Download App

Chapter 2: keseharian claris

Namanya claris, gadis berparas manis dengan tubuhnya tinggi, langsing namun cukup berisi, kulitnya yang putih, matanya yang kecil namun bulat, rambut panjang ikal tergurai membuat cukup menjadi daya tarik sendiri.

Claris orang selalu punya ambisi besar, ia seperti tak ingin kalah dan menyerah, menyukai tantangan. claris dikenal sebagai gadis yang cerdas. bagaimana tidak? ia selalu mendapatkan peringkat 3 besar disekolahnya, meskipun ia tak rajin belajar. setelah lulus sekolah menengah ia melanjutkan kuliah ke kota Y. cukup jauh memang dari kota asalnya, namun itu adalah impian ter besarnya. ia sudah lelah dengan situasi dikotanya mungkin bisa dikatakan ia jenuh. ia ingin hidup mandiri jauh dari keluarganya, menikmati kesendiriannya. dimasa kuliah di kota ini claris dikenal sebagai mahasiswi berprestasi bahkan belum dikatakan lulus sidang kuliah. ia sudah mendapatkan tawaran pekerjaan dari perusahaan yang cukup besar dan ternama.

setelah lulus kuliah ia pun akhirnya menerima tawaran pekerjaan perusahaan x yang reputasinya dikenal sangat baik. bahkan kabarnya untuk bisa keterima ke perusahaan tersebut sangat amat sulit. namun tidak dengan claris, ia justru malah mendapatkan undangan padahal ia tak pernah melamar ke perusahaan tersebut.

claris menikmati pekerjaannya dan juga ia malah sudah mencatat target apa saja yang ia harus dapatkan di perusahaan tempat ia bekerja. claris memang gadis yang penuh dengan semangat. ia memulai pekerjaannya sebagai staff dengan level yang paling bawah. ada beberapa tingkatan staff di tempat ia bekerja dengan gaji yang juga berbeda. meskipun dari level bawah, ia sudah mempunyai target setelah 2 tahun bekerja ia harus naik posisi sebagai manager dikantornya. setiap hari dikantor ia memasang strategi agar pekerjaannya cepat selesai.

gadis ini memang penuh dengan tekad kuat.apapun ia akan hadapi dan tak mau stuck di jalannya. tak sampai menunggu 2 tahun pun ia sudah mendapatkan posisi yang ia inginkan tersebut. karena kegigihan dan kecerdasan dalam bekerja ia bisa mendapatkan hal tersebut.

***

tepat pukul 07.00 pagi claris sudah ada dikursi kerjanya. didepan laptopnya ia sudah mengatur work list apa saja yang harus ia bagikan ke staffnya. claris bekerja dengan teamnya, ia dipercaya mengecek satu persatu kerjaan vendor yang bekerja sama dengan perusahaannya. sesekali ia pun tak segan mengecek langsung kelapangan pekerjaan vendornya tersebut.

"apa-apaan ini, kenapa tidak sama dengan hasil yang di lapangan. " gumam claris saat ia mendapatkan hal yang tak beres. claris tak akan segan menegur ataupun memarahi orang vendor yang tak beres dalam bekerja. ia pun langsung meminta anak buahnya untuk menghubungi PIC vendor tersebut.

"nita, tolong hubungi PIC vendor A, suruh dia membuat laporan ulang atau kalau dia tidak mau biarkan aku mencari vendor lain. " ancam claris.

claris manager yang dikenal sangat teliti dan tegas. ia bahkan ditakuti oleh para vendor dan juga rekan di kantornya. meskipun begitu, diluar dari pekerjaannya ia sosok yang cukup ceria dan royal terhadap rekan kerja. jika proyek berhasil ia pasti akan mentraktir stafnya dan juga teman di kantor nya.

claris melihat banyak email yang masuk di laptopnya. dia harus mengecek email satu persatu dari para vendor dan juga anak buahnya.sebuah chat box juga penuh dengan beberapa laporan dari pengawas lapangan. ia juga harus mengupdate laporan ke pada atasannya. bagaimana progress proyek yang ia pegang. kalender yang terpajang diatas meja kerjanya pun terus menjadi bhan untuk coret-coretannya agar ia bisa memenuhi target kerjanya. tak terasa jam di tangannya berbunyi menunjukan pukul 12.00 siang waktu untuk beristirahat. namun seolah tak peduli dengan jam istirahatnya ia tetap masih fokus dengan yang di laptopnya.ia hanyut dalam pekerjaanya. tiba-tiba seseorang mendekat dan menepuk bahu claris.

"claris eh mba claris deh, laptop terus yang dipandangi ayo kita ke kantin, kasian tuh perutnya dia juga kan butuh asupan, hehe. "

"iya 5 menit lagi deh. " jawab claris.

namun seseorang tersebut malah menariknya dan claris pun terbawa ikut.

