Download App
8.55% MY ROSE

Chapter 23: 23. Dua Puluh Tiga Tahun

"Untuk yang kesekian kalinya, ini terjadi." Rose tertawa lepas, melirik Darren yang setengah tersenyum hingga terlihat cukup tampan.

Perjalanan kembali mereka arungi. Tak terasa, vila yang akan mereka tempati kini berada di mata Indah di dataran tinggi pegunungan dan bukit membuat mata terasa nyaman. Alam adalah sesuatu yang selalu mendebarkan untuk Rosea.

Gadis itu turun dari mobil, berjalan menuju Vila dan memasukinya dengan setengah berlari. Dia memperhatikan vila bernuansa kayu yang sangat vintage. Meskipun sedikit menyeramkan, tetap saja Rosea merasa senang melihatnya. Gadis cabtim berambut abu-abu tersebut berjalan menuju halaman belakang vila. Ada kolam renang air hangat yang airnya berasal langsung dari gunung.

Matanya terlihat sangat berbinar, dengan bibir yang setengah terbuka. Dia membalik tubuhnya, mendapati Darren- si penculik yang sedang berdiri dengan kedua tangan di dalam saku.

"Menyukainya?" Tanya Darren.

Rosea mengangguk cepat. "Aku selalu suka dengan kejutan yang kau berikan, Darren." Teriak Rosea, mendekati Darren dan memeluknya cukup erat.

"Terima kasih." Ucap Rosea. Dia tak membutuhkan luar negeri untuk liburan dan melepas penat. Hal sederhana seperti ini saja berhasil membuatnya terpanah. Membuat hatinya menghangat dan melupakan rasa penatnya sejenak.

***

Cahaya rembulan masuk secara malu-malu melalui celah jendela yang terbuka. Gadis cantik dengan tubuh ramping dan rambut berwarna abu-abu membuka matanya perlahan. Manik berwarna biru safir itu perahan terlihat bersamaan dengan kelopak mata yang terbuka sangat lebar.

Dia mengerjapkan nya perlahan, melirik sekitar dan menyadari satu hal. Ini bukan kamarnya. Dia baru ingat tengah berlibur dengan Darren berdua. Gadis itu turun dari ranjang, mencari Darren kemana-mana. Namun, sayangnya Darren tak terlihat dimanapun, bahkan dengan dapur sekalipun.

"Darren?!" Teriak Rosea lagi, dengan suaranya yang semakin keras.

Tiba-tiba, seseorang menyahut. Membuat Rosea tersenyum hangat. Dia segera berjalan menuju arah suara yang tadi terdengar. Rupanya, Darren sedang berendam di kolam air panas.

Merasa tertarik, Rosea mencelupkan kakinya ke dalam kolam. Duduk di tepi dengan mata yang terus memperhatikan Darren. Pria itu terlihat tampan saat memejamkan matanya, membuat Rosea tak bisa menahan senyumnya.

Darren dan Alaric. Bukannya Rosea tidak sadar bahwa mereka teramat tampan hingga digilai banyak wanita. Tubuh atletis yang mereka miliki pun mampu membuat Rosea berdebar dan merasa gugup sesekali. Namun, dia selalu berusaha sebisa mungkin untuk terbiasa.

"My Rose?" Suara Darren membuat Rosea terkejut. Dia mengerjapkan matanya, melirik Darren dan tersenyum.

"Kau pasti sedang mengagumi ketampananku." Kata Darren dengan sangat percaya diri. Mendengar hal tersebut, Rosea tertawa. Dia mendengus geli mendengarnya. Pria ini selalu saja percaya diri dalam kondisi apapun.

"Bantu aku turun, Darren." Rosea merentangkan tangannya, meminta tolong pada Darren dengan nada manja. Hal itu tentunya tidak Darren sia-sialan begitu saja. Dia segera menggendong Rosea, membawanya masuk ke dalam kolam.

Rembulan menjadi saksi atas keduanya. Kebahagiaan tiada tara yang Darren rasakan saat ini.

"Kau sangat menawan, My Rose." Puji Darren dengan mata yang terus memperhatikan Rosea tanpa henti.

"Aku tahu." Balas Rosea dengan sangat percaya dirinya. Dia mulai berjalan ke tengah dengan perlahan, mengamati rembulan yang teramat indah untuk di sia-siakan malam ini.

"Darren?" Panggil Rosea.

Darren mendekat, memeluk Rosea dari belakang. Awalnya, Rosea tersentak. Namun, Rosea akui bahwa dia sedikit kedinginan saat ini sehingga memerlukan kehangatan dari seseorang.

"Sebentar lagi aku ulang tahun." Kata Rosea.

Darren tentunya ingat dengan tanggal ulang tahun Rosea. Segala detail tentang gadis itu Darren ingat dengan sangat baik.

"Tahun ini aku akan berusia dua puluh dua tahun." Katanya.

Ya, gadis muda itu sudah menyelesaikan S1 nya dan berniat untuk melanjutkan kuliah S2 yang sayangnya harus tertunda. Rosea yang sangat gila belajar membuatnya lulus lebih cepat.

"Itu artinya, sisa satu tahun lagi." Lanjut gadis itu.

Darren terdiam sejenak. Benar, sisa satu tahun lagi dan dia belum siap menerima keputusan gadis itu.

"Kenapa kau harus mengingatkanku dengan hal itu My Rose? Kau tahu? Itu sangat menggangguku." Balas Darren, membuat Rosea menghela napasnya.

Perjanjian mereka, di usia dua puluh tiga tahun, Rosea harus sudah menentukan pilihannya kepada siapa hatinya berlabuh. Sayangnya, gadis itu masih bimbang hingga detik ini.

"Apalagi aku, Darren? Aku tidak ingin persahabatan ini hancur. Jika aku memilihmu, Alaric akan mengamuk. Tetapi, jika aku memilih Alaric, kau akan diam dan tak mau berbicara padaku."


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C23
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login