Download App

Chapter 2: 2. Memiliki teman baru di sekolah

"Hay ... Kamu kenapa kok senyum-senyum sendiri," tegur Rio sambil melambaikan tangan nya.

"Eh ... enggak kok, gakpapa, cuma kagum aja lihat orang yang mirip dengan song Jong Ki, Kamu masih ada hubungan darah ya sama Dia?"

"Eh apaan sih, enggak lah, ada-ada aja Kamu," jawab Rio malu-malu.

Aku memang tipikal orang yang gak bisa basa-basi, Aku lebih sering ngobrol dengan orang langsung ke poin nya tanpa harus basa basi lagi.

"Ya sudah Aku ke kelas duluan ya," ujar ku yang tak mau terlibat obrolan terlalu lama dengan nya.

"Oke," jawab Rio sambil mengunyah permen karet sebagai ciri khas nya.

'Haduh ...ganteng banget sih itu cowok, ups ... kamu harus sadar diri Farah, Kamu gak mungkin bisa dekat dengan siapa saja selama Kamu memiliki Ayah yang brutal seperti Ayah mu, semua orang pasti akan takut jika bertemu dengan Ayahmu, huh ... hidupku memang benar-benar rumit rasanya' gumam Farah sambil berjalan dengan cepat untuk menuju ke kelasnya.

Sesampainya di kelas tak pernah ada yang mau menyapaku, bahkan anak yang duduk nya tepat di depan ku pun tidak pernah mau menoleh sedikit pun kepadaku, dan bangku di sampingku pun kosong, mereka benar-benar sangat takut berteman dengan anak seorang pemabuk berat seperti Ayah ku.

"Assalamualaikum anak-anak," ucap ibu Heny sebagai guru bahasa Inggris.

"Waalaikumsalam Buk," jawab mereka serentak.

Tidak lama kemudian ada Ibu Ratna sebagai wali kelas di kelas ku datang dengan membawa murid baru.

"Tok ... tok ... tok..."

"Permisi Bu," ucap Bu Ratna sebelum masuk.

"Waalaikumsalam, silahkan Buk," jawab Bu Heny.

"Pagi anak-anak,"

"Pagi buk," jawab satu kelas serentak.

"Ini mau memperkenalkan murid baru kepada kalian, ayo Rio silahkan perkenalkan diri Kamu kepada teman-teman mu," perintah Bu Ratna.

"Baik Buk," Rio lalu mulai memperkenalkan dirinya.

"Pagi teman-teman, perkenalkan nama saya Rio Pratama, saya pindahan dari sekolah Bangsa," lanjut nya.

Farah yang sebelumnya fokus menulis pun langsung menoleh saat Rio memperkenalkan diri.

Rio pun mengedipkan mata ke Farah sambil melambaikan tangan nya, Farah pun langsung menunduk kan pandangan nya.

Sedangkan murid-murid cewek yang lain pun juga terpesona melihat ketampanan Rio, pria yang memiliki tinggi 160cm, dan berkulit putih seperti bule itu membuat semua yang melihatnya pasti tergila-gila, termasuk Tania, dia adalah wanita paling cantik di sekolah Nusa Bangsa, parasnya yang cantik dan juga keturunan dari orang tajir membuat semua cowok berlomba-lomba untuk mendapatkan nya.

"Ya sudah Rio, Kamu boleh duduk di samping Farah, Kamu tidak keberatan kan Farah" tanya Bu Ratna.

"Oh ... tidak Bu, silahkan," jawab Farah dengan senang hati.

"Ya sudah Kamu beh duduk Rio," ucap Bu Ratna.

"Baik Bu, terimakasih," Rio lalu duduk di samping Farah.

Tania memandang Farah dengan sinis, lalu ia bisik-bisik ke teman geng nya yang duduk di samping nya.

"Eh ... Jangan sampai Rio di biarkan dekat dengan Farah, bisa bahaya nanti Dia,"

"Iya, Kamu betul, Kita harus menceritakan ke Rio tentang keluarga nya, agar Dia tidak Deket-deket sama Farah," jawab teman Tania yang bernama Keysa.

"Kamu betul, Kita harus buat Dia benci sama Farah," jawab Tania dengan muka sinis nya.

