Download App

Chapter 3: berkeliling di istana Centaurus

Mereka sudah selesai makan bersama, keanggunan dari Puteri Rosa membuat Drakon tidak berpaling dan secara terang-terangan menyatakan bahwa dirinya menyukai Puteri cantik di depannya ini. cara makannya yang begitu lembut dan senyumnya yang meneduhkan, Drakon bahkan ingin membawa Puteri ini ke kerajaan Hibrida dan menjadi istrinya disana..

"Cucuku, Puteri Rosa.. Bisa kau ajak Raja Drakon berkeliling istana? sambil menunggu ibumu bersiap dan bisa menemui Raja Drakon". Kata Raja Rendra berkata lembut pada Rosa. Rosa yang memang tidak pernah menolak ucapan Kakeknya, langsung mengangguk dan bangun dari kursinya sambil membungkukkan badanya perlahan.

"Raja Drakon yang terhormat, ijinkan saya menunjukkan Kerajaan Centaurus kepada anda. itupun jika anda berkenan". Ucapan Rosa mengalun merdu di telinga Drakon, Drakon tentu saja langsung mengangguk dan tersenyum manis. Drakon bangun dari kursinya dan langsung mengikuti Rosa yang sudah mulai berjalan di depannya.

pintu ruang makan terbuka, Rosa dan Drakon keluar dari sana dan berjalan bersisihan. di belakang mereka dua pelayan dan dua prajurit mengikuti langkah kaki mereka yang sudah berjalan perlahan-lahan..

"Jadi Puteri Rosa, bisakah kau katakan padaku. tentang arti namamu? karena nama belakangmu, adalah arti sebuah mawar dari kerajaanku". Drakon membuka pembicaraan tanpa berbasa-basi, Rosa hanya tersenyum dan menunduk malu.

"Maaf jika saya lancang Yang mulia Raja, Nama saya di berikan oleh ibu saya saat melahirkan saya di sebuah desa mawar dekat kerajaan Hibrida.. Tidak banyak yang tau namaku, karena kakekku Raja Centaurus tidak ingin orang lain menganggap bahwa saya adalah anak dari keturunan Hibrida. padahal ibuku memberikan nama itu hanya karena saya terlahir di desa Mawar kerajaan Hibrida". Ucapan Rosa membuat Drakon cukup terkejut, jadi Perempuan yang akan di nikahi Drakon itu sempat melahirkan anak di wilayah kerajaannya? kenapa bisa? Drakon jadi bertanya-tanya tentang bagaimana dan sebanyak apa cerita masa lalu wanita yang akan menjadi Permaisurinya nanti..

Jika anak perempuan dari Calon permaisurinya secantik ini? bisa dibayangkan bagaimana kecantikan ibunya nanti....

sebenarnya, jika boleh. Drakon ingin menikahi Rosa juga, kecantikan dan kelembutan Rosa membuat hati Drakon dan sisi terliar dalam dirinya bangkit seketika.

"Namamu sangat cantik, seperti wajahmu yang memang secantik mawar hibrida". Ujar Drakon jujur, hal itu membuat Rosa tersipu malu.

Mereka berjalan ke sisi kerajaan, dimana ada air terjun buatan yang di kanan kirinya terdapat pohon maple dan bunga tulip berwarna merah muda..

banyak suara burung yang terdengar saat mereka berdua sampai di tempat itu, Drakon berdecak kagum karena istana ini benar benar menyatu dengan alam.

"Ini tempat favoritku saat sedang membaca, mungkin tidak seindah kerajaan Yang mulai Raja". Kata Rosa yang masih saja menundukkan wajahnya malu.

Drakon melihat ke arah Rosa, rambut ke-emasannya terkena sinar mentari dan langsung berkilau indah.. Mata coklatnya terpancar aura yang mematikan.. mematikan bagi siapa saja kaum lelaki yang melihatnya saat ini, kenapa Drakon bisa langsung jatuh hati? hati kecil Drakon tidak mau jika sampai kecantikan ini di miliki orang lain. Kecantikan yang luar biasa, sepertinya Dewi Fortuna sedang tersenyum saat menciptakan Rosa ke dunia ini.

"Tempatmu sangat indah, di kerajaanku tidak ada tempat seperti ini.. Aku membayangkan kerajaanku bisa seperti ini, pasti akan sangat menyenangkan setiap sore melihat pemandangan indah tanpa harus berjalan jauh ke dalam hutan". Drakon memuji secara langsung, Rosa yang mendengar itu tanpa sengaja menatap ke arah Drakon yang juga sedang menatapnya.

Hal itu sontak membuat Rosa langsung salah tingkah dan menunduk lagi.

