Download App
4.81% One Night Accident / Chapter 18: TAK DIINGINKAN

Chapter 18: TAK DIINGINKAN

Nyatanya Jack dan Ayu tidak langsung mengisi perutnya karena mereka melakukannya lagi begitu memasuki kamar mandi. Ayu bahkan merasa sudah lemas tak bertulang saat digendong keluar dari kamar mandi.

Ayu juga diam saja, saat Jack hanya memakaikannya kaus longgar dan langsung mendudukkannya di depan meja makan. Di sana sudah ada omelette, steak, dan dua porsi kentang goreng serta segelas susu.

"Sorry, harusnya ini untuk sarapan. Tapi kurasa sekarang sudah terlalu siang untuk sarapan" Kata Jack tersenyum meminta maaf. Membuat batin Ayu menjerit, 'Holly mother!! His smile ... bisa melelehkan es di kutub selatan!!'. Refleks, Ayu membalas senyum itu.

Saat semua makanan di meja sudah ludes Ayu masih merasa lapar. Ini mungkin efek kehamilan atau karena kegiatannya tadi maka nafsu makannya berlipat ganda. Atau mungkin emang kebiasaan Ayu yang selalu makan nasi. Sedangkan yang barusan Ia makan tidak ada nasinya sedikit pun. Makanya perutnya belum puas. Dan mengenai kehamilannya, Ayu sebenarnya sudah sejak tadi berpikir bagaimana caranya memberitahukan kabar ini pada Jack. Ayu khawatir, kebersamaannya yang menyenangkan bersama Jack, akan berakhir lebih cepat jika memberitahukan hal itu padanya. Hingga akhirnya Ayu memutuskan akan memberitahu Jack nanti saja saat mereka sudah akan berpisah. Sehingga Jack punya waktu memikirkan apa yang akan dilakukannya terhadap kehamilan Ayu.

"Ada apa?" Jack menjentikkan jari di depan wajah Ayu. Ia heran melihat Ayu melamun dan tidak menanggapi ucapannya.

"Eh? Ada apa?" Ayu bingung.

"Ck ... ck ... ck ... kamu melamun?"

"Maaf, aku hanya masih lapar hehehe ...." Ayu menyahut, sambil tersipu malu.

Jack berdiri lalu menggenggam tangan Ayu. Tapi Ayu malah diam tak bergeming. "Ayo!"

"Ke mana?"

"Jalan-jalan, sekaligus cari makan."

"Dengan baju ini?" tanya Ayu heran. Jack memandang Ayu yang hanya memakai kausnya yang longgar tanpa daleman. Putingnya tercetak jelas dan pahanya yang putih mulus terlihat menggiurkan.

Tidak terasa matanya sudah menggelap. Jack mengurung Ayu dengan kedua tangannya di samping kursi yang Ayu duduki.

"Sekali lagi. Sebelum berangkat." Jack langsung menyingkirkan bekas makan mereka. Tidak ambil pusing dengan piring dan gelas berjatuhan ke lantai. Jack langsung mendudukkan Ayu di meja. Dan tanpa peringatan Jack membuka lebar kedua kaki Ayu.

Ayu mencengkeram pinggiran meja takut jatuh. Sedangkan kedua pipinya sudah merah padam karena malu. Sementara dengan terang-terangan, Jack memandangi Miss V-nya yang berwarna pink. Ayu tidak tahu harus bersyukur atau semakin malu karena untungnya Ia mencukur habis semua bulu di daerah pribadinya, sehingga Jack bisa melihat jelas tanpa ada yang menghalangi.

Jack menelan ludahnya susah payah. Diangkat kedua kaki Ayu kebahunya. Tidak menunggu lama, Ia langsung menyerang goa sempit milik Ayu menggunakan lidah dan bibirnya. Membuat Ayu tersentak. Dia belum pernah merasakan yang seperti ini.

"Ooouuuhhh ... Daniel ... Nghhhhhhhh ...." Ayu berusaha menjambak rambut Jack agar menjauh. Ini memalukan! Dan jorok. Tapi tak bisa kupungkiri, ada nikmat yang melambungkanku teramat tinggi Ayu membatin dengan tubuh menggeliat dan napas mulai terengah-engah.

"Sweeeeettt." Jack terus menciumi dinding gua kenikmatan milik Ayu. Dia bahkan tidak segan-segan memasukkan lidahnya. Serta menghisap seluruh cairan kewanitaan Ayu hingga habis.

