Download App
95% Ra ~ Ra

Chapter 19: .. Kembali ..

Pagi ini aku dan Ell berjalan menuju kampus. Dan sepertinya hari ini aku harus meminta kembali buku psikologi umum yang dipinjam Kenzie.

Ya harus aku ingat-ingat buku itu. "Ayo otak ingat buku buku buku buku buku buku," ucapku dengan suara pelan.

"Hoi, napa lo?"

"Ha? gua lagi mengingat-ingat sesuatu. Jangan ganggu!"

"Mau ingat apaan?"

"Ingatin otak gua buat minta buku yang dipinjam, Kenzie kemarin."

"Biar gua tebak ni ya, pasti nanti lo lupa. Hahahah."

"Aaaah, jangan ngomong gitu lah. Bantuin gua buat ingat dong, Ell?!"

"Kenapa susah-susah, pake alaram hp lo aja biar diingatin kalo nanti lo keluar kelas."

"Ooh iya, makasih bebh. Heheheh."

"Idih, katanya geli panggil babh bebh babh bebh tapi malah ikut-ikutan."

"Ini namanya ketularan, gara-gara lo sih! Ah udah ah gua kanan dulu ya, lo kiri aja sana!" ucapku yang sengaja ingin meledeknya.

"Apa lo ngomong pake maksud?"

"Iya dong kan---"

"Maksud lo apa Ha?" potong Ell sambil merangkul pundakku.

"Heheheh, gak ada kok." Dengan perlahan aku melepas rangkulannya dan mengambil aba-aba mundur.

"Cuman setau aku jalan yang baik itu terletak di sebelah kanan bukan sebelah kiri." Dengan lambat dan intonasi yang penuh penekanan aku menyampaikan maksud yang sengaja ingin memancing emosinya.

"Jadi?!---"

"Babay Ell, gua duluan ya!"

"Inikan Bukan Jalan Hidup! Awas Lo Ya Ra!" sorak Ell.

Aku berlari untuk menjauhi Ell, sengaja agar ia tidak menangkapku. Setelah itu aku berjalan ke arah fakultas dan memasuki ruang kelas. Ku duduk di sebelah Angel yang sedang memainkan ponselnya.

"Kamu tau tidak?" pengawalan Angel setelah menyadari keberadaanku.

"Apa?"

"Lan, seperti menunjukkan sisi lainnya saat ini."

"Maksudmu?"

"Kamu tau'kan, awalnya dia pendiam dan sedikit pemalu. Tapi akhir-akhir ini aku melihat ia menunjukan dirinya yang sebenarnya."

"Tentu saja begitu, kita inikan baru saja kenal. Menurutku hal itu wajar saja, mengapa dipikirkan bahkan kamu pun begitu."

Aku memang belum mengenal sisi lain dari Huang Lan yang sesungguhnya kecuali hanya sosok yang pendiam dan pemalu. Selain itu aku benar-benar tidak tahu. Namun memang ada satu hal yang membuatku merasa kurang nyaman. Huang Lan sedikit keras dan menekan orang lain jika berhubungan dengan sesuatu yang ia inginkan. Tapi menurutku itu juga hal yang wajar.

* *

"Drrrrr Drrrrr" alaram dari ponsel yang sengaja aku pasang berbunyi setelah usai jam perkuliahan. Cara ini benar-benar membantuku, dan kini saatnya menagih buku itu.

"Azzahra, ada apa? Kenapa terburu-buru pergi?" suara JiaMin yang menghentikan langkahku.

"Kali ini aku ada urusan penting, aku duluan ya. Daaaah semua..."

Aku keluar kelas dan berjalan ke semua tempat menuruti kehendak hati. Berharab menemukannya, aku terus mencarinya sampai ke sudut-sudut bangunan.

Dia belajar di kelas mana pun aku tidak tahu. Lantas bagaimana aku menemukannya. Arrrrrgh tidak! Jangan sampai ia bermaksud sengaja untuk menyembunyikan dirinya.

Kenzie! Kamu dimana saat ini? tidakkah kamu tau bahwa Sesuatu Yang Dipinjaman Harus Dikembalikan!!

Harusnya aku tidak membiarkan ia mengambil buku itu. Dan bagaimana aku menemukannya jika menghubunginya saja tidak bisa. Arrrrrgh bagaimana ini? Ah! Parkiran! Ku rasa aku bisa menemukannya di sana.

