Download App
Oncom Ketan Oncom Ketan original

Oncom Ketan

Author: loyner619

© WebNovel

Chapter 1: 1 Kejadian Aneh

Saat ini bukanlah awal masuk SMA, tapi semangatku melebihi itu. Pasalnya seminggu ini adalah hari tanpa belajar, guru tak akan hadir ketika PORAK (Pekan Olahraga Antar Kelas). Semenjak masuk SMA aku semakin semangat sekolah, karena banyak yang bilang SMA adalah tempat yang menyenangkan. Dan ya, aku sangat menyukainya. Mengenal banyak teman, lebih berani, bertemu orang yang berpikiran dewasa, dan cogan (cowo ganteng).

Namaku Kintan Maharani duduk di kelas 11 asli Bandung tentunya. Banyak yang bilang aku orang pemalu ketika pertama bertemu, tapi akan memalukan jika sudah kenal lama. Orangtuaku memiliki daerah yang sama jadi hanya kemungkinan kecillah kami bisa mudik.

Untuk itu impianku mendapat suami dari luar kota atau bahkan luar negeri. Jika boleh aku ingin menikah dengan salah satu idolaku, yaitu salah satu member EXO. Haha. Ya, aku adalah penggemar idol Korea. Biasanya disebut Kpopers tapi yah aku lebih ke EXOL, nama fandom EXO. Sayangnya, di kelasku tak banyak orang yang menyukai idol Korea jadi tak ada yang bisa diajak untuk fangirling-an (kegiatan wanita untuk berbincang tentang idol). Bahkan teman sebangku yang sering kuajak menonton video EXO, belum menyukainya sampai sekarang. Tapi tak apa, masih banyak teman dunia maya yang bersedia fangirlingan bersamaku.

Ayahku bekerja di pasar untuk menjual sayuran hasil panennya, sedangkan Ibuku menjadi Ibu rumah tangga. Aku memiliki seorang kakak bernama Renata, dia berumur 20 tahun dan tengah kuliah. Kehidupan keluarga kami sangat bahagia, bahkan hampir memiliki waktu bersama untuk waktu yang cukup lama.

Teman sebangkuku memiliki paras yang cantik, rambutnya bergelombang dan beralis tebal namanya Tania. Dia sangat baik dan pandai, tapi jangan salah mulutnya bahkan lebih tajam dari silet. Aku memang dekat dengan semua teman kelasku, tak seperti waktu SMP hanya beberapa teman yang sangat dekat. Tak ada rasa canggung dan rasa menguasai di SMA ini. Tapi, aku malah lebih dekat dengan yang lain daripada Tania. Pasalnya karena Ia pintar jadi Ia sering bergaul dengan David dan teman rajin lainnya.

Tentu saja Tania rangking 1 dan David rangking 2, terkadang posisinya bisa terbalik. Mereka saling menjadi saingan dalam hal itu. Perbedaan dari mereka ialah David sangat pendiam dan Tania sangat aktif, tapi mereka sama-sama sombong.

"Guys, nonton yuk!" Teriakku didepan kelas

Karena hari ini aku membawa laptop jadi aku mengusulkan itu. Bisa dibilang aku adalah maniak film, jadi di laptopku ada banyak film berbagai genre. Aku bersyukur adanya wifi di sekolahku, sehingga aku bisa mendownload semua film, music video, variety show yang aku inginkan. Aku bahkan sering pulang sore hanya untuk sekadar download di sekolah, bisa dibilang aku gencar mencari wifi.

"Hayu.. Horror ah!" (Ayo. Horor dong!) Ucap Rika

"Jangan horror atuh, romance aja!"(Jangan horor dong, romance aja!) Sela Mega

"Action dong. Duar duar" Ucap Zian

Aku selalu suka dengan respon mereka, setiap kali kuajak sesuatu mereka tak berhenti merespon. Kulihat beberapa lelaki yang tak suka menonton keluar dengan membawa gitarnya, mereka lebih memilih akustikan.

