Download App
15.78% Re:START/if

Chapter 8: 07 - Dryad Pohon Suci (Part 01)

Beberapa belas meter di depan Odo, berdiri tinggi sebuah pohon raksasa. Diameter pohon tersebut mencapai lebih dari 25 meter, dengan ranting dan cabang besar, serta akar raksasa yang tumbuh sampai keluar dari tanah. Dedaunan pohon tersebut cukup lebat pada bagian cabang, dan pada puncaknya melebar sangat lebat seperti sebuah payung alam raksasa. Itulah pohon tempat tinggal Dryad Agung yang menjaga para roh alam, Pohon Suci.

Di sekitar pohon tersebut terdapat banyak tanaman semak dan bunga merambat seperti Morning Glory, mekar dengan indah dengan warna yang beraneka ragam. Beberapa meter dari hamparan bunga, terlihat juga pepohonan dengan warna hue saturation aneh, dan beberapa Roh Tingkat Menengah seperti kuda bertanduk, burung kecil bersayap api, dan berbagai hewan dengan unsur elemen yang menjadi dasar susunan pembentuk mereka.

Odo melangkah ke depan, dengan tatapan kagum Ia melihat sekitar. Dalam hidupnya, pemandangan di sekitar Pohon Suci itu benar-benar terlihat sangat fantasi lebih dari apa yang biasa dirinya lihat. Terasa sangat mistis, menarik, dan indah bagi anak laki-laki tersebut. Pemandangan itu lebih menakjubkan dari Perpustakaan Sihir, Luke Scientia, di kediamannya.

"Apa benar tempat ini ...?"

Langkah Odo terhenti saat melihat seorang perempuan yang duduk pada salah satu ranting pohon raksasa di hadapannya. Rambut perempuan itu berwarna hijau terang dan terlihat kusam, tubuhnya kecil, dan kornea matanya berwarna hijau gelap. Sekujur tubuhnya terlihat seperti ditumbuhi lumut tipis, dan pada kepalanya terdapat sebuah topi kerucut yang sangat kusam dan lusuh yang ditumbuhi oleh lumut tebal.

Mata mereka saling bertatapan satu sama lain. Melihat sorot mata yang sangat misterius itu, sesaat Odo terdiam dalam perasaan aneh. Kaki tak bisa melangkah, mulut tertutup rapat, dan mata terpana akan bentuk indah perempuan tersebut.

Saat perempuan tersebut menjatuhkan tubuhnya dari atas ranting Pohon Suci, akar-akar dari bawah bergerak dengan cepat dan membentuk sebuah papan pijakan yang menurunkannya ke atas tanah dengan sangat hormat dan berwibawa. Mengamati kembali sosok perempuan berambut hijau panjang sepinggang itu, Odo terbelalak karenanya. Perempuan itu tidak mengenakan busana dan bisa dikatakan telanjang buat kalau lumut tipis yang menyelimuti tubuhnya tidak dihitung sebagai pakaian.

"Apa engkau juga datang untuk merusuh di tempatku, wahai anak manusia?"

Suara menggema di dalam kepala, tetapi tak terlihat perempuan yang tingginya hampir sama dengan Odo itu membuka mulutnya. Sekilas Odo langsung tahu kalau yang terjadi itu adalah semacam transfer pikiran dan merupakan sihir psikis tingkat menengah. Tetapi, hal tersebut langsung membuat pertanyaan lain dalam benaknya.

"Jangan bilang ...., dia ini .... Dryad ...?" pikir Odo atas dasar apa yang dilihatnya secara visual.

