Download App
27.27% PHANT

Chapter 3: 2

Aku berusaha tak memperdulikan suara gedoran pintu itu, dengan cepat aku berlari kekamarku dan langsung mengunci pintu kamarku lalu aku memutuskan untuk tidur semoga saja mimpi buruk ini segera berakhir.

****

Aku terbangun karena perutku sudah mulai keroncongan dan betapa terkejutnya aku saat melihat pria yang ada dimimpiku ternyata ada dihadapanku.

"k....a.....uuuuuu" ucapku tergagap, aku masih tak percaya jika pria menyebalkan dimimpiku ternyata ada dihadapanku.

"haii, see you again madame" sapanya.

"kau? bagaimana bisa kau berada dirumahku bukankah kau hanya ada dalam mimpiku" sejuta pertanyaan mulai memuncak diotakku. Pria itu belum sempat menjawab ucapanku dan james malah ikut nimbrung.

"dasar idiot, aku yang membiarkannya masuk. Diluar sangat dingin phant dan kau malah membiarkannya kedinginan menunggumu didepan pintu" terang james.

"apaaa didepan pintu?" tanyaku bego.

"yaiyalah, apa kau tak membaca pesanmu bahwa kekasihmu sedang menunggu diluar. Aku masih bingung denganmu boy, bisa - bisanya kau mau berpacaran dengan wanita idiot sepertinya and look dia itu tak cantik sama sekali" james kembali menghinaku dan oh tuhan ternyata itu bukan mimpi pria menyebalkan ini memang nyata, sekarang dia malah mengaku sebagai kekasiku pada james.

"oh yaa phant aku titip rumah, kalian bisa bersenang - senang selama aku pergi dan phant mulai saat ini berhentilah melaporkanku pada mom karena aku sudah berbaik hati  mengijinkanmu untuk menggunakan rumah kita sebagai tempatmu berpacaran" ucap james yang langsung pergi meninggalkanku lebih tepatnya aku dan pria menyebalkan ini.

"hmmm phant itu sama artinya dengan elephant kau adalah seekor gajah? Hahaha thats good, seorang gajah yang tinggal disebuah pemukiman warga" ejek pria itu yang tiada hentinya tertawa.

"apakah kau sudah puas menghinaku tuan?" aku sangat kesal melihatnya tertawa seperti itu seakan - akan aku adalah orang yang tepat menjadi bahan ejeknya "well, berhentilah tertawa tuan kau bisa pergi sekarang. Ini rumahku dan kau tidak boleh berada disini, aku minta kau pergi sekarang juga" aku mendorong tubuhnya untuk segera pergi dari rumahku.

"hentikan nona, aku tidak akan pergi dari sini. Tujuanku kesini adalah menyuruhmu untuk segera mengangkat semua barang - barangmu dan tinggal bersamaku di apartemenku" aku langsung menatapnya saat mendengar ucupannya barusan.

"what, tinggal bersama denganmu? It's never, aku tidak akan pernah mau tinggal serumah dengan pria mesum sepertimu dan itu tidak akan pernah terjadi tuan" kataku.

"tidak akan pernah terjadi, aku rasa itu akan terjadi nona apakah kau mau aku menghancurkan semuanya, menghancurkan tokoh bunga milikmu?" pria itu mulai mengancamku, oh tuhan apa yang ada di otakknya dari mana dia tahu mengenai tokoh bungaku.

"apa tak menjadi masalah bagimu jika aku menghancurkan tokoh bungamu? Bagaimana jika cafe milik gabmu yang kuhancurkan" shiitt dia kembali mengancamku, mungkin aku akan mencoba ikhlas jika pria sialan itu akan menghancurkan tokoh bungaku tapi soal cafe gab dia tidak boleh melakukan itu karena dicafe itu banyak manusia yang menggantungkan hidupnya demi sesuap makanan.

"baiklah jika kau hanya diam saja, berarti jawabanya adalah kau lebih memilih egomu dibandingkan orang - orang yang membutuhkan banyak bantuan diluar sana" sial dia mulai memancingku. Aku mulai menarik nafasku.

