Download App

Chapter 4: Chap 4

Reslie tersenyum menanggapi pertanyaan kakaknya. Bagaimana jika mengatakan semalam tidurnya terganggu sedikit karena mimpi buruk? Akankah kakaknya langsung kemari dan menemaninya?

Reslie sedikit bergurau dalam hatinya. Tapi tidak menyuarakan pemikirannya.

Dengan suaranya yang tenang, Reslie membalas Albert.

"Menyenangkan. Tidak pernah semenyenangkan ini sebelumnya," balas Reslie.

Albert langsung tertawa. Ia paham betul apa maksud sesungguhnya dari ucapan Reslie. Reslie pasti merasa sangat nyaman tidur di rumahnya sendiri seorang diri. Hal yang belum pernah ia alami sendiri selama ia berada di tengah-tengah keluarga Hugo yang selalu berisik.

"Bagus. Jika kau merasa nyaman di sana. Kapan-kapan kakak akan coba mampir ke sana. Jadi kau bisa kirimkan alamatnya padaku. Kau ingat, kau masih belum memberikan alamat yang jelas pada kami," celetuk Albert mengingatkan.

Reslie langsung membalas, "Tentu saja. Setelah aku berhasil menuliskan dengan tepat monor alamat rumahnya dan membuat denah kasar wilayah ini, aku akan langsung mengirimkannya padamu. Ingat untuk membawakan aku manisan yang sering kali kau buatkan untukku."

"Baiklah. Tapi kami minta maaf tidak bisa banyak membantumu pindahan padahal kau pasti sedang sangat kerepotan sekarang," ujar Albert yang merasa bersalah.

Reslie menyanggahnya.

"Tentu itu tidak masalah, Kak. Aku yang ingin pindah secara mendadak. Kau tentu sudah sangat sibuk mengurusi pekerjaan sekaligus keluarga kecilmu yang baru saja lahir. Jadi aku tidak mungkin menambah kerepotanmu itu," balas Reslie tak ingin merepotkan.

"Lagipula, seperti yang sudah aku katakan, aku mendapatkan rumah ini beserta dengan paket lengkap isinya. Sehingga aku tidak perlu memindahkan banyak barang-barangku kemari. Mereka sudah menyediakan semua yang aku butuhkan di sini. Bahkan hal yang biasanya tidak aku gunakan, ada di sini. Jadi kau tidak perlu khawatir," jelas Reslie sekali lagi.

"Kau benar. Kakak jadi penasaran seperti apa rumah barumu itu. Walaupun kakak tidak terlalu setuju kau pindah begitu cepat. Tapi aku berharap, rumah itu bisa membuatmu merasa nyaman."

Albert menahan segala kecemasannya dalam hati. Ia tahu adiknya kini sudah besar. Tapi perasaan ingin melindungi, masih selalu ia rasakan. Karena itu, ketika ia mendengar berita kepindahan Reslie itu, dialah orang pertama yang paling menentang keputusan ini selain ayahnya.

Sementara ibunya, menyerahkan seluruh keputusan pada Reslie sejak awal. Ibu memang selalu memberikan kebebasan yang penuh tapi bertanggung jawab pada anak-anaknya.

Sehingga setiap kali anak-anaknya membuat keputusan yang besar, ibu selalu mengingatkan segala resiko yang akan mereka tanggung. Sekaligus juga memberikan sepenuhnya keputusan pada anak-anaknya tanpa terkecuali.

Sama ketika Albert memutuskan untuk menikah dengan Lilian yang berbeda agama. Ibunya, Marissa, selalu menegaskan penting adanya sebuah pilihan dalam setiap penyelesaian dan resiko yang harus ditanggungnya di setiap putusan yang diambil.

Karena itu, ketika Reslie membuat keputusan untuk merubah tradisi dalam keluarga untuk pertama kalinya. Ibu adalah orang pertama yang menyetujuinya.

"Reslie, jika kau butuh sesuatu, tolong katakan pada kakak secara langsung. Kakak akan membantumu apapun itu sebisa mungkin. Karena itu, jangan merasa kau sendirian. Oke, Sayang?" seru Albert penuh pengertian. Membuat Reslie merasakan kehangatan.

Kakaknya Albert, memang selalu menyayangi dan memperhatikannya. Dibanding saudara laki-lakinya yang lain. Albert adalah orang pertama yang akan selalu mengulurkan tangannya pertama kali untuk Reslie. Tak peduli apapun masalahnya itu.

Reslie senang kakaknya meneleponnya hari ini.

"Baik, kak. Aku akan menghubungimu jika aku butuh sesuatu," balas Reslie sekenanya. Karena walaupun ia butuh sesuatu, Reslie juga tentu tidak bisa seenaknya saja meminta bantuan kakaknya yang sangat sibuk satu ini.

Lilian baru saja melahirkan anak keduanya yang kembar. Sebagai seorang ayah yang siaga, tentu Albert dan Liliana istrinya pasti akan sangat sibuk mengurusi putra-putri mereka yang masih sangat kecil.

Karena itu, tak peduli masalah apa yang selama ini tengah menghampirinya. Reslie selalu berusaha menyelesaikan itu sendiri tanpa melibatkan oranglain yang peduli padanya. Ia berkeyakinan, menerima bantuan dari oranglain ataupun keluarganya sekalipun, hanya akan membuat ia tidak menjadi dewasa dan ketergantungan.

Berbeda halnya dengan usahanya untuk mendapatkan uang dari para saudaranya yang lain. Reslie tetap memberi penegasan bahwa ia hanya akan meminjam uang mereka. Setelah ia punya cukup uang untuk menggantikannya, Reslie akan segera mengembalikannya.

Percakapan antara Reslie dengan kakaknya tidak berlangsung terlalu lama karena sepertinya Lilian sedang menghubunginya juga. Sehingga ketika panggilan telepon mereka berakhir, Reslie memutuskan untuk mengisi waktunya merapikan kebun depan untuk sekedar berolahraga.

***

Jarum jam sudah menunjuk pukul 10 pagi saat Reslie berkeliling kebun dan merapikan tumbuhan sekitarnya. Sambil perpeluh keringat dan tenangnya yang terkuras banyak, ia menyelesaikan pekerjaan merapikan dan membersihkan segala sampah dan tumbuhan liar yang ada di sekitar rumahnya dengan cepat.

Hingga sore hari ketika ia telah selesai dengan sebagian pekerjaannya dan memutuskan akan melanjutkan itu kembali keesokan harinya, waktu telah berjalan dengan tanpa terkendali.

Reslie bersyukur, karena pekerjaannya ini, pikirannya sepenuhnya bisa teralihkan. Ia jadi tidak memikirkan hal-hal lain yang mengganggunya. Tapi ketika ia telah selesai dengan pekerjaannya di pekarangan depan, dan masuk ke dalam untuk mengambil segelas air untuk menghilangkan dahaganya.

Sebuah perasaan aneh mendadak menyelimutinya. Ia menoleh ke samping tempat ia merasakan ada sekelebat bayangan yang sedang mengawasinya. Tapi ketika ia menoleh, bayangan itu menghilang.

Reslie terdiam untuk beberapa detik. Mungkinkah ia salah melihat?

Tapi perasaan sedang diawasi ini terasa cukup kuat. Tapi bukankah ia sedang sendirian sekarang? Tidak ada siapapun di rumahnya. Apa ia baru saja sedang berhalusinasi karena terlalu berdahaga?


Load failed, please RETRY

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C4
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login