"Daannniieelll ... ahhhh ... akkkuuhhh ... mau ... pipisss ssssss ...." Ayu merengek disela-sela erangannya. Sambil berusaha mendorong kepala Jack menjauh. Tapi Jack tak peduli. Ia terus menjilat dan akhirnya menggoda klitoris Ayu. Membuat Ayu membusungkan dadanya seperti busur panah saat akhirnya mencapai klimaks.

Jack tak mau memberi waktu Ayu untuk menarik napas. Karena Ia langsung memasukkan tombaknya yang sudah menegang ke dalam liang kenikmatan itu.

"Aaanghhhh ...." Ayu kembali mendesah saat Jack mulai melakukan gerakan maju mundur andalannya.

Jack memompa Ayu dengan kasar dan cepat. Efek menahan gejolak yang Ia tahan waktu mereka sarapan tadi. Payudara Ayu bahkan sampai terlonjak-lonjak saking kerasnya hentakan pada selangkangannya. Jack belum pernah merasa bercinta dengan wanita, yang membuatnya bisa se-intense dan senikmat ini. Goa milik Ayu terlalu sempit dan panas. Seluruh tubuh Ayu pun terasa sangat nikmat. Jack sudah kecanduan. Dan Jack akhirnya sadar dia sudah tidak bisa lari lagi. Dia sudah terjerat pesona seorang Ratih Ayu Brawijaya.

Jack menggeram keras saat Ayu menjeritkan orgasmenya. Dan seketika, Jack juga tak tahan lagi. Dicengkeramnya pinggul Ayu, dan di tusukkannya dalam-dalam tombak miliknya hingga menyemburkan benihnya yang sangat banyak hingga meleleh di antara paha Ayu.

Jack memeluk Ayu sejenak untuk mengatur napas mereka berdua lalu menggendong Ayu ke kamar mandi dan membersihkan diri. Jack juga memakaikan Ayu kausnya lagi, tapi kini dengan celana boxer di bawahnya.

"Kamu yakin, aku hanya memakai ini?" Tanya Ayu malu.

"Relax Sweetie, kita akan cari baju untukmu dulu sebelum jalan-jalan" Jack berujar sambil menggandeng tangan Ayu.

"Oh!! Hampir saja aku lupa." Jack kembali ke dalam kamar dan keluar membawa sebuah pil.

"Apa ini?" tanya Ayu heran.

"Pil pencegah kehamilan aku tau kau pasti tak membawanya." Jack langsung memberikan pada Ayu dan menyuruhnya meminumnya.

Keringat dingin langsung keluar dari tubuh Ayu. Dia tak mungkin meminumnya. "Memang kenapa kalau aku hamil?" tanya Ayu pelan.

Mendengar itu ekspresi di wajah Jack langsung kaku dan itu membuat Ayu tak tenang.

"Harus disingkirkan. Jika tidak, sesuatu yang sangat buruk akan terjadi." Jack menatapnya dingin.

Mendengar itu, wajah Ayu langsung pucat pasi dan aura Jack yang dingin membuat Ayu menjadi takut. Jantungnya berdetak kencang. 'Disingkirkan ... Disingkirkan ... Disingkirkan ... apa berarti Jack akan menggugurkannya?! Tidak!! Ini tak boleh terjadi!! Ayu yang salah, bukan bayinya.' batin Ayu langsung merasa sedih.

"Tenang saja, aku rutin suntik KB, kok" Jawabnya gugup menemukan solusi. Ayu tidak mau kandungannya di gugurkan. Dia memang bersalah karena mengikuti nafsu belaka. Tapi, dia bukan pembunuh yang tega menyingkirkan darah dagingnya sendiri hanya karena Jack mungkin belum siap. Atau ... bagaimana kalau ternyata Jack sudah memiliki anak istri. Membayangkan itu seketika Ayu merasa menjadi wanita murahan dan pelakor.

Jack mengembuskan napas lega. Mendengar kelanjutan kata-kata Ayu. Dia tak akan pernah menikah apalagi punya anak. Well, itu sangat menakutkan. "Baguslah ... Jadi kecerobohanku kemarin tak membuahkan hasil?"

