Download App
20% Our Boss! / Chapter 8: Pacar Gean

Chapter 8: Pacar Gean

Modus aja dulu, seriusnya belakangan

-Bp.

.

.

.

.

Tria menatap gelisah pada layar ponselnya, baru saja Aruna mengirimi Tria pesan yang berisikan jika dirinya mengirimi makaroon untuk Gean.

"Tria," Mila mencoba mengambil alih perhatian Tria yang sejak tadi asyik menatap layar ponsel. "Lo kenapa sih?"

"Gue punya rahasia," Tria menyisir pandangannya ke seluruh penjuru pantry. Memastikan jika mereka tengah sibuk dengan urusan mereka masing-masing, "Sini lo."

Mila mendekat dengan antusias, rahasia level Tria biasanya rahasia kelas kakap. Bukan sembarang rahasia yang biasanya jadi rahasia umum satu kantor. Kadang memang seperti itu, sesuatu yang seharusnya menjadi rahasia bisa diketahui dengan mudah oleh khalayak kantor.

"Aruna is back, dia coba deketin Gean lagi." bisik Tria, hingga bisa dipastikan hanya Mila yang bisa mendengarnya.

"Nggak tau diri banget itu cewek!" teriakan histeris Mila mengundang delikan dari penghuni pantri.

"Sytttt... " telunjuk Tria berada tepat di atas bibirnya, mengingatkan Mila agar tak mengundang banyak perhatian.

"Sorry, sorry. Gue khilaf, kesel gue. Kok bisa ada cewek kayak dia, waktu kecil nggak dibedong kali ya."

Tria menggelengkan kepalanya, di mana korelasi dibedong dan kelakuan Aruna saat ini?

"Atau waktu kecil dia nggak minum ASI, makanya nggak punya malu." Sungguh ucapan Mila semakin tak masuk di akal.

"Ya mungkin dia meyakini apa yang dia lakukan itu benar, kebanyakan orang munafik kan gitu." Tria mengendikan kedua bahunya.

"Terus-terus gimana? Mereka balikan?"

"Ketemu aja belum, dia sih minta bantuan gue. Biar deket lagi sama doi," jelas Tria.

"Jangan mau, yang punya salah dia kok lo yang repot."

"Gue nggak enak hati, lo tau sendiri. Gean mana ada main sama cewek setelah kejadian itu." suara Tria sengaja dipelankan. Bisa tamat riwayatnya kalau Gean tau.

"Gue pikir ini saatnya buat Gean menyembuhkan lukanya."

"Bullshit!"

"Kalau lo peduli sama Gean, harusnya lo cegah Aruna buat ketemu dia."

Mila menarik Tria, mengajaknya ke tempat yang lebih sepi. Sekarang mereka berdua butuh privasi.

"Lo udah tau alasan kenapa Aruna ninggalin Gean di hari pernikahannya?"

"Enggak," jawab Tria.

"Terus tanpa lo tau alasannya lo mau bantu dia? Sakit jiwa ya lo?" kenapa jadi yang emosi Mila, yang dimintai bantuan Tria, kenapa yang paling murka justru Mila.

"Mungkin dia punya alasan kuat ninggalin Gean," bela Tria. Butuh pertimbangan yang cukup berat untuk Aruna melepas seorang Gean, tidak mungkin hanya karena sesuatu yang sepele ia meninggalkan Gean.

"Alasan apa? kayak di pelem-pelem gitu. Ternyata dia sakit parah?" Mila tertawa dengan nada yang dipaksakan. "Ini 2019, dan lo masih mau dibohongin Aruna? Wake up girl."

"Gue nggak sepenuhnya percaya, tapi kan kalau mereka balikan dan nggak pun nggak ada hubungannya sama gue. Jadi ya gue nggak mikir panjang."

"Intinya, lo jangan mau dijadiin tameng sama Aruna. Dia yang buat salah, biarin dia yang selesain. Masalah lo masih banyak, bukan ngurusin kisah cinta bos lo yang nggak kelar-kelar." meski masih dengan nada penuh amarah, ucapan Mila ada benarnya. Ada baiknya Tria mendengarkan nasehat Mila.