"hmmmmmm baiklah aku akan tinggal bersamamu tapi dengan satu syarat kau tak boleh mengganggu kehidupan orang - orang yang ada disekitarku" pintahku padanya. Pria itu berjalan mendekatiku membuatku harus memundurkan langkahku dan aku harus terjatuh disofa.

"dengar nona, aku tak akan mengganggu mereka asal kau bersikap baik padaku tapi jika kau menolak semua perintahku aku takkan segan - segan untuk menyakiti mereka" saat dia mengucapkannya aku dapat merasakan deru nafasnya yang membuatku tak dapat merasakan rasa hangat dari penghangat ruangan seakan - akan penghangat ini sudah tak berfungsi lagi karena perkataanya seperti mendoktrinku membuatku merasa sedikit ngeri. Apa mungkin pria ini sangat berpengaruh sampai - sampai dia mampu melakukannya.

"sekarang kemasi bajumu, bawa saja seperlunya karena baju usangmu itu tidak terlalu pantas untuk kau letakkan dilemariku" dia kembali menghinaku, aku tahu selera fashionku memang terlalu old style tapi demi apapun diluar sana aku lebih suka memakai pakaian yang membuatku nyaman dari pada harus memakai pakaian yang entah bagaimana bentuknya itu.

Setelah aku selesai mengemasi barang - barangku aku tak lagi melihat pria itu berada dirumahku.

"oh tuhan apakah benar semuanya hanya mimpi?" gumamku.

"miss froke" suara bariton seorang pria yang memanggil namaku membuatku membalikan tubuhku.

"hmmm, who are you?" tanyaku yang semakin bingung.

"Mr. Zetlin meminta saya untuk menjemput anda" kata pria itu dengan sangat sopan, so pria menyebalkan itu yang menyuruhnya. Saat aku ingin melangkahkan kakiku masuk kedalam mobil aku mendengar suara teriakan james.

"heiii phant, selamat bersenang - senang katakan pada kekasihmu uang yang diberikannya padaku sangat banyak tapi aku rasa aku akan menghabiskannya dalam seminggu jadi katakan saja aku masih butuh uang lagi, jika kau tak mengatakannya aku akan memberitahukan semuanya pada mom" teriak james didepan pintu rumah. Aku hanya mampu mendengus kesal mendengar ucapannya, pantasan saja james tidak memarahiku pergi dari rumah ternyata pria menyebalkan itu telah menyogoknya. Aku berharap uang james segera habis dan pria menyebalkan itu tak memberinya uang lagi lalu mom akan menjemputku dengan kemarahannya.

Aku tiba diapartemen pria menyebalkan itu dan kata yang tepat untuk apartemen ini adalah sangat mewah, warna hitam dan coklat sangat mendominasi maklum saja ini adalah apartemen seorang pria. Aku mengelilingi setiap sudut apartemen pria ini dan entah sampai kapan aku akan menetap disini, sampai kapan aku harus bersabar menghadapi tingkah anak kecil itu. Baru sekali aku bertemu denganya dan dia sudah berani - beraninya mengubah pola hidupku.

Aku menunggunya tapi pria menyebalkan itu tak kunjung datang. Apakah dia akan mempermainkanku saat ini, oh god hanya tuhan yang tahu. Saat aku sedang berusaha untuk membuat diriku terjaga tiba - tiba saja pintu apartemen ini terbuka aku segera melihat siapa yang baru saja masuk dan ternyata dia adalah pemilik apartemen ini tapi dia datang tak sendirian melainkan bersama seorang wanita yang berpakaian sangat seksi, bagiku dia terlihat seperti sedang memakai baju yang kekurangan bahan.

Mereka tak memperdulikanku yang masih berdiri seperti orang bodoh dengan tatapan yang tak lari dari mereka.

