisnis. Kuncinya adalah jangan sampai kegiatan bisnis Anda mengganggu kegiatan bisnis lain.

Sebelum dilanjutkan, Ibu mau bertanya kepada Ainun. Kenapa Etika Bisnis sangat di perlukan?" Setelah Bu Lia menjelaskan apa itu Etika Bisnis, beliau bertanya kepada ku.

Aku terdiam sambil memikirkan jawaban dari pertanyaan Bu Lia "dalam dunia bisnis, etika sangat diperlukan untuk mengelola dan menjalankan sebuah bisnis. Dengan etika yang baik, secara otomatis bisnis akan lebih mudah berkembang. Etika yang diterapkan di dalam suatu perusahaan akan membantu membentuk nilai, norma serta perilaku karyawan dan pemimpinnya" Aku menjawab pertanyaan Bu Lia dengan gugup.

Bu Lia menganggukkan kepalanya "jawaban yang bagus sekali. Etika bisnis adalah pedoman yang harus diterapkan oleh para pembisnis untuk kelangsungan perusahaannya agar sesuai dengan prinsip Etika Bisnis"

Satu Jam bu Lia menjelaskan apa itu Etika Bisnis, tujuan dari Etika Bisnis, prinsip, manfaat dan contoh dari Etika Bisnis. Setelah selesai, dilanjutkan dengan mata pelajaran kedua yaitu Administrasi Bisnis yang di ajar oleh Bu Nita. Mata pelajaran yang paling malas diikuti, hanya nulis nulis nulis aja tanpa ada penjelasan sama sekali.

Pada mata pelajaran Administrasi Bisnis ada yang tiduran di lantai atau di meja, mengobrol tentang sesuatu yang dijadikan bahan gosip, ada yang mendengarkan musik dan yang rajin tetap menulis apa yang ada di papan tulis. Setelah satu jam selesai, murid-murid sekolah Matusha berhamburan keluar dari kelas untuk beristirahat dan jajan di kantin.

Seperti biasa, aku selalu menitipkan jajanan ku ke Tika karena aku masih memikirkan Guntur. Khawatir takut Guntur kenapa-kenapa di rumahnya. Aku mengambil ponselku dari dalam tas. Lalu, aku menatap ponselku memikirkan apakah aku harus menelpon Guntur atau tidak?. Setelah terdiam cukup lama, akhirnya aku memutuskan untuk menelpon Guntur ingin mengetahui keadannya saat ini.

Tuuuuuttttt tuuuutttttt

"Iya, halo?" Jawab Guntur.

"Halo, Gun" Aku menyapa Guntur dengan gugup.

"Siapa?" Tanya Guntur seperti baru bangun dari tidurnya.

"Ikhh lihat gih layar ponselnya, ini siapa yang nelpon" Jawab aku dengan pura-pura kesal.

"Niun?"

"Lu ni, jangan main ganti nama orang aja, emangnya emak gua akikah kagak ngeluarin uang?"

"Ada apa?" Tanya Guntur to the point.

"Kenapa ga masuk?" Tanya aku penasaran.

"Gua sakit, Nun." Jawab Guntur.

"Beneran sakit?"

"Hmmm, hati gua sakit terus kepala gua pusing habis minum"

"YA" Aku berteriak ketika mendengar jawaban Guntur.

"Berisik, oy"

"Lu ni pake acara minum segala, ga kasian sama mamah disana?"

"Mamah ga akan tahu"

"Seenggaknya lu harus jaga diri lu baik-baik disini, jangan kayak gitu, Gun" Aku mencoba memberikan pengertian kepada Guntur.

"Lu malu sama gua yang kayak gini?" Tanya Guntur serius.

"Bukan kayak gitu, Gun. Jangan mengalihkan pembicaraan kearah lain" Jawab aku kesal.

"Hmmmm"

"Jadi, lu ada masalah apa?" Tanya aku lagi.

"Gua capek, Nun kayak gini terus. Seakan-akan hidup gua ga berguna, rasanya gua mau mati aja biar orang disekitar gua bahagia"

"Guntur, ikhh" Aku menghentikan ucapan Guntur yang tidak aku sukai.

"Lu ga mikirin gua disini? Yang berusaha bertahan dengan sikap dan keadaan lu?" Tanya aku penasaran.

"Yah, gua berpikir. Cuma, gua ga nyangka aja lu bisa bertahan sampai saat ini" Jawab Guntur ragu-ragu.

"Terus kenapa lu ga mikir sama orang tua lu disana? Lu ga mikir sama yang diatas juga? Semua orang itu pasti akan diuji Guntur sama Allah. Tapi, kita harus tahu bagaimana cara melewatinya bukan meratapi nya. Ujian itu dilalui untuk menjadi lebih baik, bukan seperti ini, Gun"

"Maaf"

"Yaudah, lanjut aja tidurnya. Banyakin istirahat. Besok lu harus sekolah, gua ga mau tahu lu besok harus ada di hadapan gua. Kalo ngga, gua marah" Ancam aku kepada Guntur.

"Iya" Jawab Guntur singkat.

"Yaudah, gua mau ngemil dulu. Lu jangan lupa makan"

"Iya"

"Wassalamu'alaikum" Ucap aku sambil mematikan panggilan setelah mendengar Guntur mengucapkan wa'alaikumsalam.

Aku berharap, semoga esok Guntur masuk sekolah dan aku dapat melihat wajahnya yang kembali ceria seperti biasanya


CREATORS' THOUGHTS
Secret_Ainun Secret_Ainun

Halooo, semuanya......

Tetap dukung aku yah

Jangan lupa untuk hadiah dan tambahkan di library mu

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C23
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login