Aku berjalan ke arah belakang gedung fakultas. Lalu terus ke parkiran dan berhenti di depan mobil yang bercat biru tua milik Kenzie.

Kelihatannya tidak ada orang. Ah tidak tidak!, aku tidak boleh tertipu karena ia pasti berdiam diri di dalam mobil ini. Kenzie itu benar-benar langka. Perilakunya memang tidak bisa dikatakan normal.

Aku mengintip dari kaca mobilnya yang benar-benar tidak dapat membantuku melihat sesuatu apapun.

Huuuuft, baiklah akan aku tunggu sampai ia kembali.

Sembari menunggu aku memilih duduk di tempat biasa yaitu kursi taman yang berada di dekat parkiran. Suasana nyaman dari alam dapat aku rasakan di sini, tempat-tempat seperti inilah yang sangat aku sukai.

"Hmmm..., tapi senyaman dan seindah apapun negeri orang. Aku tetap mencintai negeriku sendiri. Huuuuf... Tu kan jadi pengen pulang. Apa aku telfon Ummi atau Abi aja ya. Ah! Abi pasti lagi kerja'kan. Ummi aja deh, eh! tapi kata Ummi kemarin, sekarang ini lagi banyak orderan. Aku telfon siapa ya?" decakku sendiri sambil ku tekan-tekan layar hp yang masih berwarna hitam.

"Kenzie!" ucapku saat melihat sosoknya membayang di layar hitam ponselku.

"Ahem, ternyata kau mencariku."

"Ya tentu, kembalikan bukunya padaku!"

"Huuuuft! Aku lelah, untung saja tak jadi ku buat," keluhnya yang kemudian duduk di sampingku.

"Bicara apa kamu ini, aku tak mengerti curhatanmu. Yang penting kembalikan bukunya!" Aku menegadahkan tangan kanan sebagai isyarat meminta.

Namun ia hanya melihat telapak tanganku yang ia respons dengan sebuah seringai.

"Hei!, kembalikan bukunya?!" Aku memainkan jemariku memberi tanda bahwa aku sudah lelah dan ingin menyelesaikan hal ini secepatnya.

"Begitukah caramu meminta padaku?"

Hah! Dia benar-benar menguras tenagaku. Tidakkah ia tahu aku sudah sangat bosan mencarinya kesana kemari. Dan sekarang dia mamperpanjang urusanku. Sangat menyebalkan.

"Baiklah, aku tak tau bagaimana bersikap baik padamu lagi. Karna itu aku ingin menyelesaikannya sekarang, agar tak berurusan denganmu lagi. Aku harap kamu paham maksudku itu."

Ku tinggalkan ia yang terdiam setelah mendengar kata-kataku. Karena sepertinya saat ini ia juga tak berniat mengembalikan buku itu. Lagi pula aku merasa tidak enak jika berurusan lebih jauh lagi dengannya. Jika tidak ku pertegas dari sekarang, akan menjadi sebuah kekhawatiran nantinya. Huang Lan adalah temanku. Aku tidak ingin pertemananku hancur hanya karena seorang pria.

* * * * * * * * * * * * * *

"JiaMin apa boleh aku meminjam buku psikologi umum yang kamu pinjam di perpustakaan?"

"Bukankah kamu juga sudah meminjamnya di perpustakaan?"

"Iya tapi... Aa...."

"Kenapa? Bukunya rusak?" sela Angel.

"Bukan, sebenarnya buku itu dipinjam, Kenzie," jelasku dengan suara pelan.

"Kenzie!"

"Kenapa kamu pinjamkan?"

Bisik JiaMin dan Angel secara bergantian dengan sedikit histeris.

Aku menceritakan semuanya pada Angel dan JiaMin dengan suara pelan. Aku memanfaatkan waktu seperti ini untuk mengeluarkan semua unek-unekku. Dan untungnya Huang Lan tidak berada di dekat kami. Ia lebih memilih tempat duduk yang berdekatan dengan Kenzie.

Kami menghabiskan sisa waktu kelas untuk mencurahkan perasaan. Duduk di bagian belakang dengan bendungan emosi yang sedang tidak dapat ditahan, membuat semua kekesalan terlontar begitu saja. Ditambah lagi ruang kelas yang padat penduduk seperti ini. Belum lagi hasutan para setan yang membuat kami semakin menjadi-jadi, yang pada akhirnya berujung pada...

"Ku rasa ia terlihat lebih agresif akhir-akhir ini?" JiaMin.

"Ia juga sangat egois!" Angel.