"close the door" wanita itu menunjukku untuk menutup pintu itu dan dia memerintahku seperti seorang pembantu. Setelah kepergian mereka aku menutup pintu dengan sangat emosi, pria itu benar - benar menyebalkan dia menyuruhku untuk tinggal di apartemennya dan harus menunggunya berjam - jam sementara dia malah enak - enakan dengan kekasihnya, dia telah membuang banyak waktuku. Aku memutuskan untuk kembali kerumahku, sangat menyebalkan bukan jika kau harus jadi obat nyamuk ditempat tinggal orang sementara kau sendiri bisa hidup bebas dirumahmu.

****

Pagi ini aku akan melakukan aktivitasku seperti biasa, melupakan semua kejadian kemarin dan kembali hidup normal. Pria itu juga tidak akan melakukannya bagiku itu hanya sebuah omonga kosong belakang lagipula aku baru sehari bertemu denganya jadi aku tidak akan bertindak bodoh dengan mempercayai ucapannya.

Saat aku membuka pintu Toko bungaku betapa terkejutnya aku saat melihat semua bunga - bungaku telah lenyap dan prabotku telah hancur berkeping - keping.

"ohh tuhan siapa yang tega melakukan semua ini padaku" gumamku dengan suara bergetar, aku tak percaya ini, sampai saat ini aku merasa tak pernah memiliki musuh kecuali saat aku masih sekolah dan itupun tak ada satupun orang yang tahu keberadaanku saat ini karena bagi mereka aku hanyalah sampah.

Baru beberapa saat aku meratapi nasib malangku tiba - tiba saja ponselku berbunyi, ada telepon dari nomor baru.

"yaaaaaa, ada yang bisa saya bantu" ucapku yang masih sedikit tak sadarkan diri.

"honey, bisakah kau kecafe sekarang" aku mengenal suara itu, ini pasti gab.

"aku tak bisa kesana sekarang gab" kataku lirih.

"tapi ini sangat penting sayang" suara gab terdengar sangat prihatin.

"baiklah tunggu aku gab" aku segera mengunci pintu toko bungaku dan bergegas kecafe gab.

Sesampainya aku dicafe gab, gab langsung menarik tanganku dan memperlihatkan sebuah coretan dengan tinta merah didinding cafe. Disana tertulis "KEMBALI ATAU SEMUANYA AKAN SEMAKIN HANCUR FROKE" aku semakin terkejut dengan tulis itu dan sekarang aku tahu siapa pelakunya.

"aku akan menyelesaikannya gab, kau bisa meminta pegawai lainnya untuk membersihkannya" ucapku pada gab.

Aku langsung menahan taksi yang lewat didepan cafe gab, saat ini emosiku sedang naik diubun - ubun ingin rasanya aku melenyapkan pria menyebalkan itu dan menelanya bulat - bulat.

"bisakah kau melaju lebih cepat, aku sedang terburu - buru" pintahku pada sang supir.

****

"nona apakah anda ingin bertemu dengan Mr. Zetlin?" tanya sang reception.

"yaa, apakah dia ada disini?" reception itu mengulurkan senyuman.

"Mr. Zetlin sedang menunggu anda direstaurant goze nona dan akan ada orang yang mengantarkan anda kesana" terang sang reception. Aku mengikuti langkah kaki wanita itu, dia membawaku masuk lift.

Saat pintu lift terbuka aku melihat banyak orang yang terlihat sangat asyik menikmati sarapannya, lalu wanita yang tadi bersamaku menunjukkan keberadaan pria menyebalkan itu. Pria menyebalkan itu sedang asyik mengobrol dengan wanita seksi yang berbeda dengan wanita yang semalam kulihat. Aku berjalan mendekati mejanya kebetulan sekali pria menyebalkan itu duduk membelakangiku. Aku langsung menarik kupingnya.

"dengarkan aku little boy, katamu aku lebih tua darimu bukan! dan harusnya kau menghormatiku, bukannya kau dengan seenak jidatmu menghancurkan seluruh mata pencahariaanku dan harta yang paling berharga dalam hidupku. Aku tak tahu siapa kau dan kita baru sehari bertemu tapi kau dengan seenak tengkukmu malah mencoba bermain - main denganku. Dengar baik - baik bahwa setelah ini aku yang akan membuat hidupmu berantakan" aku mengeluarkan seluruh unek - unekku padanya tak peduli jika kemungkinan besar wajahnya akan basah dengan air liurku yang mungkin sedikit keluar. Pria itu langsung melepaskan tanganku dari telingnya yang mulai memerah.

