Download App
13.2% My Doctor is My Husband / Chapter 7: BAB 6

Chapter 7: BAB 6

Seperti biasa, Ayisa terbangun sebelum waktu Sholat, dengan cepat ia memasuki kamar mandi terlebih dahulu Ayisa mencuci mukanya dan menggosok gigi, dan kemudian membersihkan seluruh tubuhnya.

Seusai mandi Ayisa memakai baju dress batik yang simpel, kemudian ia mengambil mukenanya dan memakainya.

Ayisa menyempatkan dirinya untuk sholat di mesjid dekat rumahnya.

Ayisa memakai mukenanya dan membawa selembaran sajadah yang digantungkan di bahunya dan tak lupa pula ia membawa Al-Quran.

Ayisa berjalan dengan santai karena waktu sholat masih lama.

Ayisa bangun jam empat karena sengaja agar dia bisa sholat di masjid.

Lantunan ayat suci Al-Quran terdengar indah dan merdu membuat Ayisa penasaran dengan suara itu.

Ayisa melangkah sedikit cepat agar bisa melihat pemilik suara merdu itu.

Beberapa orang menyapa lembut Ayisa dan dibalasnya dengan senyuman manis.

Ayisa semakin penasaran dengan suara itu. Matanya jelalatan mencoba mencari pemilik suara itu.

Dan akhirnya dia menemukannya.

"dia???" ucap Ayisa sangat terkejut.

Dengan cepat Ayisa memalingkan wajahnya dari pria itu.

Ayisa menepuk kepalanya konyol, dia baru saja secara tidak langsung memuji suara merdu Ilyas.

Untuk menenangkan pikirannya dia pun menjangkau sebuah Al-Quran yang dibawanya tadi.

Ayisa tadarus dengan sangat indah tak kalah dengan suara Ilyas.

Sesekali Ayisa melirik kearah Ilyas sampai tatapan Ayisa ditangkap oleh Ilyas.

Suasana mesjid belum begitu ramai jadi Ilyas dengan mudah bisa melihat Ayisa yang sedang duduk di shaf perempuan dan membaca sebuah Al-Quran tapi matanya melirik kearahnya.

Ayisa mengerutkan keningnya konyol ketika dirinya tertangkap basah sedang memperhatikan Ilyas.

Ilyas tersenyum manis melihat seorang bidadari berada di dalam masjid.

Tapi sayang bidadari itu tidak seperti bidadari yang pada umumnya.

Bidadari itu menjulurkan lidahnya ke arah Ilyas konyol.

Tapi Ilyas tetap saja memberikan senyum manis pada bidadari itu.

***

Seusai sholat Ayisa dengan cepat melipat mukenanya dan berjalan cepat.

Dengan tergesa-gesa Ayisa berjalan cepat karena dia harus melakukan rutinitas yang selalu dilakukan sebagai pengganti olahraganya.

Sesampainya Ayisa dirumah, dengan cepat dia mengambil peralatan yang biasa digunakannya untuk membersihkan.

Terlebih dahulu dia membersihkan bagian dalam rumah, seusai didalam rumah, Ayisa pindah ke bagian halaman rumahnya.

Hal yang paling ditunggu Ilyas kini sudah datang. Bidadari yang sudah membuat Ilyas menunggu lama telah datang.

Seorang bidadari cantik yang membawa sapu dan skop sampahnya kini membersihkan halaman istananya.

Seperti kebiasaan pengganti olahraga

Ayisa kini membersihkan halaman rumahnya.

Dan juga seperti kebiasaan Ilyas yang

selalu mengintai Ayisa dari lantai dua rumahnya.

Sibuk memperhatikan Ayisa dari lantai dua Ilyas tertangkap basah oleh Ayisa.

Ayisa tak sengaja memperbaiki hijabnya dan melihat keatas yang ternyata ada Ilyas di lantai dua yang sedang mengintainya dari atas.

Ayisa mulai merasa tidak tenang, dia lagi ngapain disitu?? sejak kapan dia ada disitu??.

Ayisa sudah merasa sangat tidak tenang, dia menatap tajam kearah Ilyas kesal.

Ilyas dengan cepat beranjak dari tempat berdirinya karena sangat malu tertangkap basah oleh Ayisa.

Tak ingin ambil pusing, Ayisa menghela nafas panjang dan melanjutkan pekerjaannya.

Setelah selesai membersihkan Ayisa masuk dan bersiap-siap untuk kesekolah.

Dia mempersiapkan semuanya dengan hati tenang untuk bisa melewati ulangan hariannya disekolah.

***

Bagas belum pulang dari tugas penyuluhan kesehatan diluar daerah, jadi Ayisa akan diantar oleh Arisa.

