Download App

Chapter 17: PERJANJIAN DENGAN GALANG 2

"Aku menginginkannya, Om," kata Jovanka tiba-tiba.

Lavender menghentikan langkahnya dan memutar badannya ke arah Jovanka yang menatapnya tajam di sana. Begitupun dengan Galang yang terkesima dengan keterusterangan Jovanka.

"Maksud kamu? Menginginkan apanya, Cin?" tanya Lavender dengan bingung. Dia kembali melangkah mendekati Jovanka.

"Aku ingin segera mendapatkan ketenaran," jawab Jovanka santai. Galang pun tertawa mendengarnya. Lavender melirik ke arah Galang sekilas. Wajah kegeraman sempat terlihat dari balik senyumnya, namun Galang tak memperhatikannya.

"Are you serious, Dear?" tanya Lavender lirih di depan gadis itu. Jovanka menatap Lavender dengan seksama kemudian menganggukkan kepalanya dengan tegas.

"Aku sudah berniat untuk bermain air, Om. Jadi jika tidak basah justru aku yang rugi," jawab Jovanka sambil berbisik.

Sekali lagi Lavender menatap Jovanka dengan lekat seakan ingin menelusuri seserius apa gadis cantik di depannya ini akan bertindak. Lavender melihat kobaran api yang menyala di balik sorot mata tajam Jovanka. Dia pun tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, aku menghormati keputusan kamu, Jova," kata Lavender akhirnya. Dia balik menatap Galang yang tersenyum penuh kemenangan dengan rasa muak yang menyesak.

"Jovanka sudah mengambil keputusannya, Tuan. Kuminta kamu juga jangan sampai menjilat ludah," ancam Lavender dengan tegas. Bahkan tanpa disadari Lavender mengeluarkan suara lelakinya yang terdengar cukup membuat lelaki di depannya mengerutkan dahi.

"Dan kamu, ingat ya Cin untuk bermain cantik. Jaga kondisi jangan sampai letoy untuk pekerjaan yang menanti keesokan harinya," pesan Lavender.

"Apakah kita harus membuat surat perjanjian lagi, Tuan?" tanya Lavender yang telah kembali dengan gaya gemulainya. Galang menganggukkan kepalanya.

"Kamu bisa urus dengan sekretarisku diluar," jawabnya dengan tatapan yang menyuruh Lavender segera pergi dari sana. Lavender pun menganggukkan kepalanya. Dia cukup paham dengan kode yang diberikan Galang. Meskipun enggan, Lavender pun segera berdiri dan berjalan meninggalkan dua orang yang saling menatap tajam itu.

"Kamu berhak menginginkanku kapan pun kamu mau," kata Jovanka yang disambut dengan senyuman puas Galang di dalam hati.

"Tetapi aku yang menentukan kapan dan dimana akan melayanimu," lanjut Jovanka lagi. Senyum Galang pun terputus.

"Tidak bisa!" sergah Galang cepat.

"Kamu harus siap kapan pun aku menginginkanmu, Jova," ujarnya tegas. Jovanka menggelengkan kepalanya.

"Tidak. Kalau kamu mau meneruskan perjanjian ini, kamu harus bisa menunda hasratmu hingga kita tiba di tempat yang kuinginkan dan waktu kapan aku bisa melakukannya," tolak Jovanka.

"Dasar wanita sok sibuk," gumam Galang kesal.

"Terserah apa yang kamu katakan, Tuan. Tetapi aku memang tidak bisa asal pergi jika sudah mempunyai komitmen dengan orang lain," kata Jovanka.

"Aku akan menghentikan petualanganku dengan wanita lain, jadi kuharap kamu pun demikian," pinta Galang dengan sengit. Tentu saja lelaki ini tak mau berbagi wanita dengan orang lain. Galang benar-benar ingin menguasai gadis cantik di depannya itu seorang diri.

"Kamu yang berjanji, bukan aku. Jadi kamu tidak bisa memaksakan kehendakmu kepadaku, Tuan," tukas Jovanka dingin. Galang pun mati kutu. Memang benar karena dari awal dirinyalah yang menyanggupi hal itu sedangkan Jovanka justru tidak membahas sedikitpun tentang masalah ini.

"Aku hanya tidak mau tertular penyakit jika kamu mempunyai banyak pasangan," kata Galang yang masih saja berupaya menguasai Jovanka. Wanita cantik itu tertawa dalam hati.

"Siapa juga yang punya banyak pasangan. Bahkan aku hanya baru melakukannya denganmu," gumamnya dalam hati.

"Jangan khawatir. Aku mempunyai dokter pribadi yang selalu rutin memberikku obat untuk menjaga badanku dari penyakit seperti itu," kata Jovanka berbohong. Galang menatapnya kesal namun dia tidak bisa lagi memaksakan kehendaknya.

