Download App

Chapter 2: Kelas Kosong

Seorang atlit harus bekerja menggunakan fisik mereka, tapi terkadang mereka juga harus menggunakan otaknya. Itu sebabnya mereka harus tetap mengikuti pelajaran di kelas masing-masing. Namun kelas yang seharusnya menjadi tempat belajar terkadang berubah menjadi taman bermain bila tak ada guru. Seperti saat ini kelas Honey seharusnya ulangan harian namun karena gurunya sakit dia tak bisa hadir di kelasnya. Jadi beliau hanya mengirimkan tugas untuk mencatat dan menjawab soal-soal yang ada di buku. Bila sudah tak ada yang mengajar dan mengawasi meski sudah di berikan tugas rasanya tidak mungkin anak-anak akan menurut dan mengerjakannya dengan tenang. Suasana kelas menjadi sangat ramai, ada yang berlarian, menjahili teman sekelas, menyanyi sambil memainkan gitar yang dengan susah payah mereka bawa. Dan terkadang ada makhluk langka terlihat, tukang tidur dan si tukang kerja otak yang menurut pada perintah guru nya mengerjakan tugas. Dan beberapa ada juga yang menjadikan itu sebagai kesempatan untuk kabur dari sekolah dan bermain.

"Aku harus belajar dan mengerjakan tugas agar aku tidak terlalu tertinggal...." gumam Honey sambil membuka buku tugasnya

"Apa kamu sedang bertekad menaikan nilai?" tanya teman sebangkunya sambil cekikikan merasa lucu melihat Honey yang membuka buku pelajarannya

"Helda.... kamu pasti meremehkan tekad aku bukan? Ini cuman pelajaran menghafal, aku akan segera jago menghafal bahasa inggris...." sambil tersenyum penuh percaya diri Honey mengibaskan rambut sebahunya di hadapan temannya itu.

"Baiklah.... silahkan lanjutkan, aku akan pergi ke kantin...." jawab Helda sambil mulai celingukan, dia tampak memberikan kode pada beberapa teman sekelasnya.

"Dasar.... anak-anak nakal...." jawab Honey sambil melihat ke arah Helda dan teman-temannya yang hendak pergi

"Aku hitung sampai tiga cepat putuskan mau ikut ke kantin atau mau mengerjakan tugas...." Helda mulai berdiri dan bersiap berjalan menuju pintu keluar

"Pergi saja sana, aku sudah bertekad akan mengerjakan tugas...." jawab Honey mulai mencatat

"Eiiiyy..... lihat aja pas aku balik lagi kesini dia pasti udah tidur...." gumam Helda sambil menatap temannya itu

"Helda ayo cabut...." gumaman Helda berakhir saat teman seperjuangan ke kantinnya memanggil dari dekat pintu

"Ok..." seru Helda

"Honey doakan abang iya agar pulang kesini dengan selamat...." Helda menepuk-nepuk kepala Honey dan langsung berlari pelan ke arah teman-temannya

"Wah.... anak-anak gadis itu di suruh mengerjakan tugas malah pergi ke kantin...." gumam Honey sambil terus mencatat

"Semua soalnya udah aku tulis tinggal di jawab....." Honey mulai membaca namun dia tak mengerti sedikitpun dengan apa yang dia tulis tadi

"If we meet a picket pocket what should we do?...." gumam Honey berusaha mencerna apa yang di maksud, dia kemudian mengambil ponselnya dan mengetik semua kata itu dan mencari arti dari setiap kata tersebut

"Oh.... jadi pertanyaannya tentang copet...." dia tertawa sendiri karena menurutnya pertanyaan itu lucu

"Bukankah sudah jelas kita harus menghajarnya agar dia tak mencopet lagi..." Honey tampak semangat saat hendak menuliskan jawabannya, setelah selesai menjawabnya dia baru menyadari apa yang dia tulis malah menggunakan bahasa Indonesia bukannya bahasa inggris

