Download App
My Childish Papa (Bahasa) My Childish Papa (Bahasa) original

My Childish Papa (Bahasa)

Author: Mijun_123

© WebNovel

Chapter 1: Kim Ryushin

Dari awal sekali, keluarga bagi Jangjun bukanlah sebuah kebahagiaan yang diberikan kepadanya begitu saja. Melainkan sesuatu yang harus ia lindungi dengan kegigihan tanpa henti.

Jangjun mengusap lembut remaja berusia 14 tahun yang terbaring di ranjang miliknya. Ia kini duduk di pinggir ranjang. Rasanya baru kemarin ia kewalahan menghadapi tingkah bayi yang masih merah itu.

Tanpa ia sadari, bertahun-tahun telah berlalu. Bayi itu kini telah menjadi remaja tampan. Mata sipit yang terlihat hanya satu garis jika tersenyum, hidung bangir, juga bibir penuh merekah yang terlihat sensual.

Bocah ini benar-benar refleksi dirinya. Ia seolah bercermin jika bertatap muka dengan bocah yang menyukai es krim ini. Rasanya Jangjun melihat dirinya yang dulu saat ini. Namun, ada kalanya ia merasa bahwa bocah ini buka refleksi akan dirinya, melainkan ...

"Jangan sentuh aku! Apa yang Anda lakukan, heh? Apa Anda seorang pedofil yang menginginkan remaja tampan sepertiku," Ryushin mendekap erat tubuhnya. Ia menatap tajam pria yang berusia sekitar tiga puluh tahunan itu dengan tatapan dingin, "A-Anda tak berniat menodaiku, kan?"

Baiklah, Jangjun kini menyadari, walaupun anaknya ini sangat mirip dengannya tapi soal sifat, mungkin hanya 0,5% sifat Jangjun yang menurun ke anaknya ini.

Jangjun menjitak keras kepala Ryushin. "Tidak perlu mengigau! Mau ikut apa tidak?" ajak Jangjun, ia beranjak dan melangkah keluar.

"Ke mana?" balas Ryushin, enggan. Padahal ia berencana untuk tiduran saja selama seharian penuh ini. Namun, tangan Jangjun telah mengusik tidurnya. Ryushin benci diperlakukan seperti itu. Ia juga bosan selalu saja dianggap masih kecil oleh papanya.

"Belanja pakaian. Aku rasa kau butuh pakaian lebih besar untuk saat ini."

"Memangnya Papa punya uang?" sela Ryushin.

"Hassh, ada pokoknya," sahut Jangjun diikuti seringaian seksi mirip ayahnya.

Ryushin mengerutkan kening. Dilihatnya gelagat pria yang menurutnya sangat payah itu dari ujung kaki hingga ujung kepala. "Mencurigakan. Kok perasaan saya tidak enak ya, Pa?" gumam Ryushin.

***

Blossom Factory Outlet merupakan toko pakaian yang sangat terkenal di internet. Toko ini juga ada offline shop-nya.

Mata Ryushin berbinar-binar saat ia berhenti di depan toko Blossom yang terkenal di kota Bandung ini. Ia sungguh kagum hanya melihat kemewahan toko ini dari luar. Sejenak ia menoleh ke arah Jangjun yang berdiri di sampingnya. Seulas senyum terpatri di bibir penuhnya.

'Apa mungkin Papa menang lotre ya sampai-sampai mengajakku ke toko ini. Uups, lupa. Aku harus memanggil papaku sendiri 'abang' kalau di luar rumah. Ini bukan kemauannya, tapi aku sendiri yang memutuskan,' bathinnya.

"Abang Ujang, kau sungguh ingin aku memilih baju di sini?" ucap Ryushin sambil melingkarkan tangannya ke pundak Jangjun.

"Tentu saja."

"Huwow! Untuk pertama kalinya dalam empat belas tahun umur saya, saya mengakui kalau Anda itu keren, Abang." Ryushin mengacungkan dua jempolnya ke arah Jangjun.

"Memang ke mana saja kau, heum? Kenapa baru sadar kalau aku begitu keren?" Jangjun lagi-lagi menarik sudut kanan bibirnya, ia kini menepuk bahu Ryushin. "Cepat pilih baju yang kau suka! Sesudah itu kita cari makan."

Ryushin mengangguk cepat. Ia melangkahkan kakinya menuju pintu masuk Blossom Factory Outlet. Namun, belum sempat ia masuk, ia merasakan ada yang menarik keras kerah baju bagian belakangnya. Ryushin menoleh.

"Kenapa lagi?"

"Siapa yang menyuruhmu memilih baju ke toko ini?" ucap Jangjun.

Ryushin menautkan alisnya. Ia menantikan perkataan Jangjun selanjutnya.

Jangjun tersenyum hangat. Ia memajukan dagunya untuk menunjuk ke suatu arah. Ryushin mengikuti isyarat papanya itu.

"Pilihlah baju di sana!" ucap Jangjun sembari masih menggeret kerah baju anak kesayangannya itu.

"Apa?" pekik Ryushin.

Yang benar saja? Ia kini berdiri di depan lapak tumpukan baju bekas yang berada tepat di sebelah toko Blossom. Tumpukan baju itu berada di emperan toko.

Jangjun berjongkok. Ia memilah-milah tumpukan baju, berharap menemukan baju bekas yang masih layak pakai untuk anak kesayangannya itu.

Namun, ia lebih sayang uang sebenarnya. Jangjun sekelebat melihat Ryushin yang masih berdiri mematung di sampingnya. Ia seolah dapat melihat aura hitam yang menguar dari tubuh Ryushin, aura kekecewaan.

"Huwaakh! Meninju orang tua dosa apa tidak, ya?" teriak Ryushin yang entah pada siapa.

"Ahahaha, dasar bodoh!"

Jangjun menarik celana putranya agar ikut jongkok, memilih baju.

"Cepat pilih!" perintah Jangjun.

"Tidak!"

"Yakin?"

"Tidak perlu!"

"Padahal nanti malam rencananya kita mau nonton di bioskop bersama, Shin," ucap Jangjun.

Ryushin membulatkan matanya. Nonton bioskop? Nanti malam kan tayangannya ....

"Ma-maksud Kak Ujang kita akan menonton film horror kesukaan saya itu?"

"Iya." Jangjun mengangguk.

"Yang judulnya Beranak Dalam Sumur itu, Bang?" Ryushin memastikannya lagi.

"Iya."


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C1
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login