-----____----------____-----
Kazumi
Setelah mandi aku pun segera memakai seragam ku dengan rapi. Aku segera memasukan buku pelajaran yang diperlukan hari ini kedalam ransel warna hitam ku. Setelah semua buku dan alat tulis yang ku perlukan sudah didalam ransel, aku pun menutup resleting ransel ku dengan rapat.
Tak lupa aku membawa smartphone ku. Walau aku membawa buku tulis, tapi smartphone lah yang terpenting karena sekolah sudah menggunakan peralatan modern sekarang. Ini adalah tahun 3015, buku hanya digunakan saat kritis. Contoh nya baterai smartphone habis atau sinyal internet tiba tiba menghilang.
Setelah ransel sudah ku gendong di punggung. Aku segera melangkah menuruni tangga untuk memakai sepatu. Setelah mengikat tali kedua sepatuku dengan kuat aku segera membuka pintu dan keluar dari rumah.
Tak lupa aku menutup pintu rumah kembali dan mengunci nya dengan rapat. Karena sekolah ku hanya berjarak sekitar 700 meter dari rumah. Aku hanya berjalan kaki setiap hari. Berbeda dengan ku, rumah Takumi cukup jauh dan membuat nya harus naik kereta cepat untuk berangkat atau pun pulang sekolah.
Setelah beberapa lama melangkah aku pun sampai di luar gerbang sekolah. SMA Asakura, itu lah nama sekolah ku yang tertulis besar di gedung nya.
Plak ...
"Oi ... Zumi cumi!", suara seorang gadis mengejek ku setelah memukul kepala ku.
"Oi!! Sakit payah!", ucap ku sembari memegang kepala ku.
Gadis rambut sebahu warna kuning ini nama nya adalah Hanabi Hina. Dia adalah teman ku sejak SMP dulu. Dan dia selalu mengejek ku dengan panggilan Cumi. Aku, Hina, dan Takumi adalah gamers sejak kecil. Aku sering bermain [RE]SEKAI bersama mereka dulu.
"Hehe ... akhir nya kamu masuk sekolah juga ... diceramahin Takumi ya? Hehe", ujar nya dengan wajah ceria nya.
"Hmm ... terserah kamu aja", kata ku dengan wajah cuek.
"Oi ... Kazumi masuk kah?!", teriak Takumi sembari berlari ke arah kami dari arah stasiun yang berada tepat di seberang sekolah.
"Kau pikir aku apa???", ucap ku dengan wajah datar.
"Oke oke ... ayo masuk lah ... keburu telat", ucap Takumi memimpin langkah kami.
Kelas 2-A itu lah ruang kelas ku yang membosankan. Setiap hari hanya berisi pelajaran yang memuakan bagi ku. Setelah masuk ke kelas aku pun duduk di bangku ku yang berada di pojok kiri disamping jendela.
Aku sengaja memilih bangku ini agar aku dapat melihat pemandangan di luar sekolah dari jendela ini saat pelajaran. Aku merasa lebih baik saat melihat ke langit saat ku bosan. Takumi selalu duduk di depan ku sejak SMP dulu. Karena kadang kami bekerja sama saat ujian dan itu sudah menjadi rutinitas sejak SMP.
"Eh eh Kazumi ... keluar game baru lagi loh ... simulasi kehidupan lagi", ucap Takumi memperlihatkan layar smartphone nya pada ku.
"Hmm dari [RE]Electronic lagi?", tanya ku setelah melihat logo game itu.
-([RE]Electronic= developer sekaligus publisher game terkenal saat ini)
"Hmm ... gitu lah, mereka keluarin game lain lagi setelah game [RE]SEKAI gagal karena virus itu ...", kata Takumi lalu kembali duduk di bangku nya.
"Cih ... berani nya mereka mengeluarkan game baru setelah kejadian itu!", gumam ku dengan wajah kesal ku.
"Aku akan membeli nya besok, apa kau mau ikut?", tanya Takumi.
"Gak ah ... ngapain beli game virusan", ucap ku menolak ajakan Takumi.
Disaat yang sama bel masuk kelas pun berbunyi dan semua siswa kembali ke bangku nya masing masing. Tak lama kemudian seorang guru masuk ke kelas.
Pria tinggi dengan rambut pirang yang rapi itu adalah pak Shou. Dia adalah wali kelas kami sekaligus guru bahasa dan sastra kami. Aku yang biasa nya melihat ke arah luar jendela, kali ini perhatian ku diambil oleh seorang gadis rambut pirang panjang yang berjalan mengikuti pak Shou masuk ke kelas.
Pak Shou menghentikan langkah nya di depan kelas dan gadis itu pun juga menghentikan langkah nya.
"Selamat kalian punya teman baru ...", ucap pak Shou dengan nada ceria nya seperti hari hari biasa.
"Hee?! ... itu anak bapak?", canda seorang siswa.
"Bukan oi ... kalian pikir rambut nya sama itu selalu saudara??, sudah lah ... ayo perkenalkan nama mu", ucap pak Shou lalu menepuk pundak anak baru itu.
"Salam kenal, nama ku Sakurako Rui ...", ucap nya dengan sedikit membungkuk kan badan nya.
Cih ... bodo amat sama anak baru ...
Aku kembali melihat ke arah luar jendela untuk melihat pemandangan luar sekolah.