Aku segera maju ke depan untuk menyambungkan laptopku dengan infokus dan memasangkan speaker untuk pengeras suaranya. Ya, kelas kami memang selalu menonton di infokus jika ada waktu luang. Dan ini membuat kami lebih dekat lagi. Kami kesal, bahagia, sedih dan saling berkomentar. Terlebih aku duduk di tempat guru, jadi bisa melihat ekspresi mereka dengan jelas.

"Langsung film, gausah yang lain dulu!" Teriak Tania

Terlambat. Aku telah menayangkan beberapa variety show EXO, wajah mereka berubah. Beberapa dari mereka mengoceh tak jelas dan ada yang memukul meja berpura-pura marah, aku malah semakin tertawa karenanya. Karena takut laptopku habis baterai, jadi aku menyambungkannya ke steker listrik yang ada dibawah kakiku.

Krik.. krikk. Krikk..

Mereka semua lenyap dihadapanku ketika aku kembali ke posisi semula. Penyebabnya pasti karena aku terlalu lama menayangkan videonya. Tidak, tidak semua. Aku berbinar ketika seseorang memperhatikan videonya dan tertawa, dia Ilham. Ilham adalah teman sebangku David, dia tampan tapi sangat dingin. Ia adalah langganan Tania marah, pasalnya jika Tania ingin berdiskusi dengan David dibangkunya Ilham selalu menolak. Tania bahkan sering menyuruhnya untuk duduk bersamaku, tapi Ia menolak dan memilih duduk bertiga. Aku selalu kesal ketika Tania meninggalkan aku seorang diri, ya walaupun masih ada yang lain tapi tetap saja berbeda.

"Kintan, yang bener dong!" Teman kelasku masuk dan kembali duduk

"Mau nonton apa atuh?" Tanyaku

"Horror, pembunuhan" Ucap Zian

"Dont breath ya! Jadi ini itu ceritanya orang yang suka nyuri-"

"KINTAN!"

Mereka menegurku karena memberi penjelasan tentang filmnya, aku terkekeh. Aku segera menghampiri Ilham, siapa tahu saja dia adalah fanboy (fans lelaki) kekeke. Film segera dimulai, diawal cerita memang sudah menegangkan. Film yang tak kalah menegangkan adalah dont hang up, jane doe, train to busan dan masih banyak lagi.

"Suka korea?" Tanyaku to the point pada Ilham, dia malah tertawa didepan mukaku

"Engga lah ya kali haha. Udah tahu mereka ngga suka yang begituan masih aja haha" Ucap Ilham. Ternyata dia tertawa karena aku diabaikan oleh teman sekelasku.

"Yeh biarin kali. Namanya juga bercanda" Ucapku tak mau kalah

"Ssstt..." Ucap teman kelas pada kami secara serempak karena sedang mendalami film

"Heh! Yaudah balikin laptopnya!" Kesalku karena aku mulai naik darah

"Eh jangan atuh. Bercanda tan hahaha"

Aku mendelik tapi ikut tertawa setelahnya, mereka kadang baik kadang juga tidak. Teman SMA memang paling menyenangkan selama ini, kenapa tidak dari SD saja aku begini. Aku tersenyum simpul ketika mereka tertawa dan kesal karena filmnya, aku merasa bahwa laptopku sangat berguna. Jantungku hampir copot ketika kursi yang aku duduki bergetar, oh bukan--Ilham yang menendang-nendang kursiku.

"Udah nonton ini belum?" Tanyanya sambil menunjuk infokus, tayangan dont breath dan aku mengangguk.

"Kantin yuk!"