Pada dasarnya Dryad adalah makhluk sejenis Roh yang tinggal di dalam pohon tua, biasanya mengambil bentuk perempuan yang sangat cantik. Ras mereka terdiri dari Roh Tingkat Menengah sampai Roh Agung. Dryad juga dikenal dengan sebutan Roh Pemikat karena kecantikan dan keindahan yang mereka miliki. Tetapi, berbanding terbaik dengan wujudnya, Dryad merupakan Roh yang sangat berbahaya karena mereka memangsa manusia dan ras Demi-human. Para Dryad akan menyebar spora yang bisa merangsang makhluk di sekitar pohon yang terhubung dengan mereka, kemudian memberikan mereka sihir ilusi dan membuat mangsa mereka bermimpi berahi. Pada saat mereka bermimpi indah, manusia yang terkena jeratan Dyard akan dimasukkan ke dalam batang pohon tempat Dryad tinggal dan sedikit demi sedikit akan menjadi pupuk pohon tersebut. Sifat dan karakteristik tersebut tidak berbeda meskipun itu tingkat Roh Agung sekalipun.

Menyadari identitas perempuan di hadapannya, Odo menutup hidung dengan tangan kanan, dan meloncat mundur menjaga jarak darinya. Ia meningkatkan tekanan sihir, lalu mengulurkan tangan kiri ke depan.

"Wahai angin, aku rebut kuasa atas dirimu dan biarkan aku mengendalikanmu!"

Odo mengibaskan tangan kirinya ke samping. Wusss! Angin berhembus kencang dan menyingkirkan spora yang tak berbau dan tak berwarna yang tersebar di sekitar tempat itu. Pada saat angin berhembus kencang, Odo langsung sadar kalau di sekitar tempatnya berdiri benar-benar telah dipenuhi spora yang sukar ditangkap mata.

"Memang benar ..., tempat ini penuh serbuk ...."

Perempuan bertubuh anak gadis itu menatap Odo dengan tajam, dan memperlihatkan ekspresi datar seperti mayat. Tanpa membuat gerakan mencurigakan, Odo meningkatkan tekanan sihir dan menyuplai Mana dari inti sihir menuju tangan kanan, lalu mengubah sifat dasarnya menjadi petir.

"Halilintar merupakan komponen dunia ..., merayap di tanah dan membua⸻"

Tanpa membiarkan Odo menyelesaikan mantra sihirnya, Dryad itu mengulurkan tangan kanannya ke depan dan langsung memanipulasi akar raksasa Pohon Suci. Akar bergerak merambat keluar dari tanah, lalu langsung menyerang Odo. Refleks anak laki-laki itu bereaksi cepat, Ia membatalkan perapalan, dan langsung berguling ke kanan di atas hamparan rumput dan bunga.

"Serius? Jangan bilang kalau Dryad ini benar-benar terhubung dengan pohon raksasa itu?Yang benar saja, ini ...."

Tanpa membiarkan Odo menyusun rencana dengan matang, Dryad Pohon Suci kembali menyerang. Ia memanipulasi akar raksasa, lalu menggunakannya seperti cambuk dan tombak yang bergerak dengan sangat cepat.

"Auto Senses!"

Serangan pertama yang datang selanjutnya adalah sabetan akar setebal delapan senti, akar tersebut menjalar di tanah dan menyerang Odo langsung dari arah depan. Dengan mudah Odo menghindari sabetan akar pertama, kedua, dan seterusnya. Tetapi, saat datang akar muncul dari dalam tanah di arah belakangnya, Odo telat bereaksi.

"Tch! Curang banget!"

Menggunakan Jubah Dimensi sebagai tameng dan mengaktifkannya, sabetan akar dari belakang masuk ke dalam dimensi penyimpanan. Odo menutup gerbang dimensi pada jubah secara paksa dan mematahkan akar, Rune pada jubah berubah menggelap satu. Memanfaatkan peluang waktu kurang dari dua detik yang tercipta, Ia langsung mengibarkan Jubah Dimensi dan menekan Rune pada jubah, kemudian mengeluarkan akar yang sebelumnya tersimpan. Odo tidak membatasi momentum saat objek tersebut keluar, dan akar tersebut melesat kencang dari dalam sisi lain Jubah Dimensi ke arah cambuk-cambuk akar yang datang dari depan.

Bruakk!!

