"Aku datang untuk menemui Anya dan sarapan di sini. Barusan aku melihat orang gila dengan piyama kaos dan sandal. Rambutnya berantakan dan terbang ke mana-mana. Kalau dilihat-lihat, wajahnya terlihat seperti kamu," kata Tara dengan sengaja. Kapan lagi ia punya kesempatan untuk menggoda Nico seperti ini.
Nico memandang ke arah Anya, meminta bantuan kepadanya.
Anya berdeham pelan dan memutuskan untuk membantu Nico. "Tara, sepertinya kamu tidak bisa melihat dengan jelas tadi. Orang tadi bukan Nico."
"Orang yang kamu lihat tadi pasti bukan aku. Bagaimana mungkin aku keluar dengan menggunakan piyama dan sandal, padahal aku sangat peduli pada penampilanku, terutama gaya rambutku. Aku tidak akan membiarkan rambutku terlihat berantakan," kata Nico dengan serius.
Tara tertawa mendengarnya. Tidak mudah untuk menangkap basah saat Nico terlihat sesantai itu.
Ketika ia tinggal bersama sebelumnya, Nico selalu memperhatikan penampilannya. Bahkan di rumah sekali pun.