Download App

Chapter 46: Chapter 46: Rumah Pertama Yang Berkanopi

Daddy Yan melihat kearah anggur yang subur, dia hanya memiliki 3 baris anggur. Sedangkan tanah Yan Mao sangat luas, meskipun semuanya adalah lahan kering, namun ini cukup menanam sayuran dan buah-buahan.

"Sayang sekali ini sangat luas dan kamu hanya menanamnya sedikit."

Yan Mao tersenyum. "Daddy, aku sedang memikirkannya, aku membutuhkan beberapa pekerja kuat untuk mengelola tanah ini. Tapi sekarang adalah musim sibuk, jadi aku kesulitan mendapatkan pekerja."

Daddy Yan tersenyum, "Selama bayarannya lebih mahal, biasanya para pekerja dengan rela mengajukan dirinya."

Dia tahu bahwa bayaran mahal lebih merangsang para pria kuat untuk bekerja. Yan Mao hanya menggunakan 1 mu lahan untuk membuat rumah dan halaman yang di tanami oleh anggur, bawang merah dan bawang putih.

Sekarang dia ingin menanam paprika sendiri. Karena dia tahu gunung terlalu sulit untuk di tempuh. Ada 9 mu lahan, dia ingin mengelolah anggur sebanyak 2 mu lahan, paprika 3 mu lahan, tidak hanya itu. Dia ingin menanam beberapa buahan di lahan berikutnya.

Daddy Yan melihat bahwa Ayah Yan kembali bersama dengan Song Tianchen, mereka membawa cangkul masing-masing, mereka selesai melakukan pekerjaan di sawah.

Yan Mao membawakan air untuk keduanya, mereka duduk di halaman rumahnya. Karena rumah sudah di bangun, bahkan Yan Mao secara pribadi meminta ada kanopi didepannya. Song Tianchen dan orang tua Yan, mengerutkan alisnya.

Namun ketika kanopi di pasang, Yan Mao memesan meja dan kursi. Lalu keempat orang bersantai di halaman tanpa harus takut hujan dan panas. Karena ini masih lahan kosong, Yan Mao berencana menanam buah persik dan kesemek.

Sehingga jika pohon itu berbuah mereka bisa menikmatinya.

----

Wu Nian mendapatkan libur sehari dalam satu bulan, dia mengetuk gerbang Yan Mao. Song Tianchen bangkit dan membuka pintu. Ketika keluarga Wu Nian masuk, dia bersama dengan putranya yang belajar di kota jauh.

Song Tianchen tersenyum. "Saudara Wu, ayo masuk. Kebetulan kami sedang bersantai."

Wu Nian menganggukkan kepalanya, dia tersenyum. "Aku ingin berkunjung dan melihat bagaimana rumahmu di bangun, sungguh rumah yang luar biasa." Wu Nian mau tidak mau mengagumi rumah dengan kanopi didepannya, dia melihat meja dan kursi kayu di halaman.

Ger Tong juga merasa kagum, dia tidak tahu bahwa rumah Song Tianchen sangat besar dan juga bagus. Untung kursi yang di pesan oleh Yan Mao bisa menampung 10 orang, ketika Yan Mao keluar dengan membawa kentang goreng dan kentang goreng spiral.

Dia menatap kearah keempat keluarga Saudara Wu, dia segera tersenyum, "Saudara Wu, Tong Ge'Er, ayo duduk."

Keduanya menganggukkan kepalanya. Mereka duduk berdekatan, Yan Mao menyajikan kentang goreng di atas meja. Untung saja dia membuat banyak barang ini, dia tidak berpikir bahwa keluarga Wu akan berkunjung.

Ketika dia menyajikan makanan ringan itu, mata keluarga Wu yang melihat pemandangan ini, mereka terkejut. Kentang goreng spiral di tumpahi oleh saos merah yang indah. Sedangkan yang lainnya di simpan di dalam mangkuk kecil.

Wu Nian adalah pembisnis, tentu saja dia penasaran dengan apa yang dia lihat sekarang. "Ger Mao, apa ini?"

"Ini adalah kentang goreng, dan ini adalah kentang goreng roll dengan saos pedas manis." Yan Mao menjelaskan dengan suara tenang. Wu Nian dan keluarganya tercengang, ini semua terbuat dari kentang.

Yan Mao tersenyum. "Ayo coba."

Wu Nian mengambil kentang goreng roll , semua keluarganya juga mengikuti jejak kepala keluarga. Masing-masing mendapatkan satu tusuk. Warna merah dan keemasan menyatu menambahkan kesan indah dan enak.

