Download App

Chapter 13: Bagian 13

"Selamat bekerja kembali," ujar Selin saat dia dan Airin hampir berpisah untuk menuju ke meja kerja masing-masing.

"Haaah… you too…" sahut Airin sambil berjalan menuju meja kerjanya.

"Hai, Na. Lo udah jadi makan siang?" tanya Airin dari balik punggung Seina.

"Nggak usah sok peduli," tukas Seina yang langsung membuat Airin memilih untuk diam dan membiarkan Seina.

Ok, fine. Gue nggak tahu lo punya masalah apa ke gue. Gue juga nggak ngerasa gue pernah bikin salah ke lo. Gue nggak peduli deh lo mau ngapain. Gue nggak peduli, gue bisa pura-pura nggak lihat lo. Dari pada gue mikirin lo, nih. Lebih baik gue kerjain aja nih deadline dari big bos…. Ujar Airin dalam hati. Dia lebih memilih tidak peduli dengan sikap teman yang toxic seperti yang dilakukan Seina padanya dari pada harus terus meladeni sikapnya yang nggak jelas dan terus kepikiran dengan sikapnya sehingga membuat pekerjaannya jadi terbengkalai.

Semua orang di dalam ruangan itu kembali berkonsentrasi dengan pekerjaannya. Airin juga berkonsentrasi pada pekerjaannya, dia bahkan mematikan handphone-nya agar bisa lebih berkonsentrasi pada pekerjaannya.

******

Rumah baru untuk calon istri

"Selamat siang, Pak" sapa Pak Andrea, seorang arsitek profesional yang diberi kepercayaan oleh Alif untuk merenovasi rumah yang sudah dibelinya agar terlihat lebih modern dan indah. Dia dengan sengaja membeli rumah ini untuk calon istrinya, yang dia harap itu adalah Airin.

"Siang, Pak Andrea. Bagaimana progres renovasi rumah saya? Kira-kira kapan akan selesai?" tanya Alif tanpa basa-basi.

"Sekarang sudah 50 persen, Pak. Kemungkinan 3 bulan lagi semuanya bisa selesai sehingga rumah Bapak akan segera dapat ditempati," jawab Pak Andrea.

"Anda yakin? Saya senang jika rumah saya akan selesai dengan cepat, tapi saya tidak mau jika rumah saya ini dikerjakan dengan asal-asalan. Saya tidak suka jika pekerjaan ini dikerjakan asal-asalan yang penting cepat selesai."

"Tentu, Pak. Kami sudah paham dengan itu. Kami selalu menjaga kepuasan pelanggan kami, jadi kami selalu berusaha untuk memberi yang terbaik bagi pelanggan sehingga pelanggan kami tidak akan kecewa dan kapok untuk menggunakan jasa kami. Dalam pelayanan kami selalu menggunakan bahan-bahan berkualitas dan tenaga yang profesional. Kami memeberikan garansi pada setiap konsumen kami seperti yang sudah Bapak setujui diawal proyek."

"Coba sekarang saya mau lihat foto-foto progresnya dulu!"

"Silakan, Pak!" Pak Andrea menunjukkan foto-foto hasil renovasi rumah yang mereka lakukan pada Alif.

"Oh, iya Pak. Bapak ingin pesan minum atau makan? Nanti biar saya pesankan, Pak. Kopi? Teh? Atau yang lainnya?" tanya Pak Andrea pada Alif yang sudah serius dengan layar ipad di tangannya.

"Saya kopi hitam saja, gulanya sedikit saja," jawab Alif

"Baik, Pak."

Alif sangat fokus saat memperhatikan foto-foto di dalam layar ipad itu. Dia belum cukup puas jika hanya melihat melalui foto. Dia ingin meninjau langsung ke lokasi. Karena dengan peninjauan langsung dia bisa memasttikan kualitas bahan yang mereka gunakan serta bisa juga langsung melihat bagaimana kinerja para pekerja di sana.

"Pak Andrea…." Panggil Alif.

"Iya, Pak? Ada yang ingin bapak tanyakan?" tanya Pak Andrea yang langsung cepat tanggap.

"Begini, Pak. Rasanya saya kurang puas jika hanya melihat dari foto saja seperti ini. Kapan saya bisa melakukan peninjauan langsung ke lokasi?" tanya Alif.

