3 tahun kemudian. Di sebuah hotel Lanqite di kota Jing,
Kepulan asap rokok, musik berdendang, gelak tawa, dan orang-orang yang asik bermain kasino memenuhi private room nomor 6888. Lalu, terlihat seorang perempuan yang sedang berdiri di depan meja. Perempuan itu terlihat bukan termasuk sekumpulan orang yang menikmati atmosfer gemerlap yang terjadi di ruangan itu.
"Nona, selama kamu memberikan kondom ini ke Tuan Qiao dan memberitahukan kepadanya bagaimana memakainya, aku akan membeli semuanya," ucap seorang laki-laki.
Laki-laki itu tertawa sambil mengeluarkan kepulan-kepulan asap rokok. Dia lalu menatap perempuan yang berdiri di depan meja tersebut dengan tatapan genitnya. Gadis ini, benar-benar menggoda nafsu. Siapapun orang yang menatapnya, membuat orang tersebut ingin tidur dengannya! Menjual kondom? Yang benar saja! Batinnya.
Ye Jiaqi yang tahu sedang digoda tidak merasa gugup. Bahkan, dia meladeni laki-laki itu dengan senyum sumringahnya, "Tuan, anda ini bercanda, ya? Anda menyuruhku untuk mendemonstrasikan ini? Padahal anda kan berpengalaman." katanya.
"Kamu bahkan tahu kalau aku berpengalaman? Memang pernah mencobanya? Hahahaha," jawab laki-laki itu sambil tertawa terbahak-bahak ketika mendengar ucapan Ye Jiaqi.
"Aku hanya pebisnis kecil. Apa anda tidak melihat kalau aku hanya menghabiskan sedikit untuk biaya kehidupanku? Bagaimana kalau malam ini aku memberikanmu 5 gratis 1?" tanyan Ye Jiaqi yang kemudian mengambil semua kondom dari tasnya, "Seperti Tuan saat ini, semalam pakai 5 pasti sangat berguna!" lanjutnya.
"Mulut perempuan ini sungguh manis, bisa-bisanya dia berbicara seperti itu!" kata seseorang.
Beberapa laki-laki yang ada dalam ruangan itu tertawa. Bahkan ada salah satu laki-laki menarik Ye Jiaqi. Namun, Ye Jiaqi memiliki keterampilan untuk menghindarinya. Kemudian, wajahnya itu masih tetap menampilkan kecantikan layaknya musim semi.
"Kalau begitu, kamu temani kita minum bir dulu. Setelah selesai minum, aku akan membeli semua kondom yang kamu bawa! Kalau menurutmu masih kurang, aku juga bisa membelimu!" ucap laki-laki itu dengan teriakannya yang membahana. Kemudian, dia menuang bir ke salah satu gelas yang kosong.
Ye Jiaqi sudah sering menemui pelanggan semacam ini, tapi dia tidak menolaknya. Dia pun kemudian mengambil gelas itu dan meminumnya. Tapi, tentu saja dia tidak benar-benar meminumnya. Sejak kecil, dia tidak belajar dengan baik ketika di sekolah. Jadi, dia mengikuti keparat-keparat kecil di sekolahnya, dan dari situ dia belajar akan hal ini. Hanya perlu sedikit tipu daya mata memang, yaitu secara diam-diam dia menuangkan bir tersebut ke lekukan siku lengannya.
Mereka duduk diatas sofa sekarang. Kemudian, salah satu laki-laki yang ada di sana tertawa sambil membawa kondom, "Nona, kamu sudah pernah menggunakan ini?" tanyanya.
Ye Jiaqi tampak menaruh gelas birnya, lalu dia tersenyum dan berkata, "Tuan, kalau anda ingin mengobrol denganku, bagaimana kalau kita ganti hari? Aku tidak bisa menemanimu mengobrol hari ini. Aku terburu-buru."
"Tuan Han, anda baru saja ditolak oleh perempuan ini," kata seseorang. Gelak tawa seketika membahana di sekelompok orang tersebut.
"Pasti dia malu-malu," ucap laki-laki itu sambil memegang dagunya.
"Tuan, anda lihat, totalnya 2000 Yuan. Anda mau tunai atau pakai kartu?" tanya Ye Jiaqi dengan hati-hati. Kalau bukan karena keuntungan dari penjualan barang ini tinggi, dia tidak mungkin mencoba cara ini.
Laki-laki itu kemudian menyipitkan kedua matanya. Pandangannya lalu terfokus pada Ye Jiaqi, dan dia hanya menatap Ye Jiaqi tanpa bersuara.
Ye Jiaqi merasa sedikit aneh ketika seluruh tubuhnya diperhatikan oleh laki-laki itu. Namun, dia tetap harus mempertahankan senyumnya. "Semuanya tidak bisa ya tuan? Kalau tidak bisa, bagaimana kalau pembayaran via Wechat?" ucapnya sambil tersenyum. Kemudian, dia mengeluarkan sebuah barcode dari tasnya dan melanjutkan, "Anda bisa scan ini." Orang berduit, benar-benar sulit dimengerti! batinnya.
Kemudian, ada salah satu perempuan manis yang tersenyum dan berkata, "Tipu daya perempuan ini sungguh banyak. Apalagi menipu laki-laki berduit seperti kalian."
Aura ruangan yang dipenuhi asap rokok itu terasa sedikit samar-samar. Laki-laki yang berada di depannya, kemudian hanya terdiam dan tidak berbicara. Tapi, raut wajahnya semakin lama semakin garang, bahkan terlihat sedikit kemarahan. Ye Jiaqi lalu tampak mundur 2 langkah, kedua tangannya dengan segera memasukkan barang-barangnya kembali ke dalam tasnya.
Satu, dua, tiga...
Ketika dalam hati Ye Jiaqi menghitung hingga angka ke sepuluh, laki-laki yang dipanggil 'Tuan Han' kemudian menggenggam tangannya. Laki-laki itu lalu menyentaknya terlebih dahulu, setelah itu menariknya kembali ke atas sofa.
"Ah!" teriak Ye Jiaqi karena kepalanya membentur meja.
Lalu, Tuan Han mengangkat lengannya. Dan dia baru menyadari tipu daya bir yang dilakukan oleh Ye Jiaqi. "Kamu berani menipu Tuan Han, bagus sekali kemampuanmu!" ucapnya kemudian.
Laki-laki itu lalu menghisap rokoknya, dan mengangkat dagu Ye Jiaqi. Tatapannya sungguh dingin dan mematikan. Karena, ketika laki-laki itu berkata seperti itu, harusnya bir itu bekerja semenit kemudian. Tapi setelah ada pada perempuan ini, semuanya menjadi tidak berguna...