"Aku lupa... harusnya pake bahasa inggris..." dengan wajah yang tampak kesal sendiri Honey kembali membuka ponselnya untuk merubah apa yang dia tulis kedalam bahasa inggris. Walau kesal tapi akhirnya dia berhasil menyelesaikan jawabannya itu. Perlahan tapi pasti Honey berhasil mengerjakan setengah tugasnya, dengan wajah yang tampak bangga Honey tersenyum lebar

"Aaahh... sepertinya otakku minta istrahat, sebaiknya aku tidur dulu agar otakku bisa bekerja dengan baik nantinya...." Honey yang merasa lelah dan mulai meringkuk memeluk mejanya dan dalam hitungann detik dia tertidur. Beberapa menit setelah Honey tidur tibalah Helda yang berlari kencang menuju kelasnya.

"Pak Killer datang....!" seru Helda yang membuat seluruh teman sekelasnya kembali duduk di bangkunya masing-masing dan membuka buku tugasnya. Begitu pun Helda yang merapihkan baju dan langsung membuka buku tugasnya.

"Aku udah duga anak ini nggak akan tahan lama dengan ucapannya, tadi dia bilang akan mengerjakan tugas tapi dia malah tidur...." Helda terlihat tidak kaget saat melihat Honey yang tertidur pulas

"Dia udah tidur berapa lama..." tanya Helda pada teman bangku di belakang nya

"Aku tidak yakin sekitar 30 menit yang lalu mungkin...." mendengar itu tampak wajah Helda menjadi panik

"Kalo udah 30 menit lalu dia bisa susah di bangunin...." Helda mulai menggoyang-goyangkan tubuh Honey namun dia bahkan tak bergeming

"Honey... bangun...." Helda memukul kepala temannya namun masih tak terlihat dia bereaksi sedikit pun

"Ini anak tidur atau mati sih susah banget di banguninnya...." Helda mulai kesal

"Dia datang....!" seru seorang anak yang mengawasi di depan pintu kelasnya dan berlari ke tempat duduk. Wajah Helda semakin panik karena Honey belum bangun

"Dia belum juga bangun...." seorang anak laki-laki menghampiri Helda yang sedang panik

"Belum bapak pejabat, gimana dong...." Helda merengek pada pemuda itu karena takut terkena masalah

"Nggak bisa gini, kalo dia tidur aku sebagai ketua kelas bakalan ikut di salahin....." anak laki-laki itu mendorong kursi Honey sampai dia terjatuh

"Bluugg...." seketika suara keras terdengar mengisi ruangan kelas, perlahan Honey bangun dan membuka matanya. Terlihat dia sedikit bingung dengan apa yang baru saja terjadi

"Kenapa aku tiduran di lantai..." gumam Honey masih setengah tidur

"Honey cepet duduk...." Helda yang sudah kehabisan akal menarik rambut Honey

"Sakit tahu...!" seru Honey pada Helda

"Honey kenapa kamu duduk di lantai....!" suara menyeramkan itu membuat Honey yang terduduk di lantai langsung berdiri

"Oh... itu Pak.... tadi pensil saya jatuh terus karena kurang hati-hati saya tersandung...." walau awalnya dia tergagap tapi Honey berhasil berbohong, dan Helda dengan segera menggelindingkan pensil Honey ke bawah meja. Namun Helda menggelindingkan nya terlalu kuat hingga pensilnya pergi ke bangku depan pertama barisan depan. Padahal Honey duduk di bangku kedua dari barisan belakang, sekilas Honey melirik ke arah temannya dengan tatapan kesal dan Helda tampak merasa bersalah.

