Download App

Chapter 15: 12. Kecewa di malam pernikahan

Di Aula Kerajaan Huanran, mulai di penuhi dengan tamu undangan dari para pejabat petinggi Kerajaan, beberapa bangsawan dan rakyat dari Kerajaan Huanran. Utusan dari Kerajaan Yuan sudah mulai berdatangan membawa beberapa hadiah pernikahan.

"Beri salam kepada Kaisar Yang Agung, Yang Mulia Kerajaan Huanran memasuki Aula". Teriak Perdana menteri yang mengatur acara pernikahan.

Semua tamu undangan berdiri menyambut kedatangan Kaisar beserta Permaisuri dan Selir yang mendampingi. Kaisar duduk di Singgahsana tertinggi dan melihat kesekeliling dengan senyuman ramah.

Dari depan Aula datang prajurit penjaga gerbang "Lapor Yang Mulia, Utusan dari Kerajaan Yuan telah tiba". Kata Perajurit yang menjaga pintu gerbang menunduk memberi laporan.

"Persilahkan tamu penting kita masuk".

Tidak lama kemudian, rombongan dari Kerajaan Yuan tiba di Aula dan memberi salam pada Kaisar Huan.

"Hamba Chen He Quon memberi salam pada Kaisar Yang Agung". Chen He beserta rombongan membungkukkan badan memberi salam.

"Putra Mahkota tidak perlu sungkan, Aku sungguh senang kamu mau datang menghadiri pernikahan ini".

"Terima kasih atas sambutannya Yang Mulia. Hamba membawa pesan dari Ayahanda dan Ibunda bahwa beliau tidak bisa hadir karena ada sebuah hal yang tidak bisa di tinggalkan. Hamba juga membawa beberapa hadiah khusus dari Kerajaan Yuan. Mohon Yang Mulia terima".

"Putra Mahkota Chen He, Aku sebagai Kaisar menerima dengan senang hati Pemberian dari Kerajaan Yuan. Dan berharap Aliansi ini akan berjalan seterusnya".

"Hamba sebagai perwakilan dari Kerajaan Yuan mengharapkan hal yang sama. Dengan adanya Pernikahan politik ini, Semoga kedua Kerajaan menjadi sebuah Aliansi yang saling mendukung". Chen He berjalan mundur dan duduk ditempat yang telah di persiapkan.

"Perhatian…!!! Putra Mahkota Zhu Jian, Pangeran Thian Lan dan Pangeran Xhian Lan memasuki Aula". Teriak perdana menteri memberitahukan bahwa Pangeran telah memasuki Aula. Semua orang berdiri menyambut kedatangan ke tiga Pangeran Kerajaan Huanran. Para tamu putri pejabat tinggi Kerajaan mulai memperlihatkan kecantikan mereka berharap suatu saat mereka akan di angkat menjadi selir.

"Putri Kerajaan Yuan yang memiliki Kecantikan dan Kecerdasan. Putri Xing'er Quon dan Li Mei Quon memasuki Aula". Kali ini Li Mei datang bersama Xing'er dari arah yang berbeda menuju kedepan Kaisar untuk memberi salam. Keduanya datang di bantu pelayan setia mereka masing-masing karena harus memakai penutup wajah.

Li Mei yang memakai baju merah darah menyita pandangan Zhu Jian, walau tidak nampak wajahnya karena harus di tutup kain merah, namun Zhu Jian memiliki pandangan tajam mengenai kecantikan Li Mei. Nampaknya tidak hanya Zhu Jian,

Namun Pangeran Thian Lan juga tertarik dengan Li Mei. Apalagi setelah pertemuan mereka malam tadi yang membuatnya sedikit tertarik dengan wanita penuh kejutan seperti Li Mei.

"Kami Putri dari Kerajaan Yuan memberi salam pada Kaisar Agung Yang Mulia Huan. Semoga Yang Mulia selalu dilimpahkan umur panjang dan kebahagiaan". Kata Li Mei dan Xing'er bersamaan.

Sebelum di mulainya prosesi pernikahan, Menteri memberi sedikit pidato dasar pernikahan. Dan kala itu, Pangeran duduk saling berhadapan dengan putri Kerajaan Yuan membuat Li Mei merasa canggung karena Zhu Jian menatapnya dengan jelas.

"Adik Li Mei, lihatlah! Pangeran Zhu Jian memperhatikanku, Sepertinya dia masih menginginkanku. Kamu bersiapp-siaplah di campakkan Pangeran Zhu Jian".

