Download App

Chapter 172: Perkara Kopi

KANYA

_______

Bunda beneran terkejut dengan kedatangan kami. Aku cuma bisa nyengir melihat wanita paruh baya itu ternganga lalu mengurai senyum.

"Dasar anak bandel. Mau datang nggak bilang-bilang." Bunda memukul pelan lenganku.

"Kan kejutan, Bun." Aku menyalami tangan bunda begitu pun Naren.

"Kok nggak ada suara mobil sih?" tanya Bunda, dengan kepala terulur ke belakang kami.

"Kami memang nggak bawa mobil, Bun. Takutnya macet," sahut Naren.

Bunda lantas menyuruh kami masuk. Suasana rumah masih sama. Sepi. Padahal setahuku Mas Bagas sudah pindah ke rumah.

"Kok bunda sendirian aja. Ayah sama Mas Bagas ke mana?" tanyaku sembari menggeledah isi rumah mencari dua mahluk laki-laki penghuni rumah ini.

"Mas kamu sama ayah lagi sibuk. Jadi, jam segini belum pulang." Bunda beranjak ke dapur. "Ini bunda juga baru pulang dari bakery. Nih, bunda bawa proll tape. Masih hangat diminum sama teh hangat pasti enak."


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C172
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login