Aku segera mengangguk karena aku juga lapar, tapi kaget saja tiba-tiba seorang Ilham mengajakku pergi ke kantin bersama. Pasti hari ini akan hujan besar. Kami segera keluar dan pergi ke kantin. Kelas kami berada di lantai dua dan paling ujung, sehingga untuk menuju ke kantin kami harus melewati kelas lainnya. Aku sedikit risih ketika orang-orang melihat kami begitu aneh, entahlah akupun keanehan Ilham mengajakku begini.

"Mau beli apa? Bi--ham?"

Ketika sampai di kantin aku terkejut Ilham tak ada disampingku, aku berbalik. Ilham tengah berada di tukang siomay, dia benar-benar cepat dalam memilih. Aku memarahinya karena tak bilang dulu, karenanya aku berbicara sendiri tadi. Ketika aku mengenal Ilham, oh bukan-- pergi ke kantin bersama Ilham aku tahu perbedaan antara lelaki dan wanita.

Jika aku pergi ke kantin bersama teman wanitaku:

- Kita berjalan sampai ke tengah kantin dan baru mendiskusikan makanan yang kita beli disana

- Dan itu membuat para siswa lainnya terhalangi oleh kita

- Lebih parah lagi, ketika kita saling menanyakan apa yang akan kita beli bahkan tanpa akhir, padahal waktu istirahat hanya 30 menit dan kami menghabiskan waktu untuk omong kosong

Jika aku pergi ke kantin bersama teman lelaki :

- Masuk kantin dan berpencar

- Bertemu di tengah kantin dan kembali ke kelas

Wah, aku benar-benar keanehan akan perbedaan yang sangat jauh ini. Wanita memang selalu rumit dan susah dibaca. Karena sekarang aku bersama Ilham jadi aku terpaksa memilih makanan dengan cepat, aku membeli makanan yang sama dengan Ilham. Lagi-lagi aku harus mencarinya, karena dia menghilang dari pandanganku. Apalagi banyak orang di kantin.

"Astagfirullah"

Aku harus benar-benar banyak istigfar ketika bersamanya, Ia tengah duduk dan memakan siomay. Kukira kita akan kembali ke kelas dan memakannya disana, Ia bahkan tak bilang apa-apa. Ilham menyuruhku duduk disampingnya dengan tatapan matanya. Aku langsung meminta piring dan segera duduk disamping Ilham.

"Hahaha"

Aku menoleh ketika Ia tertawa secara tiba-tiba, dia membuatku bingung. Ternyata dia tertawa karena aku menuangkan siomay bungkusku ke dalam piring, dia tahu jika aku melakukan kesalahan. Jika saja dia bilang kalau akan memakan makanannya disini, aku akan memesan menggunakan piring.

"Jika seseorang tertawa sangat keras, berarti dia stress"

Aku pernah mendengar pepatah seperti itu-- oh bukan tapi seseorang pernah mengatakan hal itu. Ya, kurasa Ilham stress mengingat dia tertawa keras sendiri di kelas tadi dan sekarang di kantin. Dia adalah orang kaya dan kebanyakan film yang aku lihat anak orang kaya biasanya tak terurus, tapi kuharap dia tak begitu. Ya ampun, lagi-lagi aku selalu menyangkut pautkan kehidupan nyata dengan film.

"Sebenarnya mereka lucu juga" Ucap Ilham tiba-tiba

"Siapa?"

"Variety show yang kau tayangkan, bukan para lelaki itu ya. Kau jangan salah sangka"

"Benar kan? Kau harus menonton fullnya!" Ucapku antusias

"Tak mau"

Aku hanya menghembuskan nafas berat dan melanjutkan makan siomayku. Makan bersama lelaki seperti ini membuat jantungku berdegup. Aku jarang sekali memiliki teman lelaki yang dekat, bahkan dunia mayapun tidak. Jadi walaupun aku tak menyukai Ilham, itu memberikan efek aneh dalam tubuhku. Dia memainkan handphonenya, aku tak membawa handphone, menyebalkan


CREATORS' THOUGHTS
loyner619 loyner619

Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan menmbaca dengan serius

Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C1
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login