"Kakak Xing'er tidak perlu memperingatkanku. Fikirkan saja calon suami Kakak Thian Lan, Tadi malam dia diam-diam membuntutiku dan menginginkanku untuk menjadi pasangannya. Tapi sayang… Aku tidak butuh pria murahan sepertinya, dan seorang pria murahan seperti Thian Lan memang lebih cocok dengan Kakak yang juga seorang wanita Murahan".

"Li Mei, jaga bicaramu. Apa kamu tahu kamu sedang berhadapan dengan siapa?". Xing'er sepertinya mudah sekali untuk di hasut.

"Kakak.. Mengapa kamu marah, Apa salahku mengatakan itu?. Dengar Kakakku.. Julukan yang pantas bagi seorang wanita yang meninggalkan pria tunangannya dan meminta adik tunangannya untuk menikahinya kalau bukan murahan, lalu apa?. Jika ingin mengusikku, sebaiknya Kakak fikir seribu kali sebelum melakukannya. Karena aku pasti akan membalasnya dua kali lipat lebih menyakitkan ".

Perdebatan sengit antara Li Mei dengan Xing'er terputus karena Menteri telah selesai memberikan pidato. Mempelai pria dan mempelai wanita berdiri dan berjalan kedepan melakukan prosesi pernikahan.

"Permaisuriku, tunggu aku malam nanti. Aku pasti tidak akan melepaskanmu semudah itu" bisik Zhu Jian yang berdiri di samping Li Mei disaat sedanv melakukan prosesi pernikahan.

"Benarkah? Aku tunggu kedatanganmu malam nanti Tuanku". Balas Li Mei.

'Mei.. Mengapa kamu mengiyakan semudah itu perkataan ampasnya?. Apa kamu lupa, pernikahan kalian hanya sebatas kesepakatan dan politik?'. Batin Li Mei beradu. Entah mengapa Li Mei semudah itu mengiyakan perkataan omong kosong dari Zhu Jian.

Secara berurutan prosesi pernikahan di laksanakan oleh kedua pasangan. Walau saling diam selama prosesi berlangsung, namun sebenarnya Li Mei merasa berdebar karena terus di samping Zhu Jian yang menunjukkan sikap tenangnya.

📌📌📌

Prosesi pernikahan berjalan dengan lancar tanpa hambatan. Setelah melewati waktu yang panjang, akhirnya malam tiba. Li Mei di antar Lingling ke kamar Mansion Pangeran Zhu Jian untuk menunggu mempelai pria memasuki kamarnya.

"Putri, aku harap Tuan putri akan bersabar menunggu Pangeran Zhu Jian datang. Dan tidak mengabaikan adat dengan pergi dari kamar ini. Apa putri Paham? ". Kata Lingling menasehati. Lingling meninggalkan Li Mei didalam sendiri dengan pakaian pengantin yang masih melekat ditubuhnya.

"Aku lelah, kapan pria itu akan masuk, Apakah dia sengaja membuatku menunggu?. Inikan malam pernikahannya, mengapa dia belum juga datang? ". Gumam Li Mei.

Selama berjam-jam Li Mei menunggu, tapi Zhu Jian tidak kunjung datang ke kamarnya membuat Li Mei merasa geram dan melepas kerudung yang menutupi wajahnya. "Sudah cukup..! Kamu benar-benar telah menguras kesabaranku Zhu Jian. Jangan salahkan aku jika aku meninggalkan kamar ini. Aku lebih baik menemui Guru dan menenangkan diri, dari pada harus menunggu orang yang Jelas-jelas tidak ingin datang. Dari awal ini memang pernikahan berdasarkan kesepakatan dan politik. Betapa bodohnya aku yang terlalu berharap dia datang".

Dengan masih memakai baju pernikahan Li Mei meninggalkan kamar Zhu Jian dengan sembunyi-sembunyi, Li Mei melompat ke atas atap dan berjalan menyusuri atap tiap bangunan agar bisa sampai di mansion yang pernah di tinggalinya untuk mengambil pedang dan berkultivasi disana.

Sesampainya di atap ruangannya, Li Mei melompat turun dari atap dan masuk kedalam ruangannya. Dia mengambil pedangnya dan masuk kedalam ruang tertutup yang selalu dia gunakan untuk berkultivasi. Li Mei duduk bersila dan menempatkan pedangnya di pangkuannya.

Seketika Roh Li Mei masuk kesebuah tempat alam maya dimana Gurunya Jiang Wangzhi tinggal. Di alamnya Shifu sedang duduk di depan meja dengan cawan kecil berada ditanganya.

"Li Mei, ada apa denganmu. Bukankah ini malam pernikahanmu? Mengapa kamu bisa sampai disini".


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C15
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login