"Biarlah, yang jelas aku sudah bisa memilikinya. Gadis ini juga pasti tidak sembarangan mau tidur dengan lelaki lain yang tidak jelas asal usulnya," batinnya kemudian.

Sementara Jovanka mulai memikirkan cara untuk mengorek informasi dari lelaki di depannya. Lelaki muda itu tampaknya memang sangat menginginkannya bahkan rela melepas semua wanitanya. Jovanka tersenyum sambil menyimpulkan bahwa Galang memang terpesona dengan dirinya.

"Akan kubuat kamu jatuh cinta kepadaku hingga rela mengorbankan apapun demi diriku," kata Jovanka mantap dalam hati.

Keheningan sesaat melingkupi mereka. Masing-masing berpikir dengan pikirannya sendiri. Jovanka tersenyum dalam hati sembari menata rencana untuk mulai mencari informasi terkait usaha balas dendamnya.

"Sebentar lagi akan kuketahui siapa saja sebenarnya yang menjadi antek bahkan dalang dibalik kehancuran keluargaku," gumamnya dalam hati.

"Kamu tak akan bisa berkelit dari pesonaku, Jovanka. Sekali kamu jatuh cinta padaku, kupastikan kamu akan dengan senang hati menyerahkan dirimu yang molek itu kepadaku. Saat itulah aku akan mempermainkan cintamu," batin Galang sambil menatap tajam ke arah Jovanka yang juga sedang menatapnya.

"Jadi kita hanya akan saling tatap seperti ini?" tanya Jovanka sinis. Galang tergagap namun segera dapat menguasai keadaan.

"Proyek besar apa yang kamu janjikan itu? Kamu bahkan belum membahasnya dari tadi," lanjutnya dengan dingin.

Galang mengambil berkas di atas mejanya. Dia menekan salah satu tombol di teleponnya, meminta sekretarisnya agar menyuruh masuk Lavender. Tak berapa lama, pintu terbuka dan masuklah lelaki gemulai itu sambil tersenyum lebar.

"Ini berkas tentang proyek yang kujanjikan," kata Galang sambil berdiri dari kursi kerjanya. Dia berjalan menghampiri Lavender dan Jovanka yang berada di sofa. Lavender segera mengambilnya dan membacanya sekilas satu per satu proyek itu.

"Wah, ini benar-benar proyek yang besar, Cin," kata Lavender sambil tersenyum puas.

"Kulihat jadwalnya ada yang cukup jauh, bisakah diambil semua?" tanya Lavender sambil menatap Galang.

"Terserah kamu saja. Yang penting pastikan artis kamu ini tidak sampai terlalu capai untuk bisa juga melayaniku," tegas Galang.

"Aish, Tuan Galang. Kalau itu pasti saya jaga dia," sahut Lavender sambil tertawa renyah. Jovanka hanya diam saja tanpa ekspresi mendengar peringatan Galang.

"Baiklah, aku atur kontraknya dengan sekretaris cantik di depan. Oke?" tanya Lavender yang diiyakan dengan anggukan oleh Galang.

"Itu sudah berupa kontrak. Kalian tinggal tanda tangan saja," jawab Galang sambil tersenyum menyeringai.

"Sialan, jadi semua ini sudah dipersiapkan olehnya. Dia memang ingin segera menikmati tubuhku," batin Jovanka dengan kesal. Dia melirik ke arah jam tangannya. Hampir pukul satu, sedangkan dia ada jadwal bertemu dosennya nanti jam dua.

"Om Lav bisa menandatanganinya, 'kan?" tanya Jovanka sambil memandang ke arah Lavender penuh permintaan.

"O-oh, tentu. Tentu, Cin," jawab Lavender tergagap. Dia lupa kalau Jovanka harus ke kampus. Sementara Galang menatap mereka dengan tatapan penuh kecurigaan.

"Ada rahasia apa yang mereka sembunyikan dari aku?" batinnya bertanya-tanya.

"Baiklah, aku akan pergi dulu," kata Jovanka sambil berdiri. Galang menatapnya tidak suka, dia bahkan tidak mau memalingkan wajahnya dari gadis cantik yang sudah bersiap hendak pergi itu.

"Kamu mau kemana?" tanya Galang penasaran.

"Bukan urusan kamu, Tuan. Aku harus segera pergi ke suatu tempat. Ada seseorang yang sudah menungguku di tempat lain," jawab Jovanka sambil menganggukkan kepalanya dan segera melangkah pergi.

Namun langkahnya terhenti saat Galang tiba-tiba saja mengatakan sesuatu yang membuatnya membalikkan badan dan dengan kesal menyerang Galang dengan kata-kata makian.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C17
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login