Download App

Chapter 4: Part 4

     Kini mereka tengah melangkah santai dibawah gemerlap bintang. Ditemani beberapa lampu hias yang menghiasi hampir disetiap sudut perumahan mewah itu. Sungguh indah, Yoona tak henti-hentinya tersenyum akan hal itu, dan yang paling membuatnya bahagia, dengan luar biasa langit memaparkan keindahannya. Tanpa enggan bintang-bintang mengerlipkan cahayanya, tontonan yang begitu memanjakan mata.

`

     Yoona tak henti-hentinya mendongakkan kepalanya keatas guna menyaksikan keindahan itu. Pada dasarnya bintang memang selalu berhasil menyejukkan hatinya. Berbeda dengan pria yang sedang mengikutinya itu. Sehun terus-terusan memandangnya dengan tatapan heran.

     "Kau pasti sedang memikirkan yadong(video porno)." tebak Sehun yang meleset jauh dari kenyataan. Perkataannya membuat senyuman Yoona hilang seketika. Raut wajah Yoona pun berubah kesal, dengan geram dia percepat langkahnya. "yak! Pelan-pelan jalannya. Kau mau meninggalkanku? Hah, memangnya kau tahu jalan pulangnya?" langkah Yoona terhenti. "haha." dengan sombongnya Sehun memicingkan matanya lalu menatap Yoona dengan jarak dekat. Setelah itu berjalan pelan mendahului Yoona sambil tersenyum puas. "memangnya apa yang kau makan sehingga perutmu sakit seperti itu?" ia mencoba membuka obrolan.

     "Ttoebokki." jawab Yoona singkat.

     "Ttoebokki? Kau suka dengan makanan itu? Aku bahkan belum pernah mencobanya." jawabannya sama sekali tak menarik perhatian Yoona, terlihat dari pandangan gadis itu yang menuju kearah lain. "kau sedang lihat apa?" Sehun ikuti arah pandangan Yoona. Sekumpulan gadis labil sedang berjalan menuju mereka.     "Oo shit! Ayo ikuti aku!" entah apa yang membuat Sehun mendadak cemas seperti itu. Dirinya kini sedang sibuk mencari tempat persembunyian. Yoona yang tak tertarik hanya mengamatinya dari jauh. "cepat kesini! Sebelum mereka melihat kita!" bisik Sehun seraya menunjuk ke arah sekumpulan gadis labil yang berada tidak jauh dari mereka.

     "Kenapa aku harus ikut bersembunyi?" sahut Yoona belum berpindah sedikitpun.

     "Sini!" geram melihat Yoona yang tak juga menghampirinya, dengan langkah cepat Sehun hampiri Yoona lalu ditariknya tangan Yoona.

`

     Disebuah lorong kecil, gelap dan sangat sempit. Seperti jalan setapak yang dihimpit tembok tinggi. Yoona bahkan tak bisa bergerak sedikitpun karena posisinya yang sudah tertutupi tubuh Sehun. Ya, pria itu berdiri dihadapannya dengan kedua tangannya yang berada disetiap sisi bahu Yoona—semua itu terjadi secara reflek karena kecemasan yang membludak—walau tampak berlebihan. Sehun sibuk mengamati keluar lorong guna mencari tahu keberadaan gadis-gadis labil itu. Dirinya tidak bisa menemukan dimana keberadaan mereka. Hanya suara tawa mereka yang terdengar dan terus membuatnya resah.

     "Kenapa? Siapa mereka? Kenapa kita harus bersembunyi seperti ini?"

     "Jangan ribut, mereka bisa mendengar suaramu." bisik Sehun lagi sementara matanya masih mengintip keadaan di luar lorong.

     "Tapi kenapa aku harus ikut bersembunyi denganmu?"

     "Salah satu dari mereka sudah melihat kita, bagaimana jika mereka melihatmu lalu memukulmu." kini dapat Sehun lihat beberapa dari remaja labil—yang ada diluar sana—tengah berlarian mencari keberadaan mereka.

     "Memukulku? Kenapa mereka harus memukulku?" dan Yoona masih saja berlaku polos.

     "Karena kau telah merebutku dari mereka." jawaban Sehun terus terdengar aneh untuk Yoona.

     "Merebutmu? Untuk apa? Aku bahkan tidak membutuhkanmu." seperti itulah jawaban Yoona.

     "Aish kau ini, setidaknya diamlah untuk beberapa saat."

     "Lalu, kenapa mereka memperlakukanmu seperti itu?" Yoona masih saja tidak memahami situasi itu.

     "Karena aku idola mereka, apa kau tidak lihat wajah tampanku ini? Karena wajah ini!" ucapnya kesal dan Yoona masih memasang wajah bodohnya.

     "Cih, idola apanya." gumam Yoona.