Ayu menggeleng sementara Jack tersenyum lebar. "Karena semuanya sudah beres, ayo berangkat!" Jack menggandeng tangan Ayu dan berjalan menuju mobil. Ayu sudah tak bersemangat sama sekali. Tapi dia juga tak mau membuat Jack curiga. Sebisa mungkin, Ayu bersikap seolah-olah senang dan bahagia bisa menghabiskan waktu berdua. Ini demi keselamatan bayi di dalam kandungannya.

Awalnya, Ayu mau langsung pulang saja. Tapi ia takut Jack akan menaruh curiga. Makanya, dia hanya pasrah saat Jack mengajaknya memasuki sebuah butik ternama. Hati Ayu makin teriris. Sakit, saat Jack dengan santai membelikannya berbagai macam baju. Dari baju santai, hingga gaun yang harganya selangit. Tak lupa, sepatu dan tas branded, yang kualitasnya sudah tidak perlu dipertanyakan lagi.

Jack melakukannya lagi. Dulu, selesai bercinta, Ayu dibayar dengan uang lima puluh juta. Kini, dia dibayar dengan barang branded. Ayu benar-benar jadi pelacur sekarang. Tapi setidaknya harga Ayu naik dimata Jack. Karena Ayu tahu semua barang itu berharga lebih dari lima ratus juta.

Ayu sudah tak tahan dengan rasa sakit ini dia menahan sesak di dadanya hingga napasnya tersenggal-senggal. Ayu berusaha, agar air matanya tak jatuh di kedua pipinya. Wajahnya sudah sangat pucat dan tubuhnya dingin. Dia ingin pergi jauh dari Jack. Sekarang juga!!

"Kamu ... sakit?" Jack terlihat khawatir.

"Aku pusing. Bisa kita pulang?" Ayu menundukkan wajahnya tak ingin Jack melihat kesedihannya.

"Tentu." Jack langsung membawa Ayu pulang ke Mansion David. Jack tahu ada yang aneh dengan Ayu sejak keluar rumah tadi. Tapi Jack mengabaikannya. Mungkin itu hormon wanita yang kata orang sangat rumit. Jack sebenarnya masih ingin bersama Ayu hingga malam. Menikmati hari normal dengan seorang wanita. Berkencan, jalan-jalan dan menghabiskan waktu di ranjang. Tapi saat melihat wajah Ayu yang terlihat pucat, Jack jadi tak tega. Mungkin hanya sampai sini dia bisa menikmati hari normalnya. Jack sadar, dia harus segera kembali ke rutinitas semula.

Ayu memejamkan matanya sepanjang jalan. Menghindari percakapan apa pun dengan Jack. Ayu yakin, ia bisa saja meledak, jika Jack mengajaknya bicara.

Sesampai di rumah, Ayu langsung turun dari mobil. Jack mengekor dengan membawakan seluruh belanjaannya. Seorang bodyguard keluar dan mengambil alih barang itu. Jack menahan tangan Ayu sesaat sebelum Ia akan masuk kedalam rumah. Jack lalu membalikkan tubuh Ayu, agar berhadapan dengannya.

Ayu diam, tak sanggup bicara ataupun bergerak. Jack merangkum kedua wajah Ayu, seolah akan melupakan wajah manisnya, jika tidak diperhatikan dengan lekat.

"Selamat tinggal." Jack berucap lirih, lalu mencium bibir Ayu dengan dalam.

Hasrat ingin menghipnotis dan hasrat agar Ayu tak melupakan hari ini bersamanya, sama-sama besar. Hingga akhirnya kenangan itu menang. Jack ingin, Ayu tak melupakannya. Ia juga ingin, Ayu ingat, bahwa dia laki-laki yang pertama memilikinya dan memberinya kenikmatan.

Jack melepaskan tangannya dari wajah Ayu dengan pelan. Dan meninggalkan Mansion itu tanpa menoleh lagi. Sedangkan Ayu, langsung berlari menuju kamarnya. Menumpahkan seluruh tabungan air matanya yang sudah dia simpan sejak tadi.

Ayu merutuki dirinya sendiri, karena tak bisa membenci Jack. Padahal Jack memperlakukan dirinya, selayaknya seorang pelacur. Bahkan Jack tak menginginkan bayinya. Ayu terus bertanya pada dirinya sendiri. Kenapa dia harus jatuh cinta, pada orang yang hanya menginginkan tubuhnya.

Ya. Ayu mengakui dia jatuh cinta. Jatuh cinta pada pria berengsek, yang menjadi Ayah dari anaknya kelak.

TBC.


next chapter
Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C18
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login