"Kalau Bapak ingin melakukan peninjauan hari ini juga, kami bisa mengantarkan Bapak sekarang juga. Kami akan mendampingi Bapak," kata Pak Andrea.

"Silakan kopinya, Pak. Selamat menikmati," ujar seorang pelayan yang mengantarkan kopi pesanan Alif.

"Terima kasih," kata Alif.

"Silakan, Pak. Sambil dinikmati kopinya," kata Pak Andrea yang berusaha dengan sangat baik untuk melayani customer-nya.

Alif mengangguk. Dia melihat-lihat foto progres renovasi rumah barunya sambil menyeruput kopi hitam yang sudah tersaji di hadapannya. Alif memeriksa setiap foto dengan sangat teliti dan detail untuk memastikan tidak akan ada kesalahan pada calon rumah masa depannya bersama Airin.

"Tolong kirimkan semua foto ini ke WA saya," ujar Alif.

"Baik, Pak. Akan langsung rekan saya kirimkan kepada Bapak," jawab Pak Andrea.

"Santi, tolong segera kirim ya?" pinta Pak Andrea pada asistennya.

"Baik, Pak." Santi, asisten Pak Andrea yang terlihat seumuran dengan Alif.

"Ok, terima kasih." Alif telah menerima semua foto-foto progres itu dari Santi.

"Sama-sama, Pak. Dengan senang hati," sahut Santi.

"Ada lagi yang ingin Bapak tanyakan sebelum kita melakukan tinjauan lapangan?" tanya Pak Andrea pada Alif.

"Bagaimana dengan tamannya, Pak? Apakah semua tanaman yang saya minta sudah Bapak dapatkan?" tanya Alif.

"Sudah, Pak. Tanamannya sudah banyak yang kami dapatkan, namun belum kami kirim ke lokasi. Kami mengerjakan taman diakhir, Pak. Untuk menghindari kerusakan karena kami masih mengerjakan renovasi yang lain. Tapi untuk vertical garden-nya sudah mulai kami kerjakan."

"Sesuai dengan gambar desain yang sudah kita sepakati, saya kan punya 2 vertical garden, benar Pak?"

"Iya, betul sekali Pak. Ada 1 di dekat kolam dan 1 di dekat mushola," jawab Pak Andrea.

"Iya, lalu vertical garden yang mana yang sudah bapak kerjakan?" tanya Alif yang meminta penjelasan lebih detail.

"Dua-duanya sedang dalam proses pengerjaan, Pak. Untuk yang vertical garden di dekat mushola sudah hampir selesai karena bagian yang ini lebih kecil space-nya daripada yang di dekat kolam renang," jelas Pak Andrea sambil menunjukkan foto yang bisa memberi gambaran pada Alif mengenai penjelasannya.

"Hmmm…. Ok. Ini tanaman yang Bapak gunakan sama ya?" tanya Alif saat melihat tanaman di kedua vertical garden-nya yang terlihat sama.

"Oh, begini Pak. Untuk tanaman yang akan kami tanam di kedua lokasi memang sama, namun nanti kami akan melakukan penataan yang berbeda agar tidak terlihat monoton. Jadi nanti akan tetap terlihat estetik dan tidak membosankan."

Alif mengangguk sambil membayangkan bagaimana penampakan vertical garden¬-nya nanti setelah selesai dikerjakan.

"Ini, Pak. Ini desain yang akan kami terapkan untuk vertical garden di kedua lokasi tersebut." Pak Andrea menunjukan gambar desain yang akan dia terapkan pada 2 vertical garden yang ada di rumah Alif.

"Kalau kemarau, tanaman ini nggak akan mudah layu kan?" tanya Alif. Dia membayangkan vertical garden-nya pasti akan sangat indah, hijau menyegarkan saat musim hujan. Namun dia masih tidak yakin dengan keadaannya saat musim kemarau, dia khawatir tanamannya akan menguning sehingga semuanya akan terlihat tidak segar lagi.

"Tenang saja, Pak. Tukang kebun yang saya rekomendasikan kepada Bapak akan merawat semua tanaman ini dengan baik. Dia sudah ahli dalam perawatan vertical garden seperti milik Bapak ini," ujar Pak Andrea.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C13
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login