     "Tapi, kenapa kau jadi cerewet seperti ini?" ujar Sehun sambil menatap Yoona yang ada didekapannya itu. Suasana menjadi hening. Wajah mereka saling bertemu. Saking dekatnya, Yoona bahkan dapat merasakan hembusan nafas pria itu. Sepuluh detik sudah berlalu, tapi Sehun terlihat enggan mengalihkan pandangannya. Melihat ekspresi Yoona yang balas menatapnya dengan tatapan datar membuatnya tersenyum geli. "apa kau tidak pernah menonton drama?" ucapnya dalam keheningan.

     "Tidak." jawab Yoona masih dengan tatapan polosnya.

     "Pantas saja."

     "Kenapa? "

     "Kau tidak romantis." kini Sehun kembali mengalihkan pandangannya keluar lorong.

     "Apa?" masih menatap pria itu dan masih dengan tatapan polosnya.

     "Didalam drama, jika sang pria tengah menatap gadisnya dalam waktu yang lama, tidak lama kemudian sang gadis pasti akan menutup matanya dan berharap mendapatkan ciuman dari prianya." jelasnya sembari serius mengamati keberadaan gadis-gadis labil yang sepertinya masih berada diluar sana.

     "Hoh, jadi kau berharap aku menutup mataku? Minggir!" ditepisnya kedua tangan pria itu lalu melangkah santai keluar dari lorong.

     "Yak! Tunggu aku!" dengan langkah besar ia mengejar Yoona yang sudah lebih dulu melewati gadis-gadis labil yang ternyata memang masih berada disana. Langkah Yoona bahkan kelewat santai, tidak menghiraukan pandangan mereka yang menatapnya sinis.

`

     Kini teriakan mereka mulai pecah ketika melihat Sehun berjalan dibelakang Yoona. Dengan gagahnya Sehun melangkahkan kakinya. Seketika aura pria itu berubah. Ia terlihat seperti seorang pangeran yang sedang berjalan santai disebuah taman. Kedua tangannya berada dalam saku celananya. Langkahnya tampak teratur dan segaris. Tentu senyuman mematikan darinya juga tidak ketinggalan. Dalam hitungan detik ia berhasil membuat gadis-gadis labil yang ada disana terduduk lemas diatas aspal. Ada juga yang berteriak histeris hingga menangis.

--

--

--

     "Eonni, annyeong.." sapa Krystal yang sedang menyantap makanannya ditemani Mari dan Somi. Yoona yang memang merasa lapar langsung menghampiri mereka, sementara itu keberadaan Sehun belum ditemukan.

     "Yoona-a, kemarilah. Kita makan malam bersama, aku sudah memasak banyak." panggil Mari sembari menaruh nasi kedalam mangkuk.

     "Eonni, kau tidak membalas sapaanku? Jadi kau masih seperti dulu?" meletakkan sumpitnya ke atas meja dengan keras, bunyi hentakkan pun terdengar sehingga membuat Mari dan Somi kaget bahkan sampai tersedak.

     "Yak, apa kau tidak bisa bersikap sopan?" tegur Somi ketus.

     "Mianhae(maafkan aku).." Krystal menjadi manyun.

     "Cepat makan, setelah itu akan aku antar kau pulang." ujar Yoona yang sudah ikut duduk di meja makan.

     "Kau mau mengantarku pulang? Apa kau sudah tahu jalan di Seoul?" tambah Krystal sambil mengunyah makanannya. Yoona terlihat enggan menjawabnya.

     "Apakah tidak sebaiknya kau menginap disini saja? Ini sudah sangat larut." sambar Mari, mendengar itu membuat Somi kembali tersedak dan memasang wajah kesal.

     "Eomma, jangan mudah percaya dengan orang, apalagi dengannya!" menatap Krystal dengan sorot mata tak akrab.

     "Somi, jaga ucapanmu!" tegur Mari tegas.

     "Kalian sedang apa? Kenapa ribut sekali? Wah.. Seolleongtang." setelah sekian lama, akhirnya pria itu pun terlihat. Melihat adanya Seolleongtang diatas meja makan membuatnya semakin bersemangat untuk menyantapnya. Seolleongtang adalah sup yang sangat terkenal di korea, saking terkenalnya, banyak restoran yang menjual khusus menu ini.

     "Kau dari mana saja?" tanya Mari sembari memberikan semangkuk nasi untuknya.

     "Tanyakan saja padanya." mengarahkan sumpitnya kepada Yoona lalu kembali menatap menu pada malam itu.

     "Jadi kalian keluar bersama?  Memangnya kalian kemana?"

     "Hanya duduk di taman?" kata Yoona asal. Mendengar itu Sehun hanya tersenyum getir.

     "Taman? Bukankah tempat itu untuk berpacaran?" Mari menatap Yoona dan Sehun bergantian. "kalian.." kini sumpitnya menunjuk kearah mereka berdua.

