Download App

Chapter 2: Wasiat

Semua memori tentang 5 taun yang lalu itu kembali berputar di otakku. Rasanya sangat miris jika teringat terus. Yang dimana jika dibayangkan aku adalah seorang wanita yang terabaikan oleh kekasihnya

Daripada aku mengingat memori kelam itu, lebih baik aku jalan-jalan dan mungkin sedikit berbelanja di mall untuk menghilangkan rasa penat selama kuliah.

Aku beranjak dari tempat tidur dan memilih baju yang akan aku pakai untuk berbelanja. Pakaiannya simple saja, hanya sweater berwarna hijau tua dan celana jeans berwarna putih.

Setelah selesai berpakaian aku lanjut dengan sedikit memoleskan bedak kewajahku dan lip tint. Aku termasuk orang yang tidak terlalu suka dengan make up, yang dimana wanita berumur 23 tahun sudah sedang ramainya membeli bermacam macam make up. Dan aku hanya memakainya ketika ada acara penting penting saja.

"Buu,ibu dimana?" kataku sedikit teriak. Karna sembari tadi aku tidak melihat kehadiran ibu

Masih belum ada sahutan juga dari ibu.

Aku mencoba mengeceknya dikamar tetapi tidak ada. Oh iya mungkin ibu sedang ada ditaman belakang,aku segera mengeceknya kesana.

Disana aku melihat ibu sedang menelpon dengan seseorang,yang sepertinya orang itu adalah perempuan. Aku sedikit menunggunya menyelesaikan menelpon dengan duduk dikursi taman.

Ibu menghampiriku "Loh sayang kamu kok ada disini"

"Aku mau keluar sebentar ya bu,mau jalan- jalan, sumpek dirumah terus" kataku sambil membenarkan rambut yang tertiup angin

"Kemana? Sama siapa?" ujar ibu

"Ke mall dekat rumah bu, aku pake mobil ya bu hehe" kataku sambil menunjukan kunci mobilnya

"Kenapa ga sama teman-teman kamu?" lagi lagi ibu bertanya. Jika seperti ini terus kapan aku bisa berangkatnya. Huftt

"Engga ibu,aku lagi pengen sendiri dulu. Yaudah aku berangkat ya" aku langsung saliman dengan ibuku

Ibu menitipkan pesan padaku "pulangnya jangan terlalu malam ya,nanti ada yang mau ibu bicarakan"

"Oke bu. Aku pergu dulu ya, bye!" kataku sambil pergi dan melambaikan tangan pada ibuku.

Karna waktunya hanya 4 jam agar pulang tidak terlalu malam,aku langsung melajukan mobilku menuju mall.

Aku masih memikirkan pesan ibu tadi. Tadi dia bilang ada yang akan ia bicarakan dengannya nanti malam,dan sepertinya itu penting sekali. Baiklah aku akan menunggu malam untuk dapat mengetahuinya. Semoga saja itu kabar baik.

Sekitar 15menit perjalanan,akhirnya aku sampai dimall dan langsung menuju lantai 2 untuk melihat lihat baju,siapa tau ada yang bagus dan cocok dipakai untukku.

Saat sedang memilih baju aku melihat seorang pria yang sepertinya itu adalah wajah lama yang sudah lama sekali aku tidak lihat. Aku terus mencoba mengulang memori agar ingat siapa orang tersebut. Saat aku ingat ternyata dia ada Rafa. Tidak salah lagi dia adalah Rafa. Mantan pacarku saat Sekolah Menengah Atas.

Dilihat dari penampilannya dia masih sama seperti dulu. Yang beda hanya dari pakaian yang ia kenakan saat ini. Saat ini iya mengenakan jas berwarna hitam dengan balutan kemeja berwarna merah maroon yang dilengkapi dasi berwarna hitam,mungkin dia sekarang bekerja diperusahaan.

Saat aku sedang menyelidikinya dia melihat kearah ku! Ya tuhan aku harus bagaimana? Aku segera membalikan badan dan berjalan menuju tempat lain agar ia tak melihatku.

"Untung aja ga ketauan" ucapku sambil menghela nafas

Setelah sekitar 2 jam aku memilih baju dan barang lainnya,aku menuju kasir untuk bayar barang belanjaanku. Setelah bayar,aku langsung menuju lantai bawah dan menuju parkiran untuk pulang.

Jam sudah menunjukan pukul 8 malam, mungkin aku akan sampai dirumah 30menit jika macet.

                                 ***

Saat mobilku terparkir digarasi aku melihat ada mobil lain juga yang terparkir digarasi,yang sepertinya itu bukan mobil kakakku juga.

