Download App

Chapter 282: CH.282 Semua Persiapan

Bisa dibilang setelah anak-anak Shin dan Lala menyetujui, aku langsung mengurus semuanya bersama Jurai juga. Mereka mungkin tahu bagaimana melindungi diri, tetapi mereka tidak pernah melawan monster yang sesungguhnya.

Itu kenapa aku melatih mereka soal kecepatan. Dibanding semua hal yang ada pada diriku, aku paling percaya diri soal kecepatan sejak aku terbiasa bergerak cepat. Lain halnya dengan Jurai, dia mengajari soal sihir dan taktik yang kira-kira bisa dipakai. Shin juga ikut mengajari mereka tentu, hanya saja dia memberi tahu apa kelemahan musuh dan sihir yang tepat.

Semuanya kuselesaikan secepat mungkin kalau bisa, sekalin merancang rencana lain kalau misal ada kejadian di luar kontrol dan kehendak kita. Juga, selain itu aku masih belum merancangkan Gen-0X yang lebih baru alias Gen-0X V.II Rev alias versi revisinya. Terdengar ribet, dan memang itu ribet untuk merevisinya sejak aku tidak tahu di mana kesalahannya.

"Sin, kurasa sebaiknya kau mengurus soal Gen-0X itu terlebih dahulu. Masih banyak kerjaan bagianku yang harus kulakukan juga. Seharusnya tanganmu cukup lapang untuk mengurus yang itu."

"Seriusan? Kau seenak jidat melemparkan masalah kepada orang lain seolah-olah bukan masalah yang besar. Cih, mengesalkan memang."

Ujung-ujungnya aku masih tetap bekerja walau sampai rumah. Tentu, aku berhenti beberapa saat untuk mengurus hal lainnya sejak bukan hanya menuntaskan itu saja yang harus kuperhatikan. Harus kusadari juga bahwa emosi Kiera itu masih terbilang tidak stabil, aku tidak boleh mencari masalah yang membuatnya terpancing.

Dengan sedikit mengelabuhi, aku terbangun setelah berpura-pura tidur sebentar dan melanjutkan apa yang kutinggal tadi. Diam-diam tentu aku melakukan semua ini, Kiera bisa mengamuk nanti kalau bangun dan sadar.

Namun untuk bisa mengatasi masalah ini, aku masih butuh IAI dan tanganku terlalu penuh untuk menulis komando perintah ke IAI. Akhirnya aku menggunakan cara hanya dengan berpikir saja, IAI bisa membaca isi pikiranku dan mengubahnya menjadi perintah.

"Huft, kenapa yang kutangani itu sulit sekali sih? Ups, aku tidak boleh berisik sedikit pun. Hanya bisa berbisik-bisik."

Mengurusi Gen-0X mungkin adalah hal tersulit yang sejauh ini kulakukan. Dibanding dengan perencanaan pertarungan waktu itu, aku masih bisa tenang, tetapi kalau aku melakukan kesalahan di sini, tanggung jawabnya mengarah padaku juga.

Berulang kali kukatakan bahwa ini akan menjadi barang yang dijual ke publik dan aku tidak ingin membuat produk ini cacat. Itu kenapa aku menyerahkan semua yang kubisa untuk membuat ini. Mata publik juga sudah terarah kepadaku. Kalau sampai melakukan kesalahan, banyak orang yang akan menolak keberadaan perusahaan Guirusia.co nanti.

Karena terlalu terfokus dengan pekerjaan ini, aku sampai lupa waktu dan akhirnya menyadari bahwa ini sudah jam 3 subuh. Sebenarnya aku ingin menyelesaikan, tetapi aku juga akan kurang tidur dan konsentrasiku akan menurun pasti.

"Sayang… sayang, sayang ayo bangun, dah jam berapa ini?"

"Huh…? Eh jam berapa ini?"

"Ini sudah jam berapa memangnya?"

"Sudah jam setengah delapan lho."

Bodoh sekali diriku ini, tidak menyangka bahwa dengan menyandarkan badanku ke kursi yang fleksibel membuatku tidur. Akhirnya bukannya tidur di kasur, malah tertidur di kursi dan Kiera mengetahuinya lagi. Bukan hanya bodoh ini, udah idiot.