****

"Menurut kamu bagus mana?" Gean menunjukkan macbook nya pada Tria, Gean sedang membuka situs untuk membeli jam tangan. Singkatnya Gean sedang melihat katalog online jam tangan branded.

"Yang QII atau QV?"

Tria hampir memutar bola matanya, "Di rumah Pak Gean rasanya masih ada lebih dari dua puluh jam tangan dan Pak Gean mau beli lagi?" tanya Tria tak habis pikir, baru dua minggu yang lalu Gean membeli sebuah jam tangan, dan sekarang lagi.

"Kamu hanya perlu jawab, bukan ceramah." Gean hampir berdesis menanggapi Tria.

"Jangan beli lagi Pak," kesal Tria. "Mending Pak Gean naikin gaji saya dari pada beli jam tangan."

"Maunya kamu itu sih," Gean menarik kembali macbook yang ia sodorkan pada Tria. "Saya cuma minta pendapat bukan minta beliin."

"Tapi saya rasa Pak Gean belum perlu beli jam tangan baru," susah memang ngomong sama orang yang tiap detik rekeningnya bertambah.

"Yang mana?" wajah Gean tiba-tiba memelas. "Biasanya pilihan kamu selalu cocok saya pakai."

Tria mencebikan bibirnya sebelum menunjuk jam tangan yang menurutnya bagus. Gean lalu mengklik tombol pre order yang tampil di layar macbook. semudah itu memang.

"Kamu beli Macaroon?" tanya Gean saat menyadari ada sesuatu di atas kulkas kecil miliknya.

jawab jujur takut, nggak jujur bisa jadi bom waktu. Susah jadi orang cantik.

"Mau jawaban jujur atau bohong, atau setengah jujur setengah bohong?"

"Tria," Gean menatap tajam pada Tria.

"Dari Aruna," cicit Tria, semoga tidak ada amukan atau cacian yang harus Tria dengar.

"Siapa?"

"Dari Aruna, perempuan yang Pak Gean cintai segenap jiwa raga." mampus deh Tria. Alamat kena cacian.

"Apa kamu bilang?"

Tiba-tiba suasana menjadi horor mencekam, Gean memfokuskan netranya pada Tria yang sudah seperti anak kucing kehujanan.

"Saya bilang, Macaroon itu dari Aruna. Perempuan yang Pak Gean cintai segenap jiwa dan raga." bodohlah Tria mengulangnya dengan polos tanpa rasa bersalah.

Kenapa mulut gue remnya blong, rutukan Tria tak mengubah apapun. Gean masih menatapnya dengan ketidakpercayaan.

"Ya tuhan, Tria." kesal Gean, untung saja gigi Gean tak saling bergemelatuk karena rasa kesal yang membumbung. "Jangan terima apapun yang berasal dari Aruna, setelah tiga tahun tak ada kabar. Dia dengan mudah mengirim ini? Dia pikir saya anak kecil."

Matilah kau Tria.

"Aruna bilang dia mau menjalin hubungan yang baik bersama Pak Gean."

"Bahkan kata maaf saja belum Aruna ucapkan. Dan dia berani-beraninya bilang seperti itu sama kamu?" Gean bisa saja khilaf melempar macaroon di depannya, namun Tria segera mengamankan macaroon itu ke dalam kulkas.

"Kalau dia menunjukkan wajahnya lagi sama kamu, bilang aja sama dia saya udah punya pacar." jelas Gean. Ia menarik sedikit dasi yang mengikat lehernya, berharap rasa sesak di hatinya ikut sedikit berkurang.

"Pacar?" ulang Tria bingung, maksud Gean mungkin Asha?

"Iya pacar." Gean meneguk air mineralnya tanpa perasaan. "Bilang sama Aruna saya udah punya pacar namanya Tria."

Bolehkan Tria berharap kalau ada perempuan lain bernama Tria yang dikenal Gean selain dirinya.

****

24-Jan-2019


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C8
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login