Download App

Chapter 2: Chapter 2: Malam Pertama

Setelah Steve jadi pacar gua. Apalagi yang gua tunggu. Jelas gua mau merasakan semua yang ada di tubuhnya.

Ini pertama kalinya kami melakukan hubungan sexual sejak pertama kali kita bertemu.

Fantasy liar sudah banyak terlintas di otak gua.

Tapi buat saat ini gua mencoba buat sedikit calm.

Malam itu Steve datang ke rumah gua. Ya kita ngobrol-ngobrol di ruang tamu.

Sambil bercerita, sesekali gua cium bibir Steve perlahan.

Semakin lama gua cium bibirnya, semakin horny gua. Sesekali gua remas kontolnya.

"Arghhh..." Sesekali Steve mengerang.

Sontak gua semakin horny ga karuan, semakin liar juga gua cium bibir dan remas kontolnya.

Sesekali Steve membalas dengan mengelus-elus kontol gua.

Gua suka tipikal dia yang terkesan pasrah. Ya wajar. Gua tipikal orang yang dominan. Melihat dia yang ga terlalu banyak manufer, malah buat otong gua semakin KERAS.

Gua langsung berdiri dan mendorong Steve sampai dia bersandar mentok ke sofa. Lutut gua tepat berada didepan kontolnya yang terkadang sengaja gua gencet kontolnya pake lutut, sambil mencium bibirnya dengan liar.

"Erhmmm." Hanya itu yang terdengar dari mulut Steve, seolah dia kualahan diperlakukan kayak gitu.

Semakin dia mengerang, semakin menjadi jadi hasrat gua buat ngerjain doi.

Langsung gua lucuti bajunya. F*ck!!!!! Badannya, semuanya buat gua horny. Gua remas dadanya yang bidang sambil terkadang gua cubit dan tarik pentilnya.

"Ahhhhh. Sakit beb." Jerit Steve.

"Kamu sexy banget beb." Bisik gua mendesah di telinganya.

Nafas Steve semakin ga karuan ketika tangan gua mempermainkan pentilnya dengan berbagai cara.

Tanpa basa basi. Gua lumat pentil sexy-nya.

"Ahhhhhh....." Desahnya kencang sambil kedua tangannya memegang kepala gua.

Mulut dan lidah gua semakin menjadi-jadi mendengar desahannya itu. Gua gigit kecil terkadang pentilnya. Desahan demi desahan dilontarkan dari mulut Steve.

Tangan gua pun akhirnya menjelajah meraba kontolnya yang ternyata udah ngaceng.

Sontak tangan gua pun nyelip-nyelip gesit kedalam celananya.

BASAH! Itu yang gua rasa dari kontolnya yang mulai gua kocok2 pelan. Yang gua suka, ternyata dia uncut! Nice!

Nafas Steve makin ga karuan dengan perlakuan gua terhadap badannya itu.

Gua pun akhirnya mengeluarkan tangan gua dari celananya. Gua stop semua jilatan di pentilnya.

Gua cuma tatap muka Steve yang..... Ergh SEXY! Terlihat dia masih ngatur napasnya karena permainan gua tadi.

Gua duduk di sebelahnya, elus rambutnya dan mempersilahkan kepalanya bersandar di pundak gua.

Dalam hati gua bergumam. "Ini belum apa-apa beb."

Sesekali gua cium kening Steve. Melihat badannya yang berkeringat, rasanya gua ga tahan mau berbuat lebih.

"Mau coba diiket ga beb?" Gua tanya sambil cium keningnya.

"Diiket? Buat apa beb?" Tanya Steve.

"Ya buat variasi aja sih. Tapi kalo kamu keberatan ya ga usah." Jawab gue.

"Hmm. Ya udah boleh di coba." Jawabnya.

Langsung gua ambil tali yang biasa gua pake. Tanpa pikir panjang gua ambil kedua tangan Steve, gua taruh di belakang kepala dan gua iket ke kaki bangku belakang sofa. Sekarang badannya full ke expose.

Perlahan. Gua lucuti celana sampai CD-nya. Sekarang gua bisa liat jelas kontol pacar gua itu. 1 hal yang gua kurang suka, jembutnya ga di cukur. Its oke lah.

Gua angkat kaki kiri Steve ke arah atas dan gua iket dengan tali ke arah belakang bangku. Sementara kaki kanannya gua biarin bebas.

Langsung gua cium kecil-kecil selangkangannya. Sambil gua gigit kecil.

"Ahhhhh." Desahnya sambil mencoba berontak.

Tapi apa daya tubuhnya terkunci. Sehingga hanya kaki kanannya saja yang sedikit tak bisa diam.

Mulut gua langsung pindah haluan ke kontol berkulupnya. Gua emut perlahan sambil gua masukin lidah gua kedalam kulupnya, sampai menyentuh palkonnya yang terasa asin karena precumnya sudah keluar keluar pas gua kerjain pertama kali tadi.

Cuma suara napas Steve yang gua denger.

Hal yang paling gua suka, gua tarik kulupnya sampe palkonnya bener-bener nyembul keluar. Ah shit, perfect banget!

Mulai gua kulum kontolnya, sambil jari-jari gua ngelus lobang boolnya. Steve cuma bisa mendesah keenakan.

Sesekali gua tekan lobang boolnya menggunakan jempol gua.

Ga tau berapa lama gua ngemut kontolnya itu, dan akhirnya gua berenti sesaat buat ambil pelicin.

