Download App
35% Ra ~ Ra

Chapter 7: .. Senior Tampan ..

Entah mengapa kemarin itu begitu memalukan, rasanya kaki ku berat melangkah menuju kampus. Hari ini aku memakai kaos putih yang tidak akan salah lagi seperti kemarin. Berjalan mendekati arah fakultas kali ini benar-benar membuat aku gugup. Kini dapat ku rasakan aura negatif saat aku tiba di depan bangunan ini.

"Liat tu, dia kan yang kemarin pingsan setelah di hukum."

"Iya, dia juga dibelain senior ganteng."

"Liat penampilannya aneh ya."

"Masa' sih selemah itu."

"Kaya'nya benar dia bukan asli sini."

"Mukanya polos kayak anak sekolah."

"kelihatannya belum punya teman tu."

"Apa kemarin itu dia cuma pura-pura aja."

"Aku jadi kepengen seperti dia kemarin."

"Blablablablablabla."

Bisik para wanita yang sedang menggosip dapat aku dengar dari segala arah. Aku belum mendapatkan seorang teman namun sudah terkenal seperti ini. Mungkin karena mereka belum mengenal ku saja, jadi hanya membuat pemikiran yang tidak benar sepeti itu.

Aku tak peduli itu karena sudah terbiasa mendapatkannya, mau dimanapun hidup juga tidak akan lepas dari hal ini bukan? Aku tidak akan menanggapi hal seperti ini dengan serius, selagi itu masih belum berlebihan.

* *

"Sekarang kalian akan dilatih dalam ketahanan fisik blablabla..."

"Saya ingin tidak ada dari kalian yang pingsan lagi. Karena kita yang punya diri, harusnya bisa mengontrol diri sendiri. Kalian adalah calon psikolog, seorang psikolog itu bisa mensugesti dirinya sendiri. Jadi kalian semua sugesti diri kalian agar tidak pingsan, Mengerti !!!"

Ungkapan senior ganas itu sangat membuat aku tersinggung. Karena hanya aku yang kemarin pingsan di sini, tapi yang ia sampaikan juga ada benarnya. Tidak ada salahnya aku mencoba mensugesti diriku sendiri agar tidak pingsan kali ini, karena selama ini aku hanya membiarkan tubuhku begitu saja tanpa berusaha melawannya.

Aku melaksanakan semua perintah dari para senior dengan baik dan penuh semangat. Sejauh ini aku masih belum merasa lemas, karena kobaran semangat dari dalam diriku sedang bembara.

Aku sedikit berterima kasih pada pada rasa malu kemarin dan pada mereka yang menggosipkan aku tadi pagi, entah mengapa mengingat hal itu aku menjadi semangat.

* *

"Hai..." dengan senyum ramah aku menyapa seorang gadis di sampingku.

"Ah hai..., kamu yang kemarin pingsankan?"

Pengawalannya sedikit meremukan hati ku. Tapi tidak masalah karena dengan itu mereka dengan mudah mengingat ku.

"Ahahaha... iya, nama kamu siapa?"

"Nama ku Zhao JiaMin, kamu?"

"Aku Azzahra." Ku harap kita bisa berteman baik seperti saat ini.

Pelatihannya kembali di mulai, mungkin aku terlalu menggenggam ucapan senior ganas tadi jadi aku masih bisa bertahan. Walupun aku merasa pusing tapi hal itu masih dapat ku tahan. Formasi barisan terus berubah sesuai keinginan komandan. Langkah maju dan mundur membuat pada akhirnya aku berada di bagian depan. Benar-benar posisi yang ingin aku hindari, apalagi saat diberi perintah diam untuk mendengarkan informasi.

Dan penyakitnya kumat lagi, karena kini bumi rasanya mulai berputar-putar. Aaahh... ayo lah Azzahra bumi emang terus berputar kok, aduh... kenapa aku tiba-tiba lupa cara mengontrol diri. Azzahra coba fokusin pandangan lurus ke depan, ingat gak boleh pingsan lagi. Ouh... apa mungkin aku perlu menutup mata sebentar ya? Hmm... Azzahra udah cukup buat malu diri sendiri kemarin, jadi jangan---

"Bruuu..k" suara tubuh yang terhempas ke tanah membuat aku membuka mata.

Untungnya bukan aku yang tumbang ya, tapi itu sedikit mengejutkan juga. Jangan sampai aku seperti itu, digotong dengan wajah yang tidak bisa di kontrol. Kalau tumbang sekarang gak ada bedanya sama orang itukan, lagian malu tu diliatin banyak orang. Huuuuf tapi rasanya aku---

"Kamu sakit?"