Akar kayu tersebut saling bertabrakan dan menghancurkan satu sama lain. Dengan segera Odo membuat lingkaran sihir pada pijakan kaki. "Bound!" Ia melesat kencang melewati patahan akar yang berjatuhan dan langsung menuju ke arah Dryad berdiri.

Tentu saja Dryad Pohon Suci tersebut menyadari pergerakan Odo yang sangat jelas tertangkap secara visual olehnya. Hanya dengan satu ayunan tangan kanan ke depan, akar Pohon Suci keluar dari tanah dan langsung menghalangi laju Odo.

"Kena kau ...."

Odo mengerem dengan kaki kanan menyentuh permukaan, lalu langsung membuat sihir pelontar dan meloncat ke udara. Akar yang keluar dari tanah terus mengejar, tetapi Odo kembali menggunakan sihir pelontar dan terus melesat ke udara. Saat berada beberapa belas meter dari tanah dan akar tidak bisa mencapai jarak tersebut, anak berambut hitam itu menekan Rune pada Jubah Dimensi dan mengambil belati sihir yang dirinya curi dari tenda penyimpanan sebelumnya. Belati itu hanya memiliki panjang sekitar 20 sentimeter, dengan gagang terbuat dari logam berwarna hitam pekat dan pada ujung bawah terdapat sebuah kristal merah bulat yang tidak lebih besar dari bijih pohon ek. Odo Mengusap mata belati berwarna biru tua itu dan mengaktifkan senjata sihir tersebut.

"Roh Air yang bersemayam pada belati, pinjamkan kekuatanmu dan jadilah senjataku! Atas darah yang dijanjikan oleh tanah ini, aku meminjam kekuatanmu!"

Senjata Sihir tersebut mengeluarkan percikkan air deras dari mata belatinya. Dalam hitungan detik, belati tersebut terselimuti air dengan tekanan tinggi dan membentuk sebuah pedang air sepanjang dua meter.

"Untung senjata buatan Vil ada di tempat penyimpanan itu .... Dengan ini, aku akan mengalahkanmu ...!"

Odo membuat lingkaran sihir pelontar di udara, kemudian langsung melesat ke arah Dryad yang berada di bawah. Saat masuk dalam jangkauan Roh Agung tersebut, akar-akar raksasa langsung menyerang secara bersamaan.

"Percuma!"

Dengan sekali tebas pedang air bertekanan tinggi di tangannya, hampir semua akar dipotong dengan sangat mudah oleh Odo.

"A!!"

Tetapi itu tidak semudah yang Odo kira. Setelah beberapa akar terpotong dan jarak pandang terbuka, terlihat di sekitar Dryad keluar akar-akar berbentuk tombak yang tumbuh dari dalam tanah. Tombak-tombak akar yang keluar dari tanah tersebut berbentuk sempurna seperti tombak perang dengan ujung kepala tombak berbentuk bulan sabit. Saat Dryad itu menunjuk Odo dengan tangan kanan, tombak akar tersebut melesat dengan sangat cepat dan langsung mengarah ke arahnya.

"Sial! Dia juga bebas menumbuhkan seperti itu!?"

Crakk! Jleb!

Odo berhasil menepis serangan tombak tersebut dengan tebasan pedang air bertekanan tinggi. Tetapi karena posisinya sedang melesat ke bawah, salah satu serpihan dari tombak akar menancap pada perut bagian kirinya dan membuat keseimbangannya saat di udara rusak. Ia berputar dan bagian punggung benar-benar mengarah ke Dryad tersebut. Darah dari luka di perutnya berceceran ke batang Pohon Suci dan rerumputan.

"Semua yang di langit akan kembali ke atas tanah, tetapi setiap hal ada pengecualian. Sekarang berikanlah pengecualian padaku!"

Menggunakan sihir gravitasi. Odo memutar tubuhnya kembali dengan cepat, kemudian posisi jatuhnya kembali menghadap ke arah Dryad. Saat itu, Ia benar-benar terbelalak melihat apa yang Roh Agung penunggu Pohon Suci itu lakukan. Dryad itu tidak mempersiapkan serangan untuk menghabisi Odo, tetapi Ia malah merentangkan kedua tangannya dan benar-benar berniat menangkapnya yang jatuh.

