Download App

Chapter 8: Locus Jamur Dan Perkakas Ajaib

Grisseo dan dua peri lainnya menurunkan pondok tulip di sebuah padang rumput yang di kelilingi rumah-rumah jamur.

"Keluarlah!! kau sudah aman, " Ujar Grisseo pada Fargo yang masih berada di dalam pondok tulip tersebut.

Perlahan Fargo menyembulkan kepalanya keluar dari kelopak tulip yang di jadikan sebagai daun pintu pondok itu, matanya tak berkedip saat menatap sekeliling, ada puluhan, tidak! tapi ratusan makhluk kecil bersayap berlalu lalang di sekitar tempat itu, pakaian mereka terbuat dari dedaunan yang di sulam dengan benang sari. Jika pemandangan dari atas menampilkan rumah-rumah jamur maka pemandangan itu kini berbeda, karena di pemukiman itu tak hanya terdapat rumah-rumah jamur, tapi juga pondok-pondok dandelion yang terlihat di penuhi oleh para peri.

"Griss... Kau sudah kembali?? Aku cemas saat para thormen datang dan kau masih di kebun, " ujar seorang peri cantik yang menghampiri mereka.

"Ya.. Kami baru saja tiba, Midea, Fin, bawa semua buah mel ke penyimpanan, dan kau.. Siapa namamu tadi?? " Tanya Grisseo sembari menoleh kearah Fargo.

"Fargo, " Ucap Fargo menyebutkan namanya dengan tatapan yang tak lepas dari Amisa.

"Ya.. Fargo, perkenalkan ini adikku Amisa, " ujar Grisseo sembari memperkenalkan peri cantik tadi.

"Hai.. Aku Fargo, " Ucap Fargo sembari tersenyum dan meraih tangan Amisa untuk bersalaman.

"Um, aku Amisa, bukankah kau yang datang bersama Lea,?? " tanya Amisa pada Fargo yang masih menatapnya dan membuat Amisa tersipu.

"Emm.. Ya.. Aku orangnya, " Sahut Fargo.

"Lalu dimana Lea apa dia juga di sini?? " tanya Amisa yang terlihat mencari cari sosok Lea.

"Sementara waktu dia akan tinggal bersama kita,jadi bisakah kau mengajaknya kerumah? aku harus peri menuju Locus dandelion, "Sambung Grisseo sembari berlalu.

"Um!! ayo ikuti aku," Ucap Lea pada Fargo yang segera berjalan membuntutinya.

Amisa membawa Fargo menuju sebuah rumah Jamur berwarna merah berbintik, beberapa peri dengan panah di punggung mereka terlihat berdiri di sepanjang pintu masuk, semua peri tadi membungkuk memberi hormat pada Amisa yang kemudian di balas anggukan kecil dan senyum lembut Amisa, Fargo hanya menatap satu persatu dari mereka yang juga sempat melihat kearah Fargo dengan tatapan yang aneh.

"Selamat datang di locus jamur milik kami, " Ujar Amisa sembari mempersilahkan Fargo masuk kedalam kediamannya.

Fargo tercengang melihat isi dari tempat tersebut, diruang pertama ia melihat sebuah meja yang terbuat dari biji gandum kering dengan beberapa ukiran di setiap sisinya, kemudian kursi yang terbuat dari susunan ranting dan di beri tumpukan bulu lembut bunga ilalang membuat benda- benda itu terlihat nyaman dan menakjubkan.

"Apakah itu biji gandum? " tanya Fargo yang sebenarnya sedikit ragu dengan meja di ruang utama tempat itu.

"Um!! kami sudah mengeringkannya dan mengoleskan beberapa ramuan yang akan membuatnya tak mudah lapuk dan tak lagi terasa seperti gandum, meski masih tercium aroma gandum di sana," terang Amisa.

Gadis peri itu kemudian mengajaknya berlanjut ke ruangan berikutnya, lagi-lagi sebuah meja gandum di sudut ruangan kali ini di depan meja itu terpasang sebuah akar yang menyerupai rak, disana juga terlihat beberapa buku yang tertata rapih, disisi meja itu terpasang sebuah jendela kecil yang memungkinkan untuk melihat ke arah telaga yang letaknya tak jauh dari nymphodora,jika Fargo berukuran normal mungkin ia akan menyebutnya genangan.

Amisa berjalan menaiki tangga-tangga yang terbuat dari sulur yang telah dianyam sedemikian rupa membentuk barisan anak tangga.

"Aku akan menunjukkan kamarmu, " Ujar Amisa sembari terus melangkah menaiki tangga,sesampainya diujung tangga Fargo kembali di buat terperangah dengan sebuah balkon dalam ruangan yang cukup luas dan di setiap sudutnya terdapat beberapa pintu.

Amisa melangkah menuju salah satu pintu.