     "Tentu saja tidak!" jawab mereka berdua serentak. Untuk sejenak keadaan pun menjadi hening. Namun tanpa mereka sadari, sejak kehadiran Sehun diruang makan, Krystal tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Gadis labil itu serius menatap pria yang kini sedang menyantab makanannya itu. Tersenyum mengagumi ketampanan Sehun yang diyakininya sungguh luar biasa.

     "Kau sedang apa?" tanya Sehun yang menyadari sorotan mata itu. "tunggu, kau siapa?" tambahnya ketika menyadari bahwa dirinya tidak mengenal gadis labil itu.

     "Dia teman Yoona, tadi Yoona menyelamatkannya." jelas Mari.

     "Kau menyelamatkannya?" tanya Sehun namun tidak mendapatkan jawaban dari Yoona.

     "Cepat habiskan makananmu." kata Yoona kepada Krystal. Merasa tidak harus menjawab pertanyaan itu.

     "Oke eonni!" gadis itu semakin bersemangat. Dia memang selalu berusaha mencari perhatian Yoona, entah apa yang membuatnya berkeinginan untuk menjadi teman Yoona. Jelas sekali bahwa Yoona selalu menolaknya, tapi gadis labil itu tidak pernah putus asa dan terus mengganggu Yoona.

--

--

--

     Taksi sedang membawa mereka ke rumah Krystal. Tidak ada percakapan disana, Yoona hanya menatap pemandangan dari balik kaca mobil, walau sebenarnya itu hanya tatapan kosong. Sedangkan Krystal, gadis itu tak henti-henti menatap Yoona. Tentu hal itu membuatnya gerah lalu membalas menatap gadis labil yang sedang duduk disampingnya itu.

     "Kenapa?" tanya Yoona.

     "Ceritakan padaku, kenapa kau ada disini?"

     "Maksudmu?"

     "Bukankah kau di Busan, kenapa kau bisa ada disini? Dan mereka, mereka siapa? Mereka begitu kaya raya, tidak mungkin mereka salah satu keluargamu.. Bukankah kau sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi?" ucap Krystal panjang lebar. Mendengar pertanyaan itu, Yoona terdiam sejenak. Ia seperti merasakan sesuatu yang aneh, pancaran wajah gadis itu terlihat tidak baik. Dan kata-kata yang keluar dari mulutnya. Tidakkah sedikit kasar?

     "Itu bukan urusanmu." hanya itu yang Yoona katakan. Ia kembali melayangkan pandangannya keluar kaca. Pada malam hari Seoul semakin terlihat indah, sinar lampu dimana-mana, berkelap-kelip berganti warna, papan iklan mempertontonkan artis korea selatan yang sedang hangat dibicarakan, alunan musik yang diyakini Yoona terlalu norak terus menggema di telinganya, hal itu membuat ia kembali mengingat pria itu.

     "Eonni! Aku baru ingat, pria itu, pria tampan yang tadi duduk dihadapanku, dia siapa?" tambah Krystal yang hampir membuat Yoona kaget.

     "Kau! Apa kau tidak bisa bicara dengan pelan!" mengelus dadanya yang mulai berdebar tanpa alasan yang jelas.

     "Maaf.. Hanya saja, pria itu terlalu tampan." wajahnya berubah manyun. "eonni, apa aku boleh berkunjung lagi kesana?"

     "Tidak."

     "Kenapa eonni? Aku hanya ingin melihatnya."

     "Apa aku harus mengulanginya?"

     "Kenapa? Apa eonni menyukainya? Karena itu eonni tidak mengijinkanku kesana lagi?"

     "Apa?" hanya menatap gadis labil itu keheranan. Ingin sekali ia turun dari taksi itu dan menyelamatkan dirinya dari sikap menyebalkan gadis labil itu.

     "Jadi eonni menyukainya?"

     "Aish! Baiklah, kau boleh berkunjung kesana! Terserahmu." jawabnya lalu kembali membuang pandangannya keluar.

     "Wuah.. terima kasih eonni.." berkali-kali ia mencoba memeluk Yoona, dan berkali-kali juga Yoona menepisnya. Baru disadarinya, penyesalan memang selalu datang di akhir.

--

--

--

     "Ini rumahmu?" tak menyangka setelah melihat tempat tinggal Krystal yang tak semewah dulu.

     "Iya. Masuklah.."

     "Aa, sepertinya aku harus segera pulang. Mari pasti mencariku, kau masuklah." tolaknya dengan sopan.

     "Kenapa? Apa karena rumahku tidak sebagus dulu?"

     "Tidak.. Tidak ada yang salah dengan rumahmu, hanya saja waktu yang tidak tepat. Masuklah, kau harus istirahat.."

     "Eonni, aku berharap kau masih menjadi eonni-ku.."

     "Eee?" raut wajah gadis itu terlihat datar. Tidak sesuai dengan apa yang ia katakan. Yoona menyadari itu, gadis itu, seperti ada sesuatu yang gadis itu sembunyikan darinya.

     "Kalau begitu aku masuk dulu. Eonni, annyeong.."

`

`

`

`

Continued..


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C4
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login