"ya ya, ih sakit tau. "

"kerjaan trus, nanti mukamu jadi tua karena matamu menatap layar itu terus. bisa bisa kerutan dimatamu akan menjadi. "

"eh jangan ngomong sembarangan kau va, umurku masih 23 jadi aku belum ada kerutan. " melawan ledekan dari rekannya sheiva.

iyah sheiva salah satu rekannya yang juga cukup dekat. ia adalah supervisor keuangan dikantornya. karena claris juga sering berkoordinasi dengan sheiva untuk keuangan proyek. umur sheiva sebenarnya 2 tahun lebih tua, namun karena tak ingin canggung claris memanggilnya seperti teman sebayanya.

di sela-sela jam istirahat terkadang claris menjadi keluh kesah sheiva. sheiva sering curhat masalahnya dengan kekasihnya, meskipun ia tahu yang diajak cerita belum pernah sama sekali berpacaran. namun karena dilihatnya claris seperti wanita yang kebanyakan memakai akal logika dibandingkan perasaanya jadi mendengar masukan claris lebih masuk akal.

setelah jam istirahat selesai. claris melanjutkan pekerjaanya yang tertunda tadi. dilihatnya ada pesan masuk dari kotak emailnya, berisi tentang undangan rekonsiliasi. ia pun seperti diatas awan jika sudah mendapatkan undangan tersebut. bagaimana tidak, ia bisa dengan bangganya mempersentasikan pekerjaanya dengan baik kepada bos bos besar, bertemu dengan orang penting yang menjadi sosok dibelakang perusahannya tersebut. baginya ini adalah cara ia memotivasi dirinya sendiri agar ia pun bisa tertular menjadi orang yang sukses suatu saat nanti.

tak terasa langit menjadi gelap dan sudah saatnya claris pulang ke kontrakannya. claris pulang dengan mengendari sebuah motor sport yang cukup keren. ia tak tertarik untuk mengendari mobil,meskipun ia bisa menyicilnya untuk dapat membeli mobil.

claris menyewa sebuah rumah kecil yang terdapat hanya satu kamar. sebelumnya claris tinggal di sebuah kostan yang cukup elite, namun karena ia suka ketenangan ia pun menyewa rumah kecil. gadis ini sungguh sangat berani tinggal sendiri dan juga menikmati kesendiriannya.

sesampainya ia di rumah, ia mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi. badannya sudah terasa lengket.

setelah selesai mandi ia kembali ke kamarnya ia mendapati sebuah panggilan masuk dari ponselnya yang tak sempat ia jawab. akhirnya ia pun menelpon kembali nomor tersebut.

"halo ayah, aku baru selesai mandi. "

"oh begitu, bagaimana pekerjaanmu? menyenangkan kah hari ini? kau pasti sangat lelah. "

"ya lumayanlah haha. tapi aku senang karena lusa aku akan rapat dengan petinggi di perusahaanku. "

percakapan antar seorang ayah dan anak gadis semata wayangnya tersebut. anak gadis yang selalu ia rindukan.

ayah claris yang selalu menanyakan kabar anaknya itu. setiap hari ia selalu menelpon anaknya, bahkan waktu claris pertama kali hidup mandiri dikota Y mengenyam bangku kuliah, setiap jam ayahnya akan menelponnya ia khawatir anaknya tak bisa hidup teratur seperti saat tinggal bersama orang tuanya. karena tahu anaknya sibuk bekerja ia hanya bisa menelponnya di malam hari. rasanya mendengar suara anak gadisnya saja itu sudah bisa membuatnya tidur nyenyak. ayahnya selalu ingin melihat anak gadisnya menjadi sosok wanita yang tangguh namun tetap anggun. tapi apa mau dikata, claris adalah perempuan yang sangat tomboy. jika bukan keinginan kuat ayahnya untuk menyuruhnya memelihara rambutnya yang panjang ia sudah pasti akan memangkas rambut indahnya itu menjadi rambut pendek seperti anak laki-laki. claris tak suka rambut panjangnya, sejak remaja ia mendambakan rambut potongan ala pixie. dimatanya wanita akan keren dan juga tidak sulit merawatnya.

"ah ayah aku boleh makan malam dulu, aku sangat lapar. "

"oh tentu saja, makanlah jangan lupa setelah itu langsung tidur. "

"baik ayah, kalau begitu selamat malam. "

"iya selamat malam. "

claris yang sudah berganti baju, langsung pergi ke dapur untuk membuatkan mi goreng. hari itu ia tak singgah ke rumah makan,jadi hanya makan apa yang ada di rumahnya tersebut. biasanya claris selalu membeli makanan dari luar.

begitulah kehidupan claris seperti wanita single kebanyakan.


Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login