Download App
100% Saat SMA
Saat SMA Saat SMA original

Saat SMA

Author: Silvia_Lanisa

© WebNovel

Chapter 1: Chapter 1

Di usianya yang ke tujuh belas tahun Zach terpaksa harus pindah sekolah padahal tinggal satu tahun lagi dia menyelesaikan sekolahnya di singapura tapi permintaan dari sang ayah untuk kembali ke indonesia tidak bisa di tolak oleh Zach.

Putra dari seorang konglomerat, King Mahendra. Zach tumbuh dengan gelimang harta yang tak ada habisnya tapi sejak tiga tahun lalu Zach memilih untuk bersekolah di Singapura hal itu Zach lakukan agar tidak ada yang mengetahui jika dirinya adalah putra dari pimpinan Russel Group.

Tapi sekarang Zach kembali ke indonesia atas permintaan sang ayah untuk memulai memahami mengenai perusahaan. Zach mengemudikan mobil menuju sebuah rumah megah milik kedua orang tuanya.

Sambutan hangat dari sang ibu cukup membuat Zach tersenyum menerima pelukan dari Tasya.

"Mama sangat merindukanmu, kamu pasti lelah mama sudah menyiapkan kamarmu dan makan siang untukmu" ucap wanita 37 tahun itu.

"Dimana papa aku ingin bicara dengannya" Zach berjalan mendahului Tasya langsung menuju ke arah lemari pendingin mengeluarkan sekaleng soda dari sana.

"Papa mu masih di kantor kalau jam segini kamu kayak gak tau aja gimana papa kamu yang tekun bekerja itu." Zach memutar kepalanya 60 derajat mencari keberadaan sang adik.

Kemana adik nakalnya itu tumben tidak kelihatan padahal ini sudah waktunya jam pulang sekolah.

"Yoo bang! Udah pulang aja kamu ya!" Teriak seorang anak laki-laki berusia 12 tahun berlari menuruni tangga menghampiri Zach dan memberikan pelukan erat pada kakaknya, baru juga di batin dan anaknya langsung muncul.

"Zain lepasin tanganmu, aku gak bisa napas ini." Tegur Zach.

Zain melepaskan pelukannya pada Zach dengan senyum lebar di bibir anak itu, Zain meninju pelan dada kakak nya, "Makin ganteng aja kamu bang tinggal di negri orang." celetuk Zain.

Zach memutar bola matanya malas lalu dengan satu jari ia menujuk kening Zain mendorongnya kebelakang, "Gue udah ganteng dari sononya, kamu gak liat mama yang cantik dan papa yang ganteng terus di tambah perawatan kekinian, ah elah Zain kalo punya uang di pake perawatan sana" ujar Zach, Zain tertawa.

"Jadi bang, elu mau pindah di sekolah yang mana? Ah kenapa mama sama papa bikin aku pake jarak sih kenapa kita gak di lahirin jadi anak kembar biar aku bisa satu sekolah sama abang." gerutu Zain.

Zach menjitak kening Zain, "Masih mending kamu di lahirin kalau enggak udah jadi cacing perut kamu." Zach melewati Zain setelah menjitak kening adiknya itu, Zain memanyunkan bibirnya sebelum mengikuti Zach yang sudah duduk ingin menyantap makanan yang tersedia di meja.

"Bang, sekolah di singapura enak gak? kalau enak aku juga pengen pindah ke sana siapa tau nemu cewek yang cuantip bin bahenol gitu kan seru ya."

Kedua bola mata Zach memutar jengah lalu menatap Zain yang terus tersenyum lebar, Zach mengangkat sendok kemudian di pukulkan pelan di kepala Zain.

"Aku tuh sekolah di asrama khusus cowok mana ada cewek disana yang ada batangan semua." jawab Zach.

Zain langsung nyengir, "Idih amit-amit sekolah tapi isinya batangan semua tapi kok abang betah tinggal di sana gak ada pemandangan yang seger tau."

Zach menggelengkan kepalanya pelan, "Niatnya abang kan sekolah bukan liat pemandangan kalau cuman mau liat pemandangan doang ngapain sekolah jauh-jauh sampai keluar negeri." katanya.

Helaan nafas keluar dari bibir Zain, "Udahlah aku milih sekolah di indonesia aja ceweknya juga gak kalah cantik." Zain menuangkan makanan ke piringnya setelah itu menatap Zach lagi yang kini sedang menikmati makan siang.