Keringat Steve bercucuran sudah seperti mandi. Gua lantas jongkok di lantai, tepat mata gua di depan kontolnya.

Mulai gua basahi jari gua pakai pelicin. Gua usap lubang anusnya pelan-pelan sampai dibasahi pelicin.

Perlahan gua masukin jari tengah gua ke lobang anusnya.

"Erghhh." Erangnya.

Sontak jari gua langsung menjelajah di dalem anusnya. G-spotnya sudah pasti ga gua lewatin.

Gua mulai mainin G-Spotnya perlahan. Gua tekan tekan lembut.

Steve hanya bisa mendesah keenakan, terlihat kontolnya ngaceng maksimal.

Terus gua mainkan jari gua di g-spotnya sambil gua kulum kontolnya yang sudah sedikit mengeluarkan precum itu.

Lalu mulai kucium perutnya, perlahan menuju pentilnya. Kali ini gua gigit agak keras, karena gua ga bisa nahan diri lihat pose dia terikat kayak gitu

"Arghh beb. Arghhh." Jeritnya.

Semakin mendengar desah dan jerit ya, semakin gila jari gua main didalam anusnya. Kali ini ikut gua masukkin jari telunjuk gua. Gua hajar tanpa ampun G-spot Steve.

Precum Steve keluar ga karuan, hampir seperti air kencing.

"Udah crot nih?" Tanya gua ke Steve.

"Bbbelllumm beb." Jawab Steve seperti orang gemetaran

Semakin gua lihat ekspresi wajah Steve, semakin lincah jari gua mainin anus Steve.

"Beb plis stop. Mau kencing beb." Ujar Steve.

Mendengar hal itu, gua cuma senyum. Jari gua semakin liar hajar G-Spot Steve.

"Ah beb. Ah, aku mau kencing. Ahhhh plis beb... Ahhhh." Steve terus mengerang dan meminta gua berhenti.

Semakin dia memohon, semakin gua hajar anusnya.

Sampai akhirnya...

"Ahhhhhhhrrrrr....."

Steve kencing sampai membasahi baju ku, Steve terus mengerang tak karuan sampai tiba klimaksnya. Peju-nya muncrat tak karuan.

Gua hanya bisa senyum liat pemandangan indah ini.

Napas tak karuan Steve mulai mereda perlahan.

Gua pun akhirnya melepas semua ikatan yang ada di tangan dan kaki Steve.

Gua biarkan Steve istirahat sejenak. Sambil aku mengepel kencing dan pejunya yang berserakan di lantai.

Setelahnya, gua langsung buka baju. Gua belum puas. Gua belum crot. Tanpa peduli Steve yang masih kelihatan cape. Gua berdiri dibangku dan mengarahkan kontol jumbo gua ke muka Steve. Sambil sesekali gua tampar muka sexy-nya pake kontol gua.

"Isep beb." Pinta gua.

Dengan lemas dia pegang kontol gua, sambil sesekali di jilat. Tak puas sampe disitu. Langsung gua pegang kepalanya, dan gua fuck mulut Steve.

"Oh yeah." Gua mendesah.

Sesekali gua deep throat dia. Dan dia langsung mendorong badan gua, sejenak dia seperti ingin muntah.

"Uhkkk." Steve bersuara. Sambil liur keluar dari mulutnya.

Melihat pacar gua seperti itu. Semakin jadi kontol gua mengeras. Kembali gua fuck mulutnya, gua bisa ngerasain liur Steve terkadang keluar dari mulutnya. Mungkin dia ga sanggup terus-terusan menahan kontol jumbo gua.

Lalu gua minta Steve nungging di sofa, bergaya ala doggy style.

Gua kasih kontol gua sedikit pelumas. Tanpa basa basi. Langsung gua hajar lobang anusnya.

"Ah ah ahhh beb. Pelan-pelan." Teriak Steve.

Gua sedikit ga peduli sama teriakanya. Semakin seneng gua hajar bool-nya.

"Oh f*ck." Erangku.

Sambil ku pegang pinggangnya.

Semakin cepat gua menggoyangkan gerakan buat f*ck Steve.

Steve pun mendesah tak karuan. Entah karena enak, atau tak kuat menahan kontol jumbo gua.

Gua pun ga peduli dan semakin brutal ngef*ck boolnya.

Sampe titik dimana gua hampir klimaks. Gua langsung cabut kontol gua dari anusnya.

Sontak gua balikkin badan Steve dan sedikit gua jambak rambutnya.

Kembali gua f*ck mulut Steve dan...

"Ahhhh. F*ck." Akhirnya peju gua keluar semua dalam mulut Steve.

Steve langsung beraksi menolak seperti ingin muntah dan mendorong gua. Dia langsung cepat-cepat mengeluarkan peju gua sambil terbatuk- batuk.

Gua cuma bisa ngelus-ngelus kepala Steve.

Nice, ternyata pacar gua kali ini bener-bener ajib buat dimainin.

Akhirnya kita berdua mandi bareng. Sambil sesekali Steve memuji "badan kamu bagus beb"

Gua pun hanya tersenyum sambil cium bibir sexy-nya.

Malam itu benar-benar malam yang indah, karena buat pertama kalinya gua f*ck Steve.

Tanpa Steve sadari, hari-hari lain yang lebih dari ini sudah menunggunya.

Gua pun ga sabar buat mainin badan bf gua lagi.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login