Kurasa aku memang terlalu memaksakan diri, bisa dibilang aku tidak bisa berpikir lurus lagi sejak masalah banyak terjadi bertubi-tubi menimpuk diriku keras. Entah masalah Kuroshin, monster yang muncul dari portal, dan barusan soal Kiera, hah~ hidupku ribet dah.

"Ughh, malah jadi ketiduran di sini kan, pegel semua."

"Kamu suka begitu sih sayang. Kenapa sih memaksakan diri seperti itu? Sudahlah, tidak perlu dijawab, aku tahu ke mana semua ini mengarah, dan aku tidak menyukainya."

"Maaf… lagipula masih banyak hal yang harus kulakukan, dan untuk mengatur sesuatu yang gagal kubuat pertama kali, ini memakan waktu dengan gilanya."

Daripada membuat sesuatu yang baru, lebih memakan waktu ketika kau ingin mencari kesalahan yang bahkan mungkin hanya diakibatkan oleh segelintir pasir. Jadi masalah besar pun bisa dimulai dari sesuatu yang paling simpel sedikit pun.

Padahal aku rasanya ingin mendengar kata-kata yang menyemangatiku atau memijatiku begitu. Pada akhirnya Kiera masih mempermasalahkan soal yang waktu itu sampai sekarang. Benar-benar ya, kalau aku dikasih masalah, yang memberi tidak tahu diri, tidak ada batasan.

Sudahlah, pada akhirnya aku yakin para dewa-dewa itu kebanyakan tunduk di bawah perintah Kuroshin mau tidak mau. Benci sebenarnya aku mengetahui aku keturunannya, dewa juga pula. Namun hanya dengan cara ini aku bisa menang melawannya dan mengakhiri riwayatnya.

"Lebih baik cepat siap-siap, kalau tidak nanti aku sendiri yang mengantar Feliha ke sekolah. Soal sarapan kukemas saja, makan di kantor nanti."

"Terima kasih sayang."

Kiera tipe yang jarang marah, tetapi kalau sudah marah bahkan diriku tidak yakin bahwa aku bisa menanganinya atau tidak. Ditambah lagi, Kiera tidak suka kalau aku meminta maaf berulang kali, padahal aku merasa sangat bersalah.

Daripada pusing-pusing memikirkan itu lagi, sebaiknya aku harus benar-benar menyiapkan diri mengingat aku sudah kesiangan bangunnya. Kalau tidak ada yang tahu, aku biasa bangun jam enam pagi, telat lima belas menit apalagi tiga puluh menit itu sebenarnya sudah masalah.

Normalnya Kiera tidak akan peduli kalau aku bangun lebih siang. Namun karena aku sudah kesiangan terlalu berlebihan bahkan sampai setengah delapan, tentu saja dia membangunkanku. Kata Kiera, aku bangun jam tujuh saja tidak masalah, sejak yang harus kusiapkan hanyalah mandi dan makan saja, tiada selain itu.

"Huft, kupikir aku hampir telat mengantarkan Feliha."

"Lain kali jangan diulangi lagi sayang."

Secepat kilat saja aku mempersiapkan diri dan langsung berangkat mengantarkan Feliha layaknya naik jet. Untung saja aku membuat mobil yang satu ini memiliki mesin jet dan roket yang mampu membuat mobil ini terbang layaknya batu yang memantul di atas permukaan air.

Karena aku lapar juga, makanya aku sekalian saja buru-buru ke perusahaanku dan langsung memakan masakan Kiera pagi ini yang sudah kuhangatkan sedikit. Aku paling suka makanan yang masih hangat alias baru selesai dimasak.

Sekarang aku baru ingat, aku memiliki kekuatan dewa pun bisa dibilang percuma. Ingat saja bahwa aku dewa pencipta, tetapi kalau aku tidak mengetahui konsep dasar akan apa pun itu, aku tidak bisa membuatnya. Bisa dikatakan, bukan kekuatan menciptakan, tetapi kekuatan merakit ulang dari apa yang sudah ada.

Ini juga kenapa aku tidak bisa membuat Gen-0X yang sempurna layaknya kuingini, masih banyak yang belum kupahami walau pengetahuanku di atas rata-rata orang lain. Eh tunggu, apa terlalu jauh di atas rata-rata ya? Setahuku niat baca literasi orang menurun drastis dibanding dulu.