"Bang, kamu udah daftar sekolah ya tapi kalau boleh tau itu bukan sekolah asrama lagi kan?"

"Bukan, sekolah swasta kok cewek cowok sekolah di sana juga." Jawab Zach tanpa menatap Zain. Zain mengusap dadanya menghela nafas lega membuat Zach menatap adiknya heran.

"Kenapa lu?"

"Syukur deh, aku kira abang tuh ada kelainan yang gak suka sama cewek atau bahkan dekat sama cewek," Zain kemudian tertawa menunjuk Zach dengak sendok garpu, "Makannya saat ini abang masih jomblo hahaha!" ejeknya.

"Diem gak lu atau abang sumpelin cabe dimulutmu baru tau rasa kau." sahut Zach.

Zain terus tertawa, "Mami! Abang Zach masih jomblo, abang Zach jomblo gak laku, wlee!" ejek Zain menjulurkan lidah ke depan Zach.

"Dasar adik gak tau diri. Kamu tuh masih dua belas tahun, bocah bau kencur udah tau pacar-pacaran mending sekolah aja yang bener sana, kau kira abang gak tau prestasi kamu di sekolah tuh kayak gimana!" ujar Zach yang mampu membuat Zain langsung terdiam.

Skakmat! Zain memang kalah jauh dengan Zach mengenai kepintaran, Zain nyengir memperlihatkan deretan giginya yang rapih terawat setelah itu tidak menggoda Zach lagi dengan menyantap makan siangnya juga.

Zach menuju kamarnya yang jarang ia tempati sejak tiga tahun lalu tapi tidak ada perubahan semua masih tetap sama bahkan barang-barangnya juga masih berada di tempat seperti terakhir Zach tinggalkan.

Namun Zach tidak ingin tinggal dalam kemewahan, entahlah, Zach lebih suka tinggal sederhana ketimbang tinggal di istana yang besar. Zach membaringkan diri di atas kasur empuk dan lembut menatap ke atas langit-langit kamar sebelum pintu kamarnya di buka lalu muncul Zain dari sana.

"Bang!" Zain melompat ke kasur Zach, Zach tidak memprotes dan tetap pada posisi membiarkan Zain berulah di sampingnya meskipun ia sejujurnya terganggu oleh tingkah Zain.

"Ada apa sih Zain ganggu abang aja, abang mau istirahat kamu main di luar sana"

"Bosen! Bang entar malam ke mall yuk bukannya abang mau masuk sekolah baru besok gimana kalau kita beli seragam"

Zach menggeleng "Abang udah beli semua persiapan sekolah nanti sore juga datang jadi gak perlu repot-repot buang tenaga ke mall buat nyari seragam" Zach berguling ke kiri menarik bantal yang di peluk Zain untuk di jadikan bantal kepala oleh Zach.

"Aku mau tidur capek banget soalnya kamu kalau mau pergi ke mall pergia aja sana"

"Ck dasar gak punya perasaan pantes aja sampai sekarang gak punya pacar, eh bang aku punya julukan buat abang, mau denger gak?"

Zach memejamkan matanya membelakangi Zain "Apaan?" sahut Zach.

Zain tersenyum jahil, "Motae solo." serunya sebelum berlari keluar dari kamar Zach dan tertawa terbahak bahak.

"Dasar adik kurang ajar." gumam Zach dengan mata terpejam sebelum pergi menuju alam mimpi.

Zain masih tertawa lalu tawa itu berhenti saat melihat King ada di lantai utama, Zain mengernyitkan kening pasalnya sangat jarang papanya itu pulang di jam segini biasanya kalau ada berkas yang ketinggalan papa nya pasti lebih memilih menyuruh asisten ketimbang pulang sendiri.

"Tumben papa pulang jam segini apa ada yang ketinggalan?" tanya Zain.

King menoleh melihat putra keduanya, "Abang kamu sudah pulang?" King balik bertanya.

Zain mengangguk, "Abang Zach baru aja istirahat di kamar dia pasti capek mending papa ketemu sama abang pas dia udah bangun aja." saran Zain.

King mengangguk, "Ya udah kalau gitu papa juga mau istirahat." katanya sembari menepuk bahu Zain dan melewati anak itu. Zain menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Tumben banget papa begini, bikin aku penasaran aja."


Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C1
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login