Download App

Chapter 3: Who is She?

"You may go out from my office, right now." Ucap seorang pria dengan dingin pada seorang wanita di seberang meja kerjanya.

"What?! Hey.. you haven't.." belum sempat wanita tersebut berkata, pria tadi memotong kalimatnya.

"Go out, Claire!!" kali ini suara pria tersebut meninggi.

"Listen, aku tidak mau menikah denganmu. Aku tidak mencintaimu sama sekali!" suara sang wanita tak kalah tinggi.

"Kau pikir aku cinta padamu? Sama sekali tidak." Kali ini suara pria ini terkesan tenang. "Aku mencintai wanita lain, kau dengar?"

"Maka jangan menerima perjodohan sialan ini, aku ingin menikah dengan kekasihku, brengsek!" wanita ini mulai kehabisan kesabarannya.

"Aku sudah bilang berkali-kali, Claire. Kalau kau mau kau saja yang membatalkannya sendiri. Percakapan kita selesai sampai disini dan jangan menemuiku jika kau hanya ingin membicarakan ini lagi." Pria itu bangkit dari kursinya dan melangkah dengan gagah menuju pintu.

"Jika kau tidak mau keluar tidak masalah, kau boleh disini selama yang kau mau." Ucapnya dengan santai.

Saat pintu tertutup dengan sempurna, wajah Claire sudah memerah menahan amarah yang ia pendam sejak tadi.

"Aldriiii....ch...!!!" teriaknya dengan frustasi lalu ia pun melangkah keluar dari ruangan tersebut.

Claire turun kelantai dasar dan melangkah dengan marah, tumit sepatunya yang tinggi menapaki lantai marmer dengan suara nyaring. Dia benar-benar kesal dan ingin menumpahkan segala kekesalan tersebut tapi entah pada siapa.

Tanpa sengaja Claire menabrak seorang wanita dengan seragam kantoran sehingga semua berkas yang ia pegang berhamburan.

Wanita tersebut langsung berjongkok dan mengumpulkan kembali lembaran kertas yang berserakan di lantai. Tanpa ragu Claire juga melakukan hal yang sama.

"I really really sorry." Ucap Claire ketika menyerahkan kertas yang ia kumpulkan.

"It's ok, miss. Don't worry and thank's." Wanita tersebut tersenyum manis dan berbalik menuju pintu keluar.

"Where will you go?" entah apa yang mendorong Claire menanyakan hal tersebut. Ia merasa wajah wanita ini tidak asing baginya. 'Mungkin karna dia karyawan disini.' Batin Claire.

"Aku akan mencetak ulang dokumenku, nona. Aku takut mereka akan mengira aku adalah orang yang tidak rapi. Tapi jangan khawatir, ini bukan masalah." Masih dengan senyum manisnya wanita tersebut berkata dengan sopan. Wanita itu bersiap untuk berbalik kembali namun Claire menahan lengannya.

"Kau mau melamar pekerjaan disini?" tanya Claire dengan heran. Jika wanita ini bukan karyawan,

mengapa wajahnya tidak asing sama sekali?

"Benar, nona. Aku permisi dulu."

Entah apa yang dipikirkan Claire sehingga ia tidak segan-segan menahan lengannya dan berkata, "Tidak usah repot-repot, kau diterima bekerja disini."

"What?!" wanita tersebut berteriak kaget.

"Hey.. wanita kecil, ternyata kau bisa berteriak juga, ya. Lucu sekali, tapi kecilkan suaramu." Claire terkekeh melihat ekspresi wajah wanita di depannya.

Wanita tersebut tak tau harus menjawab apa, ia kehilangan kata-katanya untuk saat ini.

"Jangan kaget begitu. Perkenalkan aku Clarisse Edith, kepala bagian keuangan disini. Kau akan bergabung di departemen keuangan mulai saat ini, maaf karena tadi aku sempat melihat CV-mu sekilas." Ucap Claire sambil tersenyum malu.

'Bagaimana bisa aku sebodoh ini? Sudah jelas aku melihat CV tadi, tentu saja dia akan melamar pekerjaan disini.' Batin Claire merutuki kebodohannya.

"Ehh?? Maaf nona, maksudku.. bu, bukankah aku harus mengikuti prosedur yang ada?" Mungkin memang benar Clarisse adalah kepala bagian keuangan, tapi dia tidak ada hubungannya dengan perekrutan karyawan baru.

"Aku tau apa yang kau pikirkan, jangan khawatir. Aku calon istri dari pemilik perusahaan ini, lagipula orang tauku adalah pemilik saham terbesar kedua disini."

Lagi-lagi Claire tidak mengerti mengapa dia harus memberitahu hal yang sama sekali tidak penting bagi wanita yang baru saja ia jumpai. Ia juga terpaksa berkata perihal 'calon istri' agar wanita di depannya percaya padanya.

"Ehm.. baiklah bu, terimakasih banyak." Wanita di hadapannya tersenyum secerah matahari yang membuat Claire melupakan semua amarahnya.

