Download App

Chapter 11: Gadis Di Dalam Lukisan 1

Sampai dirumah besar keluarga Pratama.

"Ayo turun dan ikutlah masuk bersamaku,ini sudah lewat jam makan siang,kamu pasti lapar,ada beberapa dokumen yang tertinggal,jadi aku harus mengambilnya."Alex membukakan pintu mobil dan mempersilahkan Zahra untuk keluar,ini adalah etika yang dipegang Alex untuk bersikap sopan sebagai seorang pria yang bertanggung jawab bukan cerita didalam sinetron.

"Baiklah..."Zahra terkejut melihat rumah dihadapannya.Itu sangat cantik dan besar,dia belum pernah melihat rumah yang seindah itu.Zahra lalu melihat ke arah Alex.Kemudian Alex melemparkan senyum padanya.

"Jangan sungkan,oma pasti senang dengan kedatanganmu."Alex menggandeng tangan Zahra.Tangan Zahra terasa dingin,Alex tau saat ini Zahra sedang gugup.

"Tidak apa,kamu akan diperlakukan baik disini."Alex menepuk lembut tangan Zahra.Zahra hanya tersenyum,dan menganggukan kepalanya.

Mereka berdua masuk ke dalam rumah,beberapa wanita pelayan dirumah itu membungkukkan badannya memberi hormat ketika melihat kedatangan Alex dan Zahra.Zahra masih memperhatikan sekelilingnya,dia sangat kagum melihat rumah besar itu.Selain besar rumah Alex juga sangat indah,penataan perabot-perabot yang berharga mahal itu sangat apik dan enak dipandang mata.Kesan pertama yang Zahra rasakan saat melihatnya adalah nyaman.Tempat ini adalah syurganya dunia,hahahahaha....itu sepertinya berlebihan.Namun memang itulah yang dirasakan Zahra saat ini.Pemandangan indah di desa tempatnya tinggal dulu kalah cantik dengan halaman dan taman didepan rumah besar ini.Saat Zahra dan Alex mulai turun dari mobil Zahra sempat melihat tanaman-tanaman mahal dan bunga-bunga cantik yang ada dihalaman itu.

Alex belum melepaskan genggaman tangannya dari tangan Zahra saat mereka sampai di satu ruangan dimana disana sedang duduk seorang wanita tua,penampilannya sangat elegan,diusianya yang sudah tua namun raut wajahnya menunjukkan kalau selama ini dia rajin melakukan perawatan,jadi tak heran walaupun rambutnya sudah memutih namun dia terlihat cantik.

"Oma...."Alex melepaskan genggamannya dari tangan Zahra,kemudian tangannya berpindah meraih kedua tangan oma lalu menciumnnya.

"Aku sudah sangat lapar,kamu janji akan makan siang bersamaku."Suara tuanya yang mengomel membuat Zahra tersenyum.

"Lihatlah siapa yang Alex bawa."Zahra mencoba memperkenalkan Zahra pada oma.

Oma melihat dan mencoba untuk memgenali Zahra dengan mendekatkan pandangannya pada Zahra.

"Aku pernah melihatmu,tapi dimana?"

Zahra tersenyum dan mengulurkanntangannya untuk memberi salam pada oma.

"Oma perkenalkan saya Zahra."

Oma menyambut salam dari Zahra,matanya masih memandangi Zahra dan sepertinya ima masih berusaha untuk mengingatnya.

"Kita pernah bertemu sebelumnya?"Oma bertanya pada Zahra berharap dia bisa mengingatkannya.

Zahra menggelengkan kepalanya namun masih tersenyum pada oma.

"Baiklah oma,mari kita makan bersama."Alex mengajak oma dan Zahra untuk pindah keruang makan.

Diatas meja makan sudah tersedia beberapa makanan enak.Keluarga ini mempekerjakan seorang koki untuk memasak dirumah ini.Makanan yang terlihat diatas meja itu adalah menu yang berubah setiap harinya.Zahra merasa canggung berada disini,dia belum pernah makan dengan orang lain sebelumnya apa lagi dengan hidangan yang mewah.

"Ayo makan."Alex mempersilakan Zahra untuk memyantap makanannya.

"Jangan sungkan,makanlah sesukamu."Oma juga berlaku serupa.