"Lalu bagaimana aku membantunya jika keadaan seperti ini?"

"Tapi, aku berada di pihakmu yang mendukung hubunganmu dengan, Kenzie. JiaMin kamu di pihak mana?"

"Aku juga di pihak Azzahra. Ku fikir Huang Lan sangat-sangat tidak cocok dengan Kenzie."

"Ah tidak, jangan beri dukungan konyol begitu! Ah menyebalkan!" bantahku cepat.

"Kami lebih suka begitu!"

"Iya, JiaMin benar. Aku tidak suka dengan sikap, Huang Lan akhir-akhir ini."

"Ahh sudahlah, sebaiknya kita berhenti membicarakan hal buruk tentangnya. Kita ini kan temannya."

Aku menghetikan pembicaraan yang bisa disebut sebagai sebuah gunjingan ini. Setan penyesat telah berhasil menghasut kami para kaum emak-emak ini berperilaku buruk yang terasa nikmat sesaat. Hal ini tentunya tidak dapat menyelesaian masalah, namun dapat menimbulkan masalah baru.

"Azzahra, waktu itu kamu berjaji akan membantuku'kan? Bisa kamu berikan ini pada Kenzie?" Huang Lan menyodorkan sebuah surat padaku setelah perkuliahan selesai.

"Kenapa aku? Bukankah sebaiknya kamu saja!" tolakku sambil menyodorkan kembali surat itu padanya.

"Aku rasa, Azzahra benar. Agar tidak salah paham sebaiknya kamu saja, Lan. Ini kan urusanmu dengan Kenzie, takutnya nanti terjadi kesalah pahaman," jelas JiaMin.

"Itu tidak akan terjadi, karna aku percaya dia." bantah Huang Lan yang mempercayaiku.

"Apa kamu menuliskan namamu di sini?" Aku merasa ragu pada surat bermotif pink yang berada di tangku ini.

"Tidak, aku malu menuliskannya. Tapi aku yakin, Kenzie akan tahu." Dengan penuh percaya diri, Lan tersenyum simpul.

"Lan, aku tak ingin melakukannya." Dengan nada pelan ku ungkapkan perasaan ragu ku.

"Ya sudah, biar aku saja!" potong Angel yang terlihat kesal dengan situasi ini.

"Tidak, aku mempercayainya! Karna ia lebih dekat dengan, Kenzie," bantah Huang Lan.

"Bukannya kamu ingin aku menjauhinya?" tanyaku yang tidak mengerti pemikirannya itu.

"Azzahra! Aku mohon... Kamu kan hanya memberikan suran ini saja. Aku ragu jika ku berikan pada yang lain."

"Apa Huang Lan tidak memahami betapa sulitnya aku berkomunikasi baik dengan si Kenzie itu? Dan pemikirannya yang memintaku untuk memberikan suran ini, apakah tidak salah? Ah sudah! jalani saja," tanyaku sendiri dalam hati.

"Hei, aku merasa kembali pada kisah cinta di masa-masa sekolah mengah," bisikan Angel padaku.

* *

"Itu dia! Ayo, Azzahra berikan suratnya sebelum dia pergi!" ucap Lan histeris ketika melihat Kenzie berjalan mendekati mobilnya.

"Bagaimana mungkin aku tiba-tiba baik setelah ucapanku kemarin? Setelah aku membuang sesuatu aku kembali memungutnya, sepertinya sedikit memalukan. Apa hal ini tidak bisa di undur beberapa hari lagi? Aku merasa tidak percaya diri melakukan hal ini sekarang," batinku sambil mendekati Kenzie.

"Huuuuft...."

"Kenzie!" Aku berhasil menghentikannya yang ingin masuk ke dalam mobil.

"Ini untukmu!"


CREATORS' THOUGHTS
Airin_23 Airin_23

Hy semua... maaf ya gak up beberapa minggu kemarin. Semoga terobati dengan chap sederhana kali ini .

Hahahahaaha, gak ada yg kangen juga kali ya karena kelamaan. Dan mungkin juga udah pada lupa sama cerita ini.

Maaf banget ya, aku gak seperti author lainnya yg up tiap hari dgn cerita menarik. Apalah aku yg baru pemula ini, sangat banyak kurangnya ditambah jadwal up yg bermasalah. Terimakasih unk semuanya...

Karena sekarang bulan Ramadhan, aku minta maaf ya klo ada salah. Sampai jumpa....

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C19
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login