"Ini kamarmu, " Ujar Amisa sembari membuka pintu dan segera melangkah masuk tanpa ragu,gadis peri itu segera membuka jendela kecil yang berada di sana, kaca jendela di kamar itu menarik perhatian Fargo karena terlihat tak biasa, pemuda itu menghampiri jendela dan menekan kacanya dengan jarinya, tak seperti kaca yang biasa ia temui,kaca di depannya itu tampak aneh karena tidak terasa keras saat di tekan dengan ujung jarinya.

"Oww!!!! Apa benda ini juga ajaib?? " Tanya Fargo yang masih menekan-nekan kaca yang terasa kenyal dan transparan itu.

"Tidak itu hanya gelembung dan kami menggunakan sihir untuk membuatnya kuat dan tak mudah meletup " Sahut Amisa yang tengah merapihkan ranjang untuk Fargo.

"Gelembung??? " ujar Fargo tak percaya.

"Ya kami mendapatkannya dari getah tanaman, semua kaca dan cermin di nymphodora terbuat dari gelembung.

" Ini mustahil, " Ujar Fargo masih dengan ketakjubannya.

"Ranjangmu sudah siap, " Ujar Amisa tanpa menghiraukan kekaguman pemuda itu.

Fargo berjalan menghampiri ranjang yang tertutupi sehelai kain berwarna putih, Fargo mengusap permukaan tempat tidurnya itu, terasa halus dan nyaman.

"Apa kalian juga membuat sendiri kain ini?? " tanya Fargo yang mencium aroma semerbak dari kain yang menutupi tempat tidurnya.

"Tentu, itu adalah kelopak bunga lili," Sahut Amisa.

"Sebaiknya kau beristirahat, aku akan membuat beberapa hidangan untuk makan malam, " sambung Amisa sembari beranjak pergi.

"Oh.. Baiklah terimakasih, " Ujar Fargo saat Amisa sudah menghilang di balik pintu.

Tanpa sadar Fargo mengulas senyum nya, kecantikan Amisa seperti menyihir mata pemuda itu.

Fargo merebahkan dirinya sembari melempar pandangannya menuju keluar kaca gelembung, entah apa yang mengisi pikirannya namun suasana tenang dan sejuk di kamar itu membuatnya terlelap sesaat.

Grisseo baru saja tiba saat langit sudah tampak gelap, penciumannya menghirup aroma lezat yang membuatnya lapar, ia segera menuju ke ruang makan di mana Amisa terlihat sibuk menyajikan beberapa hidangan

"Dimana Fargo?? " tanya Griseeo yang tak melihat sosok Fargo bersama Amisa.

"Kurasa dia masih tidur, " Sahut Amisa tanpa mengalihkan pandangan sang kakak.

"Apa dia sudah makan malam?? " tanya Grisseo lagi.

"Belum, dia tak keluar dari kamarnya sejak masuk kesana, " Ujar Amisa lagi yang masih berkonsentrasi pada kesibukannya.

"Astaga aku akan membangunkannya, " Ujar Grisseo segera menuju ke kamar Fargo yang sudah ia ketahui letaknya.

Tokk... Tokk... Tokkk...

Grisseo mencoba mengetuk pintu di hadapannya berkali kali namun sepertinya tak ada yang merespon dari dalam ruangan itu.

Grisseo memutuskan untuk membuka pintu tersebut yang ternyata tidak terkunci,dan benar saja Fargo masih tampak terlelap di ranjangnya

"Hei...!! Bangun..!!! Fargo bangun lah!!! ini sudah waktunya makan malam, " ujar Gresseo sembari menepuk pipi pemuda itu.

Fargo tampak menggeliat, sembari mengerjapkan matanya, ia menatap Grisseo lamat-lamat.

"Siapa kau?? " Ucap Fargo dengan suara paraunya Grisseo hanya menatap tanpa suara.

"Aku bermimpi aneh, pemukiman para peri, rumah jamur, dandelion raksasa, meja gandum,sprei bunga lili, kaca gelembung, astaga sungguh gila, " Ujar Fargo mengoceh sembari mengucek matanya.

Grisseo segera melangkah menuju sebuah lemari kecil dan menarik selembar kelopak lili yang masih segar

"Maksudmu ini?? " Ujar Grisseo sembari mengusap kelopak lili di tangannya

"Dan ini?? " Imbuh Grisseo sambil menyentil kaca gelembung yang tampak kenyal.

Fargo membelalak karena beberapa benda yang ia sebutkan tadi ada di depan matanya, ingatannya mulai kembali,ia ingat saat ia tiba di nymphodora, melihat pemandangan ajaib, memasuki locus jamur dan melihat satu persatu perkakas ajaibnya.

"Ini bukan mimpi, " Gumam Fargo.

"Tentu saja bukan, sudahlah segera cuci wajah mu dan pergi ke meja makan, ini sudah waktunya makan malam, " Ujar Grisseo.

"Makan malam??" tanya Fargo yang masih tak benar-benar yakin dengan semua yang dia alami hari itu.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C8
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login