"Eh ....?"

Odo menurunkan tekanan sihir dan menghilangkan niat bertarungnya, tetapi Auto Senses memberikan reaksi berbeda. Sihir peningkatan insting dan pertahanan terakhir itu dalam hitungan kurang dari satu detik meningkatkan tekanan sihirnya secara paksa, dan langsung menebas tubuh Dryad tersebut tanpa memedulikan kehendak Odo.

Saat kesadaran Odo kembali, Ia berdiri membelakangi Dryad dengan pedang air yang berumah memerah masih digenggam erat. Mana dalam tubuhnya turun drastis, kemudian melepas konsentrasi sihir pada belati dan membuat air yang menyelimuti mata belati tersebut hilang.

"A-Apa tadi ...? Kenapa dia ...? Ke-Kenapa aku ...?"

Odo menoleh ke belakang, melihat Dryad tersebut yang masih berdiri meskipun telah terkena tebasan pedang air. Dengan tubuh gemetar, rasa beralah dan penasaran menyelimuti, Odo berbalik dan berjalan mendekati Dryad tersebut. Sesaat suasana terasa senyap, tanpa satu pun suara terdengar kecuali gesekan dedaunan yang tertiup angin.

"Sungguh ..., di masa apapun itu ..., engkau memang tetap Odo."

Perkataan yang keluar dari Dryad itu membuat anak berambut hitam itu terhenti. Itu tidak seperti menggema dalam kepala seperti sebelumnya, Dryad itu mengatakannya langsung dengan mulut.

Dryad itu berbalik, lalu menatap Odo dengan tajam. Tanpa bisa berkata apa-apa, Odo hanya bisa gemetar melihat luka tebasan yang melintang secara diagonal dari bahu kanan ke pinggang kiri Dryad tersebut. Sebenarnya tidak ada alasan untuk Odo merasa bersalah, tetapi melihat gerakan aneh saat detik terakhir sebelum menebasnya, itu membuat anak berambut hitam tersebut gemetar takut dalam ketidaktahuan.

"Dryad Pohon Suci!! Apa ini salah satu taktikmu!? Membuatku ragu dan ...."

Odo benar-benar kehilangan niat bertarung, Ia melangkah menjauh dari Dryad di hadapannya sampai punggungnya menyentuh batang besar Pohon Suci.

"Taktik apa maksudmu ...? Sungguh ..., dia juga sangat kejam melakukan ini pada dirimu. Terlalu berlebihan, sangat berlebihan."

Kaki kiri Dryad itu mulai terhubung langsung secara fisik dengan akar-akar pohon suci, terlihat menyatu dengan akar Pohon Suci dan dari itu mengirimnya suplai energi kehidupan, dalam hitungan detik luka pada tubuhnya tertutup meski tidak secara penuh. Tatapan Roh Agung tersebut terlihat sangat dalam meski ekspresinya terasa kosong. Odo tambah gemetar, ketidaktahuan atas apa yang telah dilakukan adalah hal yang paling anak berambut hitam tersebut takuti.

Tanpa memedulikan raut wajah Odo, Dryad itu membuat tempat duduk dengan memanipulasi akar membentuk setengah lingkaran di atas tanah, kemudian duduk dengan santai di atasnya. Dalam hitungan detik setelah itu, tubuhnya mengalami perubahan dari tubuh anak-anak menjadi tubuh dewasa. Dadanya membesar, bokongnya membesar, dan elok tubuhnya bertambah matang, Dryad itu benar-benar berubah menjadi perempuan bertubuh matang dengan tatapan mata yang terlihat datar.

Odo yang melihat itu hanya bisa diam tanpa berkata apa-apa. Kebingungan dalam dirinya terus membuatnya berpikir keras sampai-sampai kesadarannya seakan terbang dan terlihat seperti melamun.

