Download App

Chapter 22: Semua karena Sarah

Heh Jino! aku menggaji mu bukan untuk memperhatikan dada wanita!"

Andra datang bersama dengan Sarah yang menempel begitu erat disampingnya, mereka menjadi pemandangan indah bagi para karyawan dikantor. Namun entah mengapa Marlyna merasa sedikit kesal, dia langsung melotot tajam ke arah wanita yang tersenyum licik itu dengan tangan setengah gemetar.

"Jalang!" gumamnya pelan.

Andra menatap wajah gadis dihadapannya dengan angkuh, dia tersenyum kecil bagai iblis. Kemudian menyuruh Jino untuk kembali bekerja seperti biasa, sementara Marlyna masih berdiri mematung menatap pergerakan wanita cantik yang ada dihadapannya. Jujur saja, gadis ini merasa kikuk sendiri. Penampilan sarah sangatlah elegand, terlebih dengan perhiasan mahal dan balutan pakaian designer yang pasti jarang sekali untuk di temui. Berbeda dengan gadis ini yang hanya memakai kemeja dan rok hasil diskon di toko biasa.

"Heh apa yang kau lakukan disana?! cepat kembali bekerja!" bentak Andra.

Marlyna hanya bergumam sendirian, sikap lelaki itu mudah sekali berubah. Tiba-tiba manis dan sangat perhatian kemarin, tetapi sekarang seolah dia membenci gadis yang sudah dia tiduri dirumahnya itu.

"Sayang, apa kita harus pergi sarapan? aku belum sempat makan hari ini." rengek Sarah dengan suaranya yang manja.

"Kau sarapan saja sendiri, aku tidak punya waktu untuk itu!" jawab Andra angkuh.

"Tapi sayang! bukankah kau janji akan mentraktirku makan?!" tanya Sarah.

Andra mengeluarkan kartu kredit di dalam dompetnya, kemudian melempar benda plastik itu ke hadapan Sarah. "Beli saja semua yang kau mau, dan jangan ganggu aku hari ini !" tegas Andra.

Lelaki tampan berjas hitam itu pergi meninggalkan wanita yang sudah dia bawa susah payah ke kantor, itu semata-mata hanya untuk memancing janji Marlyna yang dia ucapkan kemarin ketika di sauna. Tetapi kenapa gadis bodoh itu malah pergi ?!

Dia bodoh? pikun? atau memang sengaja melupakan janjinya?! astaga aku membuang uangku yang berharga. Batin Andra kesal.

***

Brakkk !

Marlyna meletakan dokumen-dokumen penting itu di atas meja dengan penuh tenaga ekstra. Matanya seakan berapi-api, mengingat perlakuan manja Sarah tadi kepada Bossnya. Jino yang berada satu ruangan dengan gadis ini merasa kebingungan, tidak biasa panther manisnya berprilaku buruk seperti ini.

"Marlyna, kau baik-baik saja?" tanya Jino khawatir.

"Ya! aku baik-baik saja!" jawab gadis itu cepat.

Jino tersentak. "Okay. Oh soal malam itu aku sangat minta maaf, itu sudah sangat kelewatan. Aku mencium dan menyentuh tubuhmu tanpa ijin, sekali lagi maafkan aku Marlyna." ucap Jino dengan senyum manisnya yang khas.

"Iya bukan apa-apa!" jawab gadis itu cepat.

"Ehh bukan apa-apa? jadi kau sering melakukan hal seperti itu dengan lelaki lain?!" tanya Jino memancing.

Marlyna tidak sadar dengan apa yang di ucapkannya barusan. "Tidak, maksudku itu bukan penuh kesalahanmu Jino! aku juga iya kenapa tidak melarang mau malam itu!" ucap Marlyna.

Jino mengangguk. "Oh iya, tapi jujur saja itu adalah reaksi reflek tubuhku yang pertama kalinya pada seorang wanita. Aku jadi canggung sekali saat ini, ah maaf aku terus membicarakan hal itu." ucap Jino malu-malu.

"Hehe tidak apa."

Perbincangan selesai sampai disini, kedua orang ini kembali bekerja seperti biasa. Jino menyiapkan dokumen-dokumen penting yang akan Andra bawa untuk rapat siang nanti, sedangkan Marlyna mengecek satu persatu email yang masuk sejak kemarin. Jumlahnya begitu banyak, mungkin sampai puluhan dan membuat kepala gadis ini berputar. Dia harus membaca satu persatu email itu dengan seksama, karena jika ada satu saja yang terlewat mungkin akan menjadi bumerang bagi pekerjaannya.