"Jangan panggil aku 'bu' atau 'nona' lagi kecuali saat rapat, panggil saja aku Claire and by the way kau belum memperkenalkan diri."

"Eh.. maaaf bu, maksudku... Claire. Namaku Diandra Mendrofa, panggil saja Diandra." Ucap wanita itu sambil mengulurkan tangannya dan langsung disambut oleh Claire.

"Tadi aku sedang dalam suasana hati yang buruk, jadi sekarang kau harus menemaniku. Besok saja antarkan berkasmu ke kantor hrd dan kau bisa mulai bekerja, aku sendiri yang akan menunjukkan mejamu." Ujar Claire panjang lebar. Dia sangat heran akan perasaan yang ditimbulkan Diandra padanya, seperti perasaan senang.

-----

Di dalam mobil sport keluaran terbaru miliknya, Claire tak hentinya mengajak Diandra berbicara hal-hal yang ringan. Diandra yang mudah akrab dengan orang baru sama sekali tak merasa risih atas pertanyaan Claire.

"Kau tinggal dimana, Diandra?" tanyanya.

Diandra menyebutkan sebuah apartemen di sebuah jalan dan Claire hanya ber-oh ria.

"Sejak kapan?" tanyanya lagi.

"Seminggu yang lalu." Jawabnya dengan singkat.

"Sebelumnya kau tinggal dimana?" Claire benar-benar ingin tau tentang hal ini.

"Indonesia."

"What?!!" Claire memekik dan menginjak rem secara tiba-tiba yang menghasilkan suara decitan ban yang cukup keras.

"Eh.. ada yang salah Claire?" Diandra bingung dengan reaksi Claire yang berlebihan.

"Kamu bilang apa tadi?"

"Indonesia, tepatnya di jakarta."

"Apa sebelumnya kamu pernah ke Australia?" tanyanya.

Diandra hanya menggeleng sebagai jawaban.

'Kalau dia tidak pernah kesini, mengapa aku merasa pernah melihatnya disini? Apa ini hanya

perasaanku saja?' batin Claire pada dirinya sendiri.

Claire adalah orang yang punya keyakinan kuat dan bertekad untuk membuktikan kecurigaannya. Dia sangat yakin bahwa dia punya suatu hubungan yang kuat dengan Diandra walau hal itu terdengar mustahil.

'Apa aku pernah melihat fotonya?' batinnya lagi.

"Claire?" melihat Claire yang hanya melamun, Diandra menyentuh lengannya dengan lembut.

"Ehh?? Maaf, aku hanya memikirkan sesuatu. Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Claire harus memastikan. "Sepertinya aku pernah melihatmu?"

"Aku tidak merasa begitu, tapi.. mungkin kau pernah ke Indonesia atau.." Diandra berhenti sebelum mengatakan 'Stanford' karena mungkin saja Claire juga menempuh pendidikan disana. Tapi dia mengurungkan niatnya.

Claire akan bertanya lebih banyak hal jika ia tau bahwa Diandra lulusan Stanford, seperti misalnya 'mengapa ia harus ke Sydney dan tidak bekerja saja di Indonesia?'. Diandra tidak mau berbohong tetapi juga tidak bisa mengatakan yang sebenarnya, setidaknya untuk saat ini.

Sebagai gantinya, Diandra mengatakan "luar negeri." Kemudian melanjutkan, "Tapi aku hanya pernah ke California dan New York, selebihnya mungkin hanya beberapa hari di Nice dan Roma."

"Wow.. kau ke kota Roma, how romantic!" Claire berbinar mendengarnya.

"Saat itu aku single, Claire. Aku pergi bersama kedua orang tuaku. Dan kau tau, aku merasa menjadi pengganggu bagi mereka." Diandra memutar bola matanya mengingat kembali hal ini.

Claire hanya terkekeh kecil mendengarnya.

"Tidak masalah, Di. Kau bisa bulan madu kesana jika sudah menikah." Balas Claire dan tersenyum menggoda.

"Aku tidak mau." Diandra megerucutkan bibirnya seolah merajuk.

"Lantas kau mau bulan madu kemana?" tanya Claire.

"Hmm.. Santorini, mungkin." Senyuman kecil tampak jelas di wajah Diandra.

"Aku doakan semoga kau berbulan madu kesana, ya." Ucap Claire tulus.

"Terimakasih." Diandra tersenyum simpul melihat ketulusan Claire.

Tak lama kemudian sampailah mereka di depan sebuah restoran mewah. Setelah memarkir, Claire memegang tangan Diandra dan segera memasuki restoran tersebut dengan gembira.


CREATORS' THOUGHTS
AndreaVee AndreaVee

Hallo semuanya!! Mohon maaf ada perubahan pada urutan chapter. Jangan lupa kritik, masukan, dan saran dari kalian. Semoga kalian suka ya :D

Happy reading :-)

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login