"Gak kok bang" jawabku pada senior tampan.

"Wajahmu sangat pucat dek, tidak usah dipaksakan kalau tidak kuat!"

"Masih kuat kok bang."

Aku tau ada banyak pasang mata yang memperhatikan kami, mungkin karena sikap senior tampan ini yang sedang mengkhawatirkan ku. Ya ampun Azzahra sebentar lagi kamu akan semakin terkenal, padahal aku tidak ingin menjadi trending topik selama ospek. Jadi jangan sampai jatuh di pelukannya, harus tahan--

"Kalau Tidak Kuat Jangan Dipaksakan!!" senior ganas yang tiba-tiba menghampiriku mempuat aku sulit mengontrol diri.

"MEDI...S" hanya suara itu yang ku tau saat tiba di ujung kesadaran.

* *

Lagi-lagi aku pingsankan, rasanya sejak awal ospek dimulai sudah berapa kali aku membuat diri sendiri malu. Aarrrrgh... menyebalkan.

"Kamu sudah sadar ya, kalau sudah baikan kembali ke lapangan ya! Nanti malah di marahi sama senior kamu loh," ucap kakak medis dengan ramahnya.

"Iya, baik kak."

"Yang Sudah Sehat Kembali Ke BARISAN!!!" sorakan senior ganas itu membuat semua yang terkapar menjadi sadar.

Senior satu ini gak ada manis-manisnya, baru juga sadar malah di suruh balik ke lapangan. Dasar senior ganas kok bisa muncul di semua tempat ya?, kayaknya udah lebih seram aja dari pada hantu. Padahal aku masih ingin berbaring, lagian ini syaraf-syaraf di kepala juga masih belum sepenuhnya aktif.

"Kamu sudah baikan, ini tas kamukan?"

"Iya, terimakasih abang senior." Senior tampan ternyata sangat peduli pada ku, bahkan ia tau tas milikku.

"Ini sudah waktunya istirahat, kamu makan di sana saja!" ia menunjuk sebuah kursi di taman.

"Ha? Ouh.. Baiklah..." Aku sedikit terkejut ia menyebut waktu istirahat. Lalu mengapa si ganas tadi membentak kami untuk pergi ke lapangan.

Rasanya canggung kalau hanya berduaan saja seperti ini. Senior tampan ini juga mengapa menemaniku, apa dia tidak punya tugas lain?

"Kamu memang sering pingsan ya?"

"Ah... Mmm... i...iya bang, hehe."

"Pantas saja kamu pingsan lagi, tadi hampir saja kepala mu terbentur loh."

O,Oww jangan bilang dia yang nyambut aku pas pingsan tadi.

"Iya aku yang menyambutmu, kemarin juga begitu." sambungnya yang mengetahui apa yang sedang aku fikirkan.

"Ah? abang senior tau apa yang aku fikirkan?"

"Aku hanya menebak dari ekspresi mu saja. Jangan khawatir aku tidak memelukmu, tapi hanya melindungi kepalamu saja, maaf ya kalau kamu jadi tidak nyaman"

"Ouh... maaf ya sudah merepotkanmu, dan... terimakasih abang senior..." ucapku dengan penuh rasa malu.

"Untuk acara besok hanya berupa games, jadi kamu jangan pingsan lagi ya!"

"Oh, baiklah."

"Dan satu lagi!, jangan lupa memakai kaos ungu seperti aturan kemarin!"

"Tapi aku hanya punya baju kemarin, apa aku harus membeli yang baru?"

"Tidak usah, kan kamu sudah di hukum. Jika di hukum lagi nanti kamu akan pingsan... hehehe..." jelasnya sambil menertawakanku.

"Ahahhah... iya benar."

Aduh sepertinya ucapan Ell kemarin itu aku pinjam saja selama ospek ini berlangsung. Senior tampan ini benar-benar berhasil membuat aku menjadi salah tingkah. Mengapa ia terlalu perhatian pada ku ya?, bahkan ia tau apa yang aku fikirkan. Bukankah ia terlalu peka sebagai seorang pria, gawat ni karena jika ini berlanjut lama kelamaan aku bisa jatu hati padanya. Senior ini sudah sopan, tampan, baik, perhatian dan peka lagi. Hm... Eh? Ara percuma nasihatin orang kemarin, kalau diri sendiri juga begitu. Maafin aku ya Ell, teman mu ini belum bisa pegang kata-katanya sendiri.


CREATORS' THOUGHTS
Airin_23 Airin_23

Terimakasih telah membaca...

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C7
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login