Rio lalu duduk di samping Farah.

Penampilan Rio sangat terlihat tidak rapi, namun tetap terlihat keren dan membuat semua wanita tak berkedip melihatnya.

"Hai ... Akhirnya kita berjumpa lagi," ujar Rio sabil melambaikan tangan ke Farah.

Farah hanya menjawab nya dengan senyuman.

"Baik anak-anak kita mulai ya pelajaran nya," ujar Bu Heny.

Di sepanjang pelajaran Rio terus bermain ponselnya, ia sama sekali tidak memperhatikan Bu Henny menjelaskan pelajaran nya, namun Bu Heny tidak menyadari itu, karena Rio menyembunyikan ponsel nya di bawah laci.

Satu jam berlalu, kegiatan mengajar pun telah selesai, Bu Heny keluar dari kelas.

Farah tetap bersikap cuek kepada Rio, meski sesekali Rio berusaha menggoda nya.

"Hai Rio," panggil Tania yang sudah duduk di meja tepat di depan Rio.

"Kenalin nama Gue Tania," lanjut nya.

Namun Rio mengabaikan nya, ia malah memandang Tania dengan tatapan sinis.

"Oh ... oke, maaf," ujar Tania lalu turun dari mejanya.

"Farah ... kita ke kantin yuk," ajak Rio.

Tania sangat marah melihat Rio mengajak Farah.

"Umb ... enggak Rio, Kamu ke kantin aja ya, Aku gak biasa jajan saat istirahat," jawab Farah sambil melirik ke Tania.

"Haduh Rio, sama Aku aja yuk, Dia itu gak pernah punya duit jadi gak mungkin mau kalau di ajak ke kantin," ejek Tania sambil tertawa bersama teman geng nya.

"Ya udah kalau gitu Aku ke kantin dulu ya," pamit Rio ke Farah, namun Farah hanya tersenyum tipis kepada nya.

"Kalian bertiga bisa diam gak, kalian mungkin bisa ya menghina siapa pun, tapi Aku gak akan diam kalau Kalian terus-menerus hina Aku," ujar Farah yang mulai emosi melihat tingkah Tania dan teman-teman nya.

"Ha? Terus dengan Elo marah kayak gini gue bakal takut?" ketus Tania dengan ekspresi nya yang mengejek Farah.

"Terserah kalian mau takut atau enggak Aku gak peduli," ketus Farah lalu pergi meninggalkan kelas.

Sejak pertemuan pertamanya dengan Farah Rio sudah jatuh cinta dengan Farah, terlihat dari cara Dia memperlakukan Farah semenjak seminggu ia mulai masuk di sekolah Cipta Bangsa.

Semenjak kedatangan Rio Aku sudah nggak merasa sendiri lagi, setiap saat Rio ada untuk ku, di saat semua teman-teman ku di sekolah membenciku tapi Rio malah memberikan perhatian nya kepadaku, saat itu Aku baru pertama kali merasakan jatuh cinta, Iya ... Aku jatuh cinta dengan Rio setelah mengenal nya selama satu Minggu ini, memang waktunya terbilang sangat singkat, tapi perhatian Rio dan kebaikan nya membuatku merasa nyaman dan selalu tertawa saat bersama nya.

Pria bermata sipit, dan berkulit putih itu memang idaman setiap wanita, termasuk diriku, rambutnya yang selalu rapi seperti artis Korea membuatku semakin jatuh cinta dengan nya.

Semenjak Ada dia juga Aku jarang berada di rumah, karena jika di rumah Aku merasa sangat muak melihat muka Ayah ku yang setiap hari hanay mabuk dan mabuk.

Ibu juga sekarang pulang kerjanya lebih sering malam terus, sehingga Aku tak pernah lagi ada waktu untuk curhat dan berbagi bahagia ku bersama nya.

Saat pagi tiba Aku telah siap-siap untuk sekolah, Ibu sudah pergi kerja, Ayah juga belum pulang dari dugem bersama teman-teman nya, Namun yang membuat beda saat ini adalah Rio yang setiap hari menjemput ku untuk berangkat barengan, dengan mengendarai motor gedenya yang super keren.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login