Tapi sayang saat Ayisa sudah bersiap-siap Arisa telah pergi sebelumnya.

Ayisa sangat kesal dan hampir saja dia batal ke sekolah.

"umi!! kak Ari kok ninggalin Ayi!!" ucap Ayisa membentak.

"kamu kelamaan!" ucap Ani.

"nggak umi Ayi cepat kok! kak Ari nya aja yang nggak mau bareng sama Ayi!" ucap Ayi.

"kamu minta Ilyas aja nganterin kamu!" ucap Ani.

Ayisa kembali merasa tidak tenang jika berurusan dengan Ilyas.

Ayisa memanyungkan bibirnya sedikit kesal.

Dia menghembus nafas panjang dan dengan berat hati berjalan kerumah Ilyas.

***

"assalamualaikum" ucap Ayisa.

"waalaikumsalam" jawab seorang wanita.

Seorang wanita itu membukakan pintu untuk Ayisa dan mempersilahkan Ayisa untuk masuk.

"kak Ilyas nya masih ada bunda!?" tanya Ayisa.

Ayisa memanggil wanita itu dengan sebutan bunda yang tak lain adalah

Yuni bundanya Ilyas.

"iya! ada di kamarnya! kenapa memang??"

"mau bareng kesekolah!" ucap Ayisa dengan rasa berat hati.

Yuni menyuruh Ayisa untuk naik ke kamar Ilyas yang ada di lantai dua.

Ayisa berjalan dengan hati-hati dan sangat pelan disertai rasa deg-degan.

Ayisa sampai didepan pintu kamar Ilyas, dia mendengar suara lantunan ayat suci Alquran, Ayisa tersenyum manis mendengar suara merdu itu.

Ayisa mengintip dari luar yang kebetulan pintu kamar Ilyas sedikit terbuka.

Suara itu tiba-tiba berhenti dan Ayisa terkejut saat Ilyas tiba-tiba saja berada didepannya.

Ilyas menaik turunkan alisnya melihat Ayisa yang berdiri di depan pintu kamarnya.

"kak.. kakkii, ahm kita barengan ya! maksudnya aku boleh ikut, soalnya kak Ari ninggalin aku!"

Ayisa tiba-tiba saja gugup saat bicara dengan Ilyas.

"iya, cantik! tungguin aja dibawah!"

Ilyas merayu Ayisa dengan kata cantik.

Ayisa sedikit kesal tapi harus bagaimana mana lagi dia tak berdaya. Dia hanya bisa menahan emosinya.

Ayisa berjalan menuruni anak tangga sambil mengulangi kata-kata Ilyas sambil memanyungkan bibirnya.

"iya cantik tunggu aja dibawah! dasar cowok!"

Ayisa sangat kesal dengan kata-kata Ilyas.

Tak lama Ayisa menunggu Ilyas pun datang dengan membawa sebuah tas laptop dan jas dokternya.

"yuk! kita berangkat"

"Salim dulu sama bunda"

Ilyas menyuruh Ayisa pamitan dengan Yuni.

Ayisa menjangkau tangan Yuni dan mencium punggung tangannya.

"assalamualaikum"

"waalaikumsalam"

***

"umi Ayisa berangkat!!"

teriak Ayisa dari luar rumahnya.

"assalamualaikum" ucap Ayisa dan Ilyas bersamaan.

mereka saling menatap dan tertawa terbahak-bahak saat mereka bersamaan mengucapkan salam.

Ayisa tertawa karena merasa ini adalah hal yang lucu, sedangkan Ilyas tertawa karena untuk pertama kalinya dia melihat Ayisa tertawa puas.

"yuk, berangkat!" ucap Ilyas.

Ayisa masih mencoba menahan tawanya sambil memasuki mobil.

Mobil Ilyas sudah berangkat menuju ke sekolahnya Ayisa.

Mereka sedikit berbincang-bincang, dan membuat Ilyas merasa bersyukur karena Ayisa kini semakin terbuka dengannya.

Tak lama mereka sampai disekolah Ayisa.

"makasih ya kak! assalamualaikum"

ucap Ayisa dengan lembut.

tak lupa pula Ayisa mencium punggung tangan Ilyas.

Ilyas kembali tersenyum manis melihat Ayisa yang kini mulai akrab dengannya.

"belajar yang baik ya, fokus sama ujiannya!"

ucapan Ilyas membuat Ayisa semakin bersemangat untuk melewati ujiannya.

Ayisa tersenyum dan kembali melambaikan tangan pada Ilyas.

Ilyas berlalu meninggalkan Ayisa, dan Ayisa masuk kedalam kelasnya.

[vote+Komen ya? ;-)]


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C7
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login