"Siapa kau ...?" tanya Odo setelah berpikir dengan sangat keras.

Dryad itu diam sesaat tanpa menjawab pertanyaan Odo. Saat Ia bangun dari atas tempat duduk akar, Dryad berambut hijau itu memasang senyum yang terlihat kaku. Itu tidak terasa seperti ejekan, malah terlihat seperti senyum ramah yang sangat wajar.

"Menurut dirimu, diriku ini apa? Hem ..., sungguh, konyol sekali, padahal sudah tahu diriku ini Dryad Pohon Suci tapi malah ditanya."

Perkataan tersebut tidak menjawab pertanyaan Odo. Itu terdengar mengelak dan terasa tak ingin mengusik perkataan yang sebelumnya terlontar dari mulutnya sendiri.

"Jangan berbelit! Si⸻"

"Namaku ...." Dryad itu menunjuk Odo seraya memberikan tatapan tajam. Odo langsung bersiaga karena itu posisi yang sama saat Dryad tersebut melancarkan serangan.

"Reiye Reyah, sang Dryad Pohon Suci dan penjaga sekaligus penguasa unsur alam di DunIa Astral ini," lanjutnya dengan nada tajam. Anehnya, Dryad itu tidak menyerang dan hanya berdiri diam.

"Bukan itu yang ingin aku tahu! Siapa yang peduli dengan namamu!"

"Kejamnnya ..., padahal itu nama makhluk yang telah engkau tebas ini ...."

Perkataan itu membuat Odo tersentak. Anak berambut hitam itu melangkah ke depan, lalu memalingkan wajahnya dengan perasaan bercampur aduk antara rasa bersalah dan amarah. Saat melihat ekspresi yang ada pada Odo, Dryad tersebut tersenyum kecil sambil menurunkan tangannya yang menunjuk.

"Sungguh, sampai kapan pun engkau memang sangat lembut, terlalu baik hati ...."

Sekali lagi perkataan Dryad itu membuat Odo bingung, cara bicara makhluk di hadapannya itu terdengar telah mengenalnya dengan sangat dekat. Berusaha untuk menyingkirkan rasa penasaran di benak, Odo menodongkan belati pada tangan kiri ke arah Dryad tersebut.

"Siapa kau!? Kenapa kau tahu namaku!?"

Dryad itu memalingkan pandangan dan terlihat seperti memikirkan jawaban. Saat melirik tajam ke arah Odo, Ia menjawab dengan nada datar, "Entahlah ..., mungkin dari orang-orang yang datang dan ingin merebut Mata Air Pohon Suci?"

Perkataannya terasa seperti intimidasi, membuat Odo gemetar dan kembali melangkah mundur. Saat itu, anak berambut hitam itu sadar kalau Dryad tersebut tidak bersungguh-sungguh saat melawannya, tekanan sihir berwarna hijau tua yang sekarang menggelora menyelimuti tubuh Roh Agung tersebut adalah buktinya.

"Kau ..., apa kau juga menyerang orang-orang yang datang ke tempat ini?! Kau menyerang para prajurit ayahku!?" tanya Odo dengan amarah mulai naik.

"Ini tempatku, wajar kalau diriku melindungi apa yang diriku miliki. Apa kau tipe orang yang akan dengan senang hati memberikan hartamu pada pencuri, wahai anak manusia?"

"Yang benar saja! Karena kau, Ibun⸻"

Tiba-tiba pandangan Odo buram dan tubuhnya bertambah lemas dengan seketika. Saat kaki kanan geser ke depan karena tidak kuat menyangga tubuh yang terasa semakin berat, sensasi aneh terasa dipijaknya. Ia melihat apa yang dipijak, di bawah terlihat ceceran darah yang cukup banyak sampai menggenang. Itu masih segar dan membuat Odo bingung.

"Da-Darah ...?Apa ini darahnya? Tapi ..., jaraknya ..."

