Chapter 1: gelar putri kyai
"nduk kamu kok tambah kurus"ucap ibuk
"iya buk"sahut ku dengan lembut aku menatap wajah ibuk yang kian menua aku rindu tatapan ini yang slama ini hadir dalam 1minggu trakhir sebelum hari libur tiba
"buk.." seraya memasukan tas kedalam mobil carteran yang abah pinjamkan dari orang lain,
"hmm, piye".. suara ibuk yang kuat dan khas dalam telingaku suara yang bercampur lelah dan pasrah yang biasa ibuk ucapkan suatu hari dalam telfon
"kabar rumah yang ada di blitar bagaimana buk ?.." aku sebenarnya tak setegar itu untuk bertanya kepada ibuk perihal rumah dan pesantren yang sekarang mati
,"yo gak piye piye..ttp ngono ,kosong ,gak terurus..abahmu kadang ngendangi pas dino rebo karo minggu pisan karo ngulang neng madrasah ",
,"loh, abah tasik ngucal teng mriko ta..?,"
jengkelku mengingat tahun tahun sebelumya keluargaku di singkirkan pelan pelan oleh pengasuhnya ,merendahkan keluargaku hanya karena keluarga kami paling miskin di antara ,7 dari saudara ibuk , ibuk selalu sabar atas perilaku yang mereka berikan kepada nya , setiap kali ibuk mempercayai santri wati untuk membantu di rumah selalu saja bude mengambilnya dengan alasan ", mbg e uenakan , tak silih sik ya ben ngurus neng rumah ku", dan akhirnya tak kembali lalu ada suatu kejadian saat pesantren kami mendapat kan jatah dari suatu pemilihan wali kota pembagian pun tak rata atau bahkan ibuk sama sekali tak mendapat jatah ibuk tak mempermasalahkan hal itu namun kami sebagai anak yang melihat kejadian janggal sering kali tak terima atas perilaku yang ia berikan..
#
ning nik menikah dengan muhaimin atas perjodohan pemaksaan karna ibuk telah lebih dulu jatuh hati pada seorang ustad yang mengajar binnadhor dan sesekali mengajar nahwu di kelas ibuk pada jamanya dulu ", ض ض ض ض.. ", pengulangan 3 kali dari ning nik karna memang makhroj yang susah bagi ning nik,"
", terus di ulang ulang malih nggh ning..",..ucap pak ustad
",sing semangat malih nggh ..,"..ibuk mulai tersipu atas ucapan pak ustad yang mungkin mulai jatuh hati padanya , dan sering di gojlok oleh teman sekelasnya bahwa mereka cocok..kejadian tak hanya dari situ pak ustad juga sering menjadi supir kecintaan kyainya dan tak lupa ning nik pun di ajak hingga dari situ Kyai yang juga merupakan abah ning nik pernah ngendikan
",nduk, lek umpomo awakmu tak olehne pak dakir piye? gelem ora" pertanyaan kyai untuk ning nik
",sak kerso jenengan bah, kulo nderek mawon ," ning nik menyimpan perasaan sangat senang atas pertanyaan itu
",Tirakato to nduk ben intuk bojo sing kepener ,"
",kulo boten kiat lobah, nggh sinten sinten mawon niku dados bojo kulo",
",oo lek ngono yo wis, abah mung ngelekne tok", kyai yang memang mengerti akan watak ning nik yang keras kepala pun enggan melanjutkan perkataanya
di lain waktu pun terkadang ning nik juga sering menghadiri acara pernikahan dari santri santri yang sudah lulus dan ning nik pun turus mengisi acara dengan membaca berjanji
ning nik sering di ajari khusus oleh sang ibundanya maka tak ayal pun kelancaran dan keberanian ning nik tak luput dari campur tangan sang ibunda
dan pujian dari pak ust dakir sering terlontar untuk ning nik karna suara indah yang di miliki ning nik hingga ning nik pun sering tersipu merasa tersanjung tak sampai situ ning nik juga sering memuji kefasihan pak ust dakir saat semaan al qur'an ustd dakir memang berasal dari kalangan orang biasa namun ketekunan ustd dalam belajar membuat ning nik merasa kagum pada semangatnya
", sebenarnya tak hanya cinta sepihak dari ning nik tapi mereka saling mencintai dan abah yai pun sebenarnya merestui dan ingin menjodohkan namun karena tekanan dari kakak prnya atau bude ning nik untuk menjodohkan anaknya dengan putranya karena (Balas budi) abah yai pun terpaksa untuk mengajukan ning nik menjadi menantu kakaknya pada usia masih 16 tahun sedang kan putra budenya berusia 33 (mas min) setelah pulang bekerja dari arab saudi selama 5 tahun, berbagai kejadian dijalani bagi pasangan yang tak saling mencintai hingga sindiran dari ibu mertua karna tak jago memasak pun telah lalu hingga lahir anak pertama yang bernama M Tarokil Himam pada tahun 1991 tak membuat keduanya rukun dan saling mengasihi ning nik yang sekarang menjadi ibuk dan mas min menjadi abah pun masih sering terjadi KDRT masih sering terjadi sampai ibuk nekat pulang ke rumah ibunda untuk mengadu namun lagi lagi ibu mertua malah marah besar kepada abah yai dan menyalahkan ibuk atas kekurangannya menjadi seorang istri
", di maklumi to yu, anak ku jek cilik , urung tak warai opo opo, ,"
," wong bocah jik mondok durung iso opo opo mok ndang ndang rabi, yo iso opo?,"
abah pun pernah memukul ibuk karena sikap kurang ajar dari ibuk
pernikahan paksaan memang di tentang mentah mentah oleh ibuk
sampai lahir lah anak 2 laki laki bernama Faidurrohman 1995 dan anak ke 3 perempuan bernama Ulfi Sariyyatus Sholihah 1997..
pernikahan mereka tetap tak sebahagia keluarga pada umumnya kondisi ekonomi yang kurang memadai hingga suatu hari si kecil himam pergi
— New chapter is coming soon — Write a review
Weekly Power Status
-- Power
Ranking 
-- Power
stone