"Baik...terimakasih."Zahra menganggukan kepalanya berkali-kali saat berbicara memberi tanda hormatnya atas kebaikan oma dan Alex.

Mereka mulai menyantap makan siang yang terlambat dengan hening,sampai oma mengejutkan Alex dan Zahra tiba-tiba.

"Aku ingat sekarang,kamu gadis yang ada didalam lukisan itu?"Ruoanya ima belum menyerah untuk mengingatnya.

"Lukisan..."Zahra bingung.

"Iya....lukisan yang dibuat Alex,kamu gadis itu.Ternyata kamu memang cantik persis seperti apa yang dikatakan Denis."Oma senang sudah berhasil mengingat Zahra.

Zahra mengalihkan pandangannya ke Alex,Alisnya naik ke atas memberi isyarat pada Alex seakan bertanya,apa yang terjadi?

Alex hanya tersenyum."Teruskanlah makanmu."

Zahra kembali menikmati makanannya dengan penuh tanda tanya,berkali-kali matanya melirik Alex,namun dia tau ini,bukanlah tempat dan waktu yang tepat bagi Alex untuk memberikan penjelasan padanya.

"Kapan kalian akan menikah?"Tiba-tiba saja oma kembali memberikan kejutan yangbtidak terduga.

Alex tersedak dan terbatuk-batuk,sedangkan Zahra hampir memuntahkan makanan yang sedang dikunyahnya secara perlahan.Mereka berdua saling memandang.Alex memegang tangan Zahra dan berkata.

"Oma kita akan membahasnya lain waktu,sekarang kita hanya bisa menikmati makan siang ini,karena Alex ada beberapa pekerjaan yang harus segera di selesaikan dan Zahra harus segera pulang."Genggaman tangan Alex pada Zahra adalah satu isyarat agar Zahra tidak memberikan komentar apapun atas pertanyaan oma.

Zahra tersenyum pada oma,dia ingin segera lepas dari situasi yang sangat aneh ini,apa sebenarnya yang sudah terjadi pada Alex dan omanya sehingga dirinya harus terlibat didalamnya.

Setelah mereka bertiga selesai makan siang walaupun dijam yang bukan lagi waktunya,mereka berkumpul diruang dimana mereka bertemu oma tadi.

"Oma....kami harus pergi,semoga oma bahagia dengan pertemuan ini."Alex menggenggam tangan oma namun matanya melirik ke Zahra.

"Aku sangat bahagia..."Oma mencium pipi cucunya itu.

"Oma kami pamit dulu ya."Zahra berpamitan,senyumnya sangat manis sekali.

"Sering-seringlah kemari,agar kita semakin mengenal satu sama lain."lagi-lagi oma mengeluarkan kata-kata misteriusnya.

Zahra hanya tersenyum mendengar perkataan oma,dia ingin sekali secepatnya meminta penjelasan pada Alex.

Mereka berdua masuk kedalam mobil dan meninggalkan rumah besar yang indah itu.

"Jelaskan padaku Alex."Tanpa basa-basi Zahra menuntut pada Alex.

Alex menolehkan wajahnya ke Zahra,namun dia tidak memberikan penjelasan apapun,yang dia berikan hanya senyuman.

Saat Alex menoleh ke Zahra tidak sengaja Zahra menatap mata Alex dan melihat senyuman diwajahnya,itu membuat Zahra merasa aneh,entah apa itu tapi dia tidak bisa menjelaskan perasaan itu.Wajahnya memerah ketika Alex tersenyum padanya.

"Alex hati-hati,kita bisa celaka."Alex membanting setir kekiri saat mereka hampir menabrak mobil yang datang dari arah yang berlawanan,kakinya spontan menginjak rem dan mobilnya berhenti mendadak,ini membuat tubuh mereka berdua hampir celaka.

Alex dan Zahra terdiam dengan jantungbyang berdetak dengan tidak beraturan nafas mereka juga terengah-engah.

"Zahra....kamu baik-baik saja?"Alex mengkhawatirkan keadaan Zahra.

"Itu....hampir saja."Zahra menghapus keringat dingin yang menetes di dahinya.

"Maafkan aku,aku sangat ceroboh."Alex menyesal dengan kejadian itu.

"Aku yang salah,aku yang mengajakmu bicara."


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C11
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login