Saat melacak sumber darah tersebut, ternyata darah tersebut bersumber dari perutnya yang tertancap serpihan akar sebelumnya. Pada akar berbentuk runcing yang besarnya sedikit lebih besar belati yang sekarang Ia pegang, mengalir darahnya melalui akar tersebut dan menetes ke atas rerumputan.

"Eh ...? Kenapa ...? Tidak, seharusnya aku memang tertancap ..., tapi kenapa rasa sakitnya ...?"

Tubuh Odo semakin lemas, sampai-sampai Ia terjatuh berlutut dengan kedua kaki menyentuh rerumputan penuh darah yang menggenang. Tubuhnya semakin kaku, jemari gemetar dan kedua tangannya mulai tidak bisa diangkat, mulutnya tak bisa bersuara, semua indra hampir berhenti berfungsi, dan hanya menyisakan penglihatan dan pendengaran yang perlahan melemah.

"Akhirnya jatuh juga .... Sungguh, sebenarnya apa engkau memang benar-benar anak manusia?"

Dryad itu berjalan mendekat, dengan langkah kaki yang seakan tidak bersuara di atas rerumputan. Dengan kesadaran yang masih tersisa, Odo memaksa tubuhnya bergerak. Tetapi, itu percuma, Ia bahkan tidak bisa menggerakkan satu jari pun.

"Kamu pasti berpikir, 'Kenapa tubuhku tidak bisa bergerak?' atau semacamnya, bukan?" ucap Dryad tersebut. Ia berdiri di hadapan Odo yang berlutut kaku dengan kepala menghadap ke depan.

Akar berbentuk tombak dengan ujung runcing keluar dari dalam tanah, kemudian dicabut Dryad tersebut, lalu dipatahkan ujungnya. Dari bagian akar yang dipatahkan tersebut, menetes cairan yang terlihat seperti getah cair berwarna kuning bening. Melihat itu, Odo langsung paham apa yang membuatnya tidak bisa bergerak. Kemungkinan besar carian getah itu memiliki sifat pelumpuh atau mematikan saraf secara sementara.

"Kamu sudah paham penyebabnya, 'kan?" ucap Dryad itu dengan nada datar.

"Tenang saja ...." Dyrad tersebut menancapkan kembali akar berbentuk tombak ke tanah, lalu akar tersebut ditelan masuk dan kembali menjadi bagian Pohon Suci. "Itu juga bersifat semacam anestesi berdosis tinggi .... Dirimu tidak akan merasa sakit .... Ya, tak akan merasa sakit dan tertidur lelap," lanjutnya sambil menatap tajam Odo dari dekat.

[Catatan: Anestesi; kondisi hilangnya rasa pada tubuh yang disebabkan pengaruh obat bius, biasanya dilakukan sebelum operasi atau bedah]

"Apa-apaan makhluk ini!? Apa dia ingin menjadikanku makanannya? Yang benar saja, baru masuk Dunia Astral ..., ,masa sudah begini ...."

Perlahan Odo menutup matanya, kesadarannya dengan pasti menghilang. Tetapi sesaat sebelum Ia benar-benar pingsan, sekilas Ia mendengar Dryad itu berkata, "Sungguh, diriku sudah lama menunggu ...."

Tubuh Odo ambruk ke depan dan jatuh ke pelukan Dryad itu. Tanpa melepaskan tubuh kecil yang jatuh ke arahnya, Dryad itu memeluk dengan lembut dan memasang senyum yang sangat jarang terlihat pada dirinya.

"Engkau memang tak pernah berubah. Meski ini hanya sebuah re .., tapi engkau selalu membuatku tertarik dari sekian banyak manusia yang datang ke tempat ini .... Sudah saatnya waktu bergerak kembali, untuk sampai ke titik itu dan mengubahnya ...."

Di bawah rimbunnya dedaunan Pohon Suci, Dryad bernama Reyah itu memeluk Odo seraya memasang wajah bahagia seperti telah melepas kerinduan.

=============================


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C8
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login