"Ah apa ini ?!"

Satu email baru menumpuk email yang lama, sebuah pesan penting dari perusahaan Light. Marlyna buru-buru memberi tahu Jino tentang hal ini dan dia pun hendak melaporkanya kepada Andra. Lelaki tampan itu langsung pergi ke ruangan sang Boss yang tak lain adalah kakaknya sendiri, kemudian meninggalkan Marlyna sendirian.

Wanita itu tidak perduli jika hari ini dia tidak bertemu dengan Andra, Marlyna kembali sibuk membaca satu persatu email itu dengan seksama. Sampai tak lama sebuah notifikasi handphone Jino mengagetkannya.

"Aishhh mengganggu! kenapa dia tidak membawa ponselnya!"

Marlyna menatap layar ponsel Jino dengan jelalatan, sebuah panggilan masuk dari seseorang. Dia diberi nama 'wanita yang kucintai' tapi tunggu?!

"What it's crazy! itu kan Sarah? tapi kenapa fotonya bersama Jin-o? hah aku tidak bisa percaya ini. Oh my Gosh!" gumam gadis itu syok.

Ceklek !

Suara pintu terbuka mengalihkan pandangan Marlyna, dia buru-buru perpindah lagi ke kursinya. Menatap layar komputer dengan pikiran yang traveling ke penjuru dunia. Bagaimana Jino dan Sarah bisa dalam satu frame dengan posisi romantis seperti itu? Marlyna tidak bisa menyangka jika keduanya memiliki sebuah hubungan istimewa. Lalu bagaimana dengan Andra? apa dia hanya sebuah pelampiasan? atau selingkuhan wanita bernama Sarah itu?! itulah hal yang terus dipikirkan Marlyna saat ini.

Jino duduk di kursinya dengan wajah kesal, lelaki itu masih terlihat sangat tampan walau dengan mood yang kacau. Marlyna menatapnya sekilas kemudian kembali fokus pada komputer dihadapannya, dia hendak menanyakan keadaan Jino namun ekspresinya cukup menakutkan. Dia memandang ponsel itu ditangannya, kemudian melemparnya sembarang ke depan. Suara hantaman barang kecil itu membuat Marlyna syok, dia menutupi wajahnya sendiri dengan keyboard komputer. Berpura-pura tidak mendengar atau melihat apapun!

"Brengsek!" umpat Jino sembari memukul meja dihadapannya.

"Jino, kau baik-baik saja?" tanya Marlyna dengan nada sangat pelan.

Lelaki itu menatap tajam pada gadis disebelahnya. "Kau sama bre--!" -menarik nafas pelan- "Ah maafkan aku kau melihatnya. Mood ku sedang tidak baik saat ini." ucap Jino.

Marlyna berdiri dari kursinya, dia memberanikan diri untuk mendekati Jino. Menyenderkan tubuh lelaki itu ke belakang, kemudian dengan berani memegang kepalanya. Memijat perlahan pelipis Jino dengan gaya relaksasi, berharap memberikan sedikit ketenangan dengan emosi yang dia rasakan.

"Apa yang kau lakukan?!" tanya Jino sembari menepis lengan Marlyna dari kepalanya.

Plakkk !

Gadis itu memukul bahu kekar Jino, kemudian melanjutkan kegiatan yang sedang dia lakukan tadi. Walau sedikit berontak, akhirnya Jino diam dan menurut pada perkataan panther nya itu. Merasakan pijatan lembut yang membuat hatinya sedikit tenang.

"Kenapa denganmu Jino? apa Boss memarahimu lagi? ah jangan bilang jika itu adalah salahku!" ucap Marlyna heboh.

"Bukan, ini bukan tentangmu." jawab Jino dengan suara pelan.

Beberapa saat sebelumnya...

Jino berjalan dengan cepat menuju ruangan Andra, membawa sebuah kabar baik jika perusahaan Light ingin mengadakan kerja sama dengannya. Namun ketika Jino baru sampai di depan pintu, dia melihat Andra tengah asik berciuman dengan seorang wanita yang tidak asing lagi dipikirannya. Sarah, dia duduk dipangkuan sang kakak dengan kancing kemeja yang terbuka. Tangan lentik dan cantik itu melingkar di leher Andra dengan gaya sensual, membuat emosi Jino meluap hebat.

"Jalang! berani sekali dia melakukan ini padaku. Awas saja, aku akan membalas perlakuan kalian brengsek!"


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C22
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login