"ayo kita pergi sayang" ajaknya dia menarik tanganku untuk masuk kedalam lift.

"apa lagi yang akan kau lakukan sekarang bocah?  Huh? kau tahu bukan jika banyak orang yang menggantungkan hidupnya dicafe itu dan kau malah berniat menghancurkan cafe itu apa kau tak punya hati?" tanyaku bertubi - tubi.

"aku memang tak punya hati, jadi mulai sekarang kau yang harus berhenti bermain - main denganku wanita tua. Jika kau ingin hidup mereka tenang tinggallah bersamaku dan taati peraturanku" dia menatapku dengan tatapan yang cukup mengerikan. Apakah pria menyebalkan ini benar - benar lebih muda dariku, jika iya kenapa dia terlihat sangat mengintimidasiku yang jelas - jelas lebih tua darinya bahkan aku mungkin seusia dengan kakaknya.

Dia menarik tanganku dengan paksa untuk masuk kedalam apartemennya.

"dengar nona kau tahu apartemenku ini hanya ada satu kamar dan itu artinya kita harus saling membagi kamar aku tidur diranjang dan kau yang tidur dikursi, mengerti!" katanya memerintah.

"apa, aku sudah mengatakan bahwa aku menyetujui keinginanmu tuan lagipula it's Impossible" elakku.

"kau masih ingin membantah, kau ingin aku melakukan apalagi? Membuat ibumu bercerai lagi untuk ketiga kalinya?" aku sangat terkejut saat mendengar ucapannya yang mengartikan pria ini tahu segalanya tentangku.

"kauuuuu mengetahui semuanya tentangku" aku merasa sulit bernafas saat ini dan itu artinya hidupku akan semakin hancur mulai detik ini, entah apa yang membuatku harus bertemu dengan pria menyebalkan ini.

"tentu saja bahkan soal ayah kandungmu yang pergi meninggalkanmu" apa dia mengatakan soal ayahku? my dad.

"siapa kau sebenarnya? apa yang kau inginkan dariku?" pria itu tersenyum mengejek.

"aku sudah mengatakan padamu bukan bahwa aku shanz Zetlin, dan yang kuinginkan darimu kau bisa baca disini" dia menyerahkan sebuah berkas padaku.

"apa ini?" tanyaku bingung.

"baca saja dulu nona, setelah itu kau akan mengetahuinya" aku semakin penasaran dan membaca semua isinya.

"tidak, itu tidak mungkin" kataku bergetar.

"apa kau ingin menghancurkan semuanya, ingat nona kontrak ini hanya berjalan tiga tahun dan itu tidak lebih kau hanya perlu jalani hidupmu tiga tahun bersamaku lalu kau akan hidup tenang setelahnya" tawarnya.

"hanya tiga tahun katamu dan itu artinya aku harus membiarkan hidupku tersiksa bersamamu" aku masih tak percaya jika aku akan terikat dengan pria menyebalkan ini.

"aku tunggu jawabanmu besok jika kau menjawab tidak maka kau tahu akibatnya" ancamnya lalu dia pergi meninggalkanku.

Aku tak bisa tidur sedikitpun, pria itu shanz Zetlin membuatku benar - benar akan gila. Selama ini aku mampu tak mempedulikan semua omangan orang tentangku termaksud ancaman mereka serta bullying yang sering terjadi padaku disekolah, tapi mengapa saat ini aku tak mampu menjahui pria ini. Apakah aku harus menceritakan semuanya pada gab tapi itu pasti akan menyakitinya dan membuatnya bersedih. Tidak... Tidak tuhan pasti sedang mengujiku saat ini dan bukankah dengan begini aku akan semakin dekat bertemu dengan Malaikatku.

****

Pria itu keluar dari kamarnya, dia terlihat baru selesai mandi dengan handuk yang masih melilit pinggangnya. Tubuhnya sangat atletis dan aura penguasanya semakin terlihat, bagi kalian mungkin dia terlihat seksi tapi bagiku dia terlihat semakin menyebalkan.