Karena penasaran aku langsung masuk kedalam rumah sambil membawa belanjaanku

"Hai sayang,kamu udah pulang" kata ibu sambil menghampiriku

"Bu dia siapa?" kataku sambil menoleh ke arah orang tersebut

"Kamu simpan belanjaan kamu dulu,baru ibu kasih tau"

Aku langsung menurut dan menyimpan belanjaanku dikamar. Setelah menyimpannya,aku langsung keruang tamu dan duduk didekat ibu

"Ada apa bu?" ujarku pada ibu

"Jadi gini, itu om Arman tangan kanan  papah kamu saat papah kamu masih ada,dan om Arman yang memegang semua surat wasiat papah. Nah ada satu surat wasiat yang khusus ditujukan untuk kamu, dan sekarang waktunya surat itu untuk dibacakan" jelas ibu panjang lebar

"Apa isi suratnya" kataku penasaran

"Saya akan bacakan isinya" ujar Om Arman

Isi surat tersebut adalah "Sebuah wasiat yang ditujukan kepada Adara Angela saat berusia genap 23 tahun. Sodari Adara Angela anak kandung dari Pak Anton Sukmawijaya yang mencakup tentang adanya sebuah perjodohan dengan anak dari teman dekat Pak Anton yang telah disetujui oleh kedua belah pihak keluarga. Seorang lelaki yang akan dinikahkan dengan sodari Adara adalah Anak kandung dari Pak Bram yang bernama Rafanda Putra Pratama"

Mendengar kalimat terakhir yang dibacakan oleh om Arman bagai seribu pisau menusuk tubuhku secara bersamaan. Aku sangat terkejut mendengar nama itu. Yang artinya aku akan menikah dengan Rafa, mantan pacarku dulu.

"Engga bu aku ga setuju! Pokoknya aku gamau dijodohin" kataku sambil menahan air mata yang akan jatuh

"Ga bisa sayang, kamu harus nikah sama Rafa. Apalagi itu adalah surat wasiat dari Almarhum papah" ujar ibu sambil mengelus rambutku

"Tapi aku gamau bu. Ibu taukan Rafa itu masa lalu aku. Jadi aku gabakal mungkin bisa kembali lagi sama dia" kataku sambil mengusap air mata yang terus berjatuhan

"Ibu ngerti tapi ini harus nak. Lagian sekarang nak Rafa sudah jadi orang yang dewasa dan bertanggung jawab"

"Aku tetep gamau bu" kataku sambil terus mempertahankan keputusanku

"Nak,lakuin demi papah dan ibu. Ibu yakin papah menjodohkan kamu dengan Rafa itu atas pertimbangan yang sudah matang, ga mungkin papah jodohin kamu sama sembarang orang. Jadi kamu mau ya? Demi liat papah bahagia disana" kata ibu sambil terus mengusap punggungku

Aku masih terus mempertimbangkan ucapan ibu tadi. Jadi aku harus gimana? Menerimanya atau menolaknya. Jika aku menerimanya,aku takut jika masa lalu itu terulang kembali. Jika aku menolak,aku akan membuat papah dah ibu sedih.

"Jadi bagaimana nak?" ujar ibu sambil membenarkan rambutku

"Baiklah bu Aku menerimanya" sungguh sangat berat aku mengatakan hal itu

"Alhamdulillah,makasih sayang" kata ibu sambil memelukku.

"Karna Adara sudah menyetujuinya silahkan tanda tangan dikertas ini" kata om Arman sambil menyodorkan kertas tersebut

Aku langsung menandatangani surat tersebut dan disitu sudah terpampang jelas tanda tangan Rafa, yanga artinya Rafa sudah mengetahuinya lebih dulu dan pastinya dia sudah menyetujuinya juga.

"Baiklah bu dan Adara urusannya sudah selesai,saya akan mengurusnya segera dan terimakasih atas waktunya" ucapnya sambil berjabat tangan dengan ibu dan aku

"Iya sama sama" kata ibu sambil tersenyum pada om Arman

Ibu mengantar om Arman sampai gerbang dan aku langsung masuk kedalam kamar untuk menenangkan otakku sejenak atas apa yang telah terjadi hari ini.

Tiba-tiba ibu datang dan menghampiriku "gausah terlalu dipikirkan"

"Tapi bu kenapa harus sama Rafa sih, kaya ga ada cowo lain aja" kataku sambil menyilangkan kaki dan kedua tanganku

"Nak Rafa Orangnya baik loh dar,waktu itu dia pernah nolong ibu"

"Paling pencitraan doang" kataku ketus

"Gaboleh gitu ah. Kamu berdoa aja semoga itu jalan yang terbaik buat kamu dan Rafa nantinya" kata ibu sambil mecium keningku

"Semoga saja bu"

"Yauda sekarang kamu tidur ya" kata ibu sambil menyelimutkan selimut ketubuhku

"Selamat malam sayang" ibu mencium keningku

"Selamat malam bu" kataku sebelum aku terlelap itu dan terbawa ke alam mimpi.

To be continue.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login