Ketika keempatnya mengigit kentang goreng roll, rasa saos pedas dan manis menyatu dengan baik. Keempatnya melebarkan matanya. Sangat enak, rasa kentangnya terasa sedikit asin, ditambah saos pedas dan manis.

Ini citra rasa yang baru.

Wu Nian bersinar, dia menatap kearah Ger Mao. Yan Mao tersenyum, "Aku berencana membuka toko anggur dengan makanan ringan seperti ini."

Wu Nian sedikit kecewa, namun dia tidak menghalangi bisnis Ger Yan, dia tersenyum. "Aku sudah berbicara pada pemilik toko, karena dia sangat membutuhkan uang, dia akhirnya menjualnya padaku dengan harga 230 tael perak."

Yan Mao sangat senang, "Terima Saudara Wu, kapan kita bisa menandatangani akta pemindahannya."

Wu Nian tersenyum, "Sebenarnya tidak perlu menandatanganinya, setelah membayar uang, kamu akan mendapatkan aktanya."

Yan Mao merasa sedikit malu, di dunianya mereka harus menandatangani surat pemindahan nama perusahaan. Dengan itu, untuk menghindari kecurangan. Namun Yan Mao tahu betul bahwa ini adalah dunia kuno. Jadi hanya penyerahan akta saja sudah biasa.

Yan Mao masuk ke dalam dan mengambil sekantong uang, dia menyerahkannya kepada Saudara Wu, lalu dia mengeluarkan 2 tael perak. "Saudara Wu, ini adalah uang untuk pembayarannya dan ini sedikit hadiah untukmu."

Wu Nian menerima uang untuk pembayaran, namun dia menolak untuk uang hadiah. Dia menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu uang hadiah, lagipula kita adalah tetangga."

Yan Mao segera menggelengkan kepalanya. "Saudara Wu, terimalah, ini bukan uang yang besar. Lagipula sangat jarang melihat Haocun muncul. Akan lebih baik jika membekalinya banyak uang."

Wu Nian merasa sedikit malu, Wu Haocun tersenyum lebih sopan, sosoknya lebih tenang seperti seorang sarjana cilik. Dia berdiri dan merentangkan tangannya ke depan dan sedikit membungkuk. "Terima kasih Paman Ger Mao, Haocun akan mengingat kebaikan Paman Ger Mao."

Yan Mao merasa malu, dia segera melambaikan tangannya. "Haocun, jangan terlalu formal. Ini hanya hadiah kecil."

Wu Haocun tersenyum, dia kembali duduk. Wu Xie tersenyum lebar, "Paman Ger , ini sangat enak."

Yan Mao tersenyum. "Senang, A-Xie menyukainya."

Kedua keluarga saling berbicara, kedua putra Yan Mao dan Song Tianchen akhirnya kembali. Keduanya membawa dua ekor kelinci yang terluka. Mereka memiliki penampilan yang berantakan, bahkan beberapa daun ada di rambut mereka.

"Daddy lihat kelinci ini." Dabao memamerkan kelinci yang baru saja dia dapatkan. Erbao juga memegang satu kelinci. Di tangannya adalah kelinci hidup, tidak ada luka sedikitpun. Yan Mao tersenyum kearah keduanya.

"Kalian pergi berburu kelinci?"

Dabao dan Erbao menganggukkan kepalanya, lalu ketika mereka melihat bahwa tamu mereka adalah keluarga Wu. Segera mereka datang mendekat, Wu Haocun melihat keduanya, dia menampilkan senyuman lembut.

"Dabao dan Erbao, lama tidak bertemu kalian berdua."

Ketika Dabao dan Erbao melihat sosok anak laki-laki bersih di depan mereka. Keduanya segera melebarkan matanya. "Saudara Haocun, kapan kamu kembali?"

"Hari ini, Ayah menjemputku. Karena aku sedang libur, aku memilih kembali ke rumah." Wu Haocun sangat Muda, tahun ini dia berusia 7 tahun, 3 tahun lebih tua dari Dabao dan Erbao. Dia sudah bersekolah 1 tahun, tempramennya sedikit lebih dewasa.

Dabao dan Erbao sangat senang, karena teman bermain mereka kembali. Mereka bertiga mulai bermain, Wu Xie juga mengikuti mereka berdua. Wu Nian dan Tong Ge'Er akhirnya kembali ke rumahnya.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C46
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login