"ayo ikut denganku, aku rasa kau harus sedikit makan walaupun berat badanmu sudah menunjukan jika kau tidak makan setahunpun kau pasti masih bisa bertahan hidup tapi sebaiknya kau makan karena jika kau sakit itu pasti sangat merepotkan" dia mengajakku makan tapi masih tetap mengejekku.

Seperti kucing yang disiram air aku malah mengikuti langkahnya bukannya memberontak.

"apa kau tak berniat untuk makan?" tanyanya dengan tatapan yang menyelidiki dan aku masih diam saja, saat ini yang ada diotakku hanya semua perkataannya yang mengharuskanku menerima semuanya.

"aku bersedia" ucapku perlahan sambil menutup mataku. Pria itu menghentinkan makannya lalu menatapku tak percaya. Dia bangkit mengambil sesuatu dimeja televisi.

"bagus jika kau menyetujuinya, sekarang baca semua peraturan ini dan kau tahu, kau tak boleh melanggar satupun perintahku nona" aku mengedipkan mataku tak percaya dengan ucapannya barusan. Kuambil map yang disodorkannya padaku membukanya lalu membaca sesuatu yang tertulis dalam kertas itu.

Anda cindy froke diminta untuk tinggal bersama Mr. Shanz zetlin dengan status sebagai kekasihnya dan itu artinya anda harus menuruti semua keinginannya sebagai kekasih. Anda juga harus menyetujui semua ketentuan yang telah ditetapkan dibawah ini.

1. Selama anda menjadi kekasih Mr. Shanz zetlin anda akan terikat kontrak selama 3 tahun.

2. Anda akan melaksanakan semua kegiatan harian anda dibawah pengawasan dari Mr. Shanz zetlin.

3. Selama masa kontrak anda tidak boleh berhubungan dengan pria manapun.

4. Anda harus bersikap normal didepan keluarga dan teman - teman Mr. Shanz zetlin seolah Mr. Shanz zetlin memang benar kekasih anda.

5. Tidak boleh ada kontak fisik yang menjuru kepada kekerasan dan sexs.

6. Selama menjalani kontrak tidak boleh ada sedikitpun rasa ketertarikan pada Mr. Shanz zetlin.

7. Selama masa kontrak Mr. Shanz zetlin akan memenuhi semua kebutuhan anda.

8.

9

10.

"kau mengosongkan 3 nomor dan itu artinya?" aku mulai mengalihkan pandanganku padanya.

"artinya aku membiarkanmu mengisi keinginanmu didalam kontrak ini selama keinginan itu bisa aku terima nona" dia memintaku untuk menuliskan keinginanku dan itu artinya aku akan melakukan tujuh keinginan pria menyebalkan didalam kontrak ini.

"Keinginanku?" aku masih tak percaya dengan ucapannya. Aku mulai menuliskan tiga keinginanku didalam kontrak itu lalu aku menyodorkan kertas itu padanya.

"apa maksudmu dengan hal ini?" dia terlihat tak suka dan mungkin saat ini dia akan semakin marah.

"kau mengatakan aku menuliskan keinginanku bukan?  Ya, itulah keinginanku Mr. Shanz zetlin aku tidak ingin menyetujui semua kontrak itu, aku bukan wanita bodoh yang mau menyerahkan semua sisa hidupku bersamamu walaupun itu hanya tiga tahun tapi aku tidak akan pernah tahu bukan jika tuhan mungkin saja memanggilku sebelum kontrak ini selesai dan itu artinya aku akan mati dalam keadaan mengenaskan" rintihku.

"aku tak perduli  sedikitpun denganmu nona dan berhentilah bermain - main denganku, sekarang cepat kau tulis keinginanmu dengan benar karena bisa jadi ini keinginan terakhir dalam hidupmu" ucapnya dengan penuh ambisi, matanya seperti menyala dia menatapku dan entah mengapa aku menjadi takut melihat tatapnya yang membuat lututku bergetar padahal dia cukup jauh dariku. Setelah dia memberikan kontrak baru padaku aku langsung bergegas untuk menulis keinginanku lalu memberikannya kembali pada pria itu.