"Kamu ceroboh banget kalau di dalam kelas, cepat ambil pensilnya..." guru itu memarahi Honey sambil mengacungkan koran yang dia buat seperti tongkat dan mulai berjalan memeriksa buku tugas para siswa. Dengan cepat Honey berlari ke bangku depan namun pensilnya tepat berada di antara kaki seorang pria

"Jeffery... maaf dong ambilin pensil aku di bawah ..." Honey berbisik pada pria itu sambil tersenyum meminta tolong

"Ambil aja sendiri..." jawab pemuda bernama Jeffery itu sambil terus mengerjakan tugasnya. Wajahnya tampak dingin dan tak perduli dengan permintaan Honey yang sederhana tersebut

"Wah.... pensil itu ada di bawah kakimu...." Honey mulai kesal karena sikap sombong Jeffery

"Kamu tinggal jongkok dan mengambilnya...." Jeffery masih tampak tidak perduli dan terus menulis, dia bahkan tak menatap Honey sedikit pun

"Apa..." Honey tertawa kesal dia benar-benar ingin mengajak pria itu berkelahi. Namun dia sadar kalau di sana ada guru yang sedang mengawasinya, Honey pun jongkok dan mengambil pensil itu lalu dengan sengaja dia menyenggol Jeffery dengan keras hingga Jeffery sempoyongan. Jeffery yang sedang menulis merusak catatannya sendiri karena ulah Honey

"Ooppss.... maaf aku nggak sengaja, kamu tahu aku ini kuat tapi ceroboh...." dengan wajah yang terlihat meledek Honey meminta maaf sambil berlenggang pergi

"Kamu sengaja bukan?" Jeffery bangkit dari duduknya menatap marah pada Honey

"Kenapa kalian jadi ribut?!" teriakan gurunya tak membuat kedua anak remaja itu menjadi takut

"Dia mendorong saya pak, buku catatan saya jadi terdapat coretan panjang kayak gini" Jeffery protes pada guru tersebut

"Aku nggak mendorongnya pak, pensil aku berada di antara kakinya jadi tidak sengaja aku menyenggolnya. Itu sebabnya tadi aku minta tolong sama dia untuk mengambilkan pensil yang berada di bawahh kakinya agar tidak terjadi kecelakaan. Tapi dia tak mendengarkan, lagi pula aku kan udah minta maaf tadi..." Honey dengan wajah polosnya menjelaskan apa yang terjadi

"Kenapa kalian ribut cuman masalah sepele gitu sih? Lagian ittu salah kalian berdua jadi jangan saling menyalahkan, Jeffery kamu tahukan Honey itu ceroboh harusnya kamu bantu dia mengambil pensilnya dan Honey sebaiknya mulai sekarang kamu hati-hati. Anak gadis kok ceroboh, bahkan dahi kamu aja sampe ijo gitu pasti kejedug karena jatuh ngambil pensil...." guru itu malah memarahi kedua remaja tersebut

"Saya akan lebih hati-hati lagi kedepannya pak...." jawab Honey sambil menundukan kepalanya tanda menyesal

"Tapi pak...." belum selesai Jeffery protes pak guru langsung memotong ucapannya

"Kamu tinggal hapus aja pake tipe-x kan gampang, kamu itu laki-laki harus ngalah sama anak perempuan. Walau Honey atlit taekwondo dia itu tetep anak gadis jadi kamu harus bisa maklum...." mendengar guru tersebut Jeffery pasrah dan kembali duduk wajah nya tampak kesal. Namun Honey tampak sangat puas mendengar ceramah singkat dari gurunya tersebut. Pak guru kembali memeriksa catatan para siswa terdengar sesekali ada yang kena marah karena belum mengerjakan tugasnya sama sekali. Jefferry melirik ke bangku Honey, menyadari dirinya di perhatikan Honey melihat ke arah Jeffery dan begitu mata mereka saling beradu pandang Honey langsung menjulurkan lidahnya mengejek Jeffery. Terlihat Jeffery yang tersenyum sinis dan kembali mengerjakan tugasnya, sedangkan Honey tampak puas membuat Jeffery kesal.

*************


CREATORS' THOUGHTS
Chocolatte_Latt3 Chocolatte_Latt3

Mohon dukungannya iya tolong vote setelah membaca, jangan lupa tinggalkan komentarnya juga.

^-^

Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!

Creation is hard, cheer me up!

I tagged this book, come and support me with a thumbs up!

Like it ? Add to library!

Have some idea about my story? Comment it and let me know.

Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C2
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login