"Maaf.. saya lancang yang mulia". Kata Rosa yang meminta maaf, suaranya terdengar mencicit.

"Kenapa harus meminta maaf, aku suka saat melihat matamu memandangku... kau sangat cantik dan matamu menenggelamkan aku secara perlahan, kecantikanmu benar benar nyata..". Kata Drakon yang dengan berani mengangkat dagu Rosa dan membuat Rosa melihat langsung wajah Drakon dari dekat. "Kau lihat, bagaimana mataku begitu memuji kecantikan dirimu?". perkataan Drakon membuat jantung Rosa berdetak hebat. ada apa ini? kenapa Rosa langsung terpikat dengan mata hitam kelam milik Raja Drakon?.

Drakon yang tau bahwa Rosa masih sangat polos dan lugu, hanya bisa tersenyum manis dan dengan tidak sopan mengelus bibir Rosa yang sangat menarik hasrat laki lakinya.. Bibir kecil tebal dan di tengahnya terbelah itu, rasanya ingin Drakon lumat dan membuatnya semakin membengkak..

"Apakah ini pantas Yang mulia? Anda adalah calon ayah saya.. saya mendengar bahwa anda akan menikah dengan ibu saya". Ucapan Rosa membuat Drakon tersadar dari sikapnya yang bodoh..

Dengan perlahan Drakon menurunkan tangannya dari dagu Rosa, Drakon kemudian berdehem sebentar dan memandang ke arah air terjun di depannya..

"Maaf.. aku sudah membuatmu malu". Ucap Drakon dengan lembut..

"Tidak apa yang Mulia, saya mengerti..". Ujar Rosa yang sudah Menunduk lagi, wajahnya masih memerah karena perlakuan Drakon begitu lembut..

padahal Drakon adalah raja besar dan merupakan salah satu Raja yang haus akan Peperangan dan mematikan banyak musuh di Medan perang..

"Panggil saja aku Drakon, Bukankah kita akan menjadi sebuah keluarga?",. Drakon lagi lagi dengan lancang melihat wajah Rosa tanpa tau malu..

"Iya Raja.. Maksudku Drakon, ahh kurasa ini terlalu lancang dan tidak sopan bagiku yang merupakan Puteri". Rosa terlihat gelisah karena mengucap nama Drakon dengan nama saja tanpa embel-embel Yang mulia..

"Yasudah jika kau tidak terbiasa, tak apa.. aku mengerti.. jadi? mau kemana lagi kita setelah ini?" Tanya Drakon pada Rosa..

"akan ku tunjukan perpustakaan di kerajaan ini yang mulia",. Rosa berbalik dan berjalan perlahan untuk menuju perpustakaan yang dimaksud oleh Rosa. Drakon mengikuti saja, menaruh tangannya di belakang pinggang.. Drakon melihat ke setiap dinding istana yang begitu menawan..

Matanya memang sengaja memandang arah lain, karena kecantikan Rosa begitu menghipnotis Drakon sejak tadi..

Mereka sudah sampai di depan pintu besar, Rosa mendorongnya dan terlihat perpustakaan besar dengan banyaknya buku-buku di setiap Rak yang terpajang..

Drakon lagi lagi berdecak kagum, kenapa kerajaan ini tidak ada habis habisnya memiliki keindahan yang menakjubkan?

Drakon dan Rosa memasuki perpustakaan tersebut, di atas langit-langit terdapat lukisan tata Surya di langit malam...

Di setiap Rak terdapat patung seorang perempuan yang sedang memegang bunga teratai..

Rosa mengambil satu buku di sebuah Rak di dekatnya, lalu tersenyum dan memandang ke arah Drakon dengan wajah polosnya..

"Aku sangat menyukai buku ini, disini bercerita tentang kisah seorang pangeran dan Puteri dari sebuah kerajaan bawah laut.. ceritanya sangat romantis, aku menyukai tokoh pria dalam cerita ini.. apa Yang mulia mau membacanya? Yang mulia pasti akan menyukainya". Drakon tersenyum melihat semangat Rosa dalam menceritakan tentang buku yang dia sukai.. Drakon mengangguk dan mengambil buku yang di berikan oleh Rosa.

"Aku pinjam, aku akan membacanya saat aku sedang tidak sibuk.. buku apa lagi yang kau sukai?" Tanya Drakon, Rosa yang mendengar itu langsung bertambah bersemangat dan tanpa sadar menarik sebelah tangan Drakon untuk berjalan ke arah Rak lainnya.

Drakon mengikuti, mereka terlihat seperti pasangan yang sangat dekat dan saling mencintai.. padahal kenyataannya mereka hanya akan menjadi ayah dan anak saja..


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C3
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login