"semoga saja tiga keinginanmu bisa aku terima nona" ucapnya, dia membaca dengan mimik wajah yang sangat serius dan tak jarang dia mengangkat sebelah alisnya.

"well, kau meninginkan aku membebaskanmu untuk hidup normal dengan tetap berhubungan dengan teman - temanmu?" dia menanyakan point 8 yang kutulis.

"yaa, karena kau menginginkan ini terlihat nyata dan bukan rekayasa oleh karena itu kita harus hidup normal agar tidak ada satupun orang yang curiga" jawabku.

"baik diterima, lalu kau memintaku untuk tidak memakai kamar yang sama denganmu. Apa maksudmu?" well sekarang dia tidak mengerti atau pura - pura bodoh.

"aku takut kau akan bertindak diluar kesadaran mengingat kau yang masih muda dan sedikit labil lagipula aku tak bisa tidur dikamar yang mana ada orang asing apalagi seorang pria" terangku.

"kau tak perlu khawatir nona karena aku juga tak tertarik sedikitpun padamu, kau tahu wanita sepertimu bukan tipeku dan sekali lagi aku katakan padamu kau tak menarik sedikitpun" cacinya dan apa maksudnya berkata - kata seperti itu kalau sebenarnya dia malah memintaku menjadi kekasihnya walaupun hanya dalam ikatan kontrak bukankah itu artinya bisa saja dia tertarik denganku.

"buang isi otakmu itu, aku punya alasan tersendiri nona" well well sekarang dia sudah bisa membaca pikiranku.

"aku akan menerimanya nona dan kau bisa tidur diruang kerjaku" tak masalah jika aku harus tidur diruang kerja pria menyebalkan ini daripada aku harus tidur sekamar dengannya.

"APA INI?" Dia menggeretakan tangannya dimeja. "kau melarangkaku untuk membawa kekasihku disini, dengar ini rumahku dan bukan rumahmu nona jadi terserah aku, itu artinya aku tidak menyetujui keinginanmu ini" ucapnya lalu pergi meninggalkanku dengan cepat aku mengejarnya dan menarik tanganya.

"dengarkan aku tuan muda Zetlin yang terhormat, jika kau membawa semua pelacurmu kerumah ini maka semua rahasiamu akan terbongkar, bukankah kau menginginkan semuanya berjalan dengan baik lagipula kau bisa membawa mereka ke hotel tuan. Jika kau mau semuanya berjalan dengan baik gunakan hasratmu pada tempatnya tuan" aku menjelaskan padanya.

"dan aku akan tetap membawa mereka kesini, kau sama sekali tak berhak atas itu" bantahnya.

"terserah padamu tapi jika nantinya terjadi sesuatu aku tak mau kau menyeretku" dan dia malah menatapku mencemoh.

"kau tenang saja aku bisa bersikap profesional" ucapnya sombong "sekarang lebih baik kau ganti saja point ini nona" perintahnya.

"baiklah selama kontrak ini berjalan itu artinya kau mendapatkan banyak keuntungan dariku jadi bolehkah aku mendapatkan sedikit saja keuntungan dari kontrak ini! " tanyaku dengan penuh hati - hati.

"kau ingin apalagi? Bukankah aku sudah memberikan keuntungan dengan memenuhi semua kebutuhanmu nona" dia malah balik bertanya.

"yaa, aku tahu itu tapi aku tak butuh itu sama sekali, aku hanya ingin kau membantuku menemukan ayahku entah itu dalam keadaan hidup ataupun sudah tak bernyawa" aku mengingat perkataan terakhir granpa saat terakhir kali aku bertemu dengannya dia memintaku untuk menemukan keberadaan dad karena ada sebuah surat yang ingin diberikannya kepada dad yang sebenarnya aku sendiri tak tahu apa isinya. Dan pria menyebalkan itu malah meninggalkanku begitu saja.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login