"Hmm? Sin, kau baru makan?"

"Iya, aku bangun kesiangan tadi. Tadi aku tidak melihat kau di mana pun di rumah, ke mana saja kau?"

"Aku masih ada di rumah kok, hanya saja kau saja yang buru-buru sampai tidak bisa menyadari aku ada di situ."

"Iyakah? Kurasa aku memang tidak terlalu memperhatikan sekitar."

Sekarang Jurai sudah kuberi mobil sendiri, jadi aku dan Jurai tidak perlu naik mobil yang sama walau tujuan kita sama pada akhirnya. Juga kami sudah menentukan bahwa kami akan mulai bekerja mulai dari jam delapan. Hanya saja aku perlu berangkat lebih pagi sejak Feliha harus masuk sekolah lebih pagi dari itu.

Oh ya, Kiera untuk hari ini akan menunggu di sini entah kenapa. Terkadang Kiera memilih untuk pulang setelah kita sampai ke perusahaan. Mobil yang kubawa tadi akan dipakai Kiera untuk pulang. Dan nantinya, Kiera akan menjemput aku setelah menjemut Feliha lebih dulu.

"Setelah makan, lanjutkan saja apa yang kau tinggal kemarin. Sudah seberapa jauhkah perkembangan yang kau lakukan tentang Gen-0X itu?"

"Masih belum terlalu jauh. Sejauh ini aku tidak bisa menemukan kesalahan apa pun. Aneh memang, tetapi aku tidak akan menyerah."

"Kenapa tidak kau buat saja sesuatu yang baru daripada memperbaiki hal itu?"

"Kau meremehkan kekuatan Gen-0X Jurai. Padahal kau sudah mengetahui kekuatan yang dihasilkannya, kenapa?"

Tidak masalah sih kalau aku membuat yang baru lagi, tetapi rasanya aku ingin menyelesaikan yang ini juga apa pun yang terjadi. Bukan tipeku yang meninggalkan sesuatu tanpa menyelesaikannya. Akhirnya aku akan melakukan semuanya sampai akhir.

Itu mendukung tujuan yang kelihatannya mustahil, tetapi aku tidak akan menyerah. Kalau dipikir dengan jalan pikiran logis, aku pasti tidak akan bisa menang melawan Kuroshin. Namun aku akan menjatuhkan rasa percaya diri yang dia miliki dan menjatuhkan dia dari takhta yang dicurinya.

"Tidak apa-apa, hanya saja kau terlihat memaksakan diri akhir-akhir ini. Aku senang kau memikirkan untuk kita dan semua orang yang ada, tetapi ingat dirimu sendiri. Biar kutebak, kau kesiangan karena kurang istirahat bukan?"

"Kurang lebih begitu. Namun mana bisa aku tidur dengan tenang kalau aku belum menyelesaikan masalah sampai ke akhirnya?"

Katakan saja apa pun kepadaku, tetapi sekali aku menentukannya, aku tidak akan mengunah pikiranku apa pun alasannya. Mungkin memang pada akhirnya hanya Kiera yang mampi mengontrolku dengan kontrol paling besar. Itu saja terkadang Kiera tidak bisa mengontrolku karena egoku lebih besar.

"Kau selalu begitu. Sudahlah, sebaiknya kau istirahat dulu saja. Di sini kan ada kasur. Kiera, urusi suamimu ini dan buatnya tidur tuh. Aku tidak ingin bekerja dengan orang yang otaknya setengah mati karena kurang tidur."

"Huh, apa harus sampai sebegitunya ya?"

"Tidak perlu komplain lagi sayang, ke sini cepat, ikuti aku dan tidur."

Pada akhirnya aku menyerah pada Kiera dan aku tidur di atas paha Kiera yang empuk itu. Rasanya aku ingin mengelus perutnya dan memberi tahu anak kami yang masih embrio untuk tumbuh dengan baik. Namun aku tidak ingin membebani Kiera dengan masalah mental, yang dihadapinya dulu sudah terlalu berat bahkan untuk Kiera sendiri. Kali ini aku tidak akan gagal melindunginya, tanpa gagal tentunya.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C282
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login