Download App

Chapter 8: SILUMAN ULAR TERUSIK

Setelah istirahat agak lama kami fokus kembali kepada anaknya bapak yang kami obati tadi. Ternyata dia juga mengalami sakit hanya berbeda sebab dan sakitnya pun tidak seberat yang dialami oleh bapaknya.

"Ayo, mas sini mendekat, emang apa yang dirasakan sama mas?” Tanyaku sambil duduk sila berhadapan di bawah dengan tikar.

"Begini pak, saya abis pulang dari kebun, saya gak panen cuma sedang bersih-bersih saja di kebun tadi, cuma saya memang tadi melihat sebuah tong besar ada 2 buah, dan itu juga letaknya aneh pak. Karena ada tong besar tadi terus saya singkirkan dan buang ke tempat pengumpulan sampah dengan teman saya. Cuma memang teman saya itu tidak bantu saya angkat tong itu. Nah dibawah tong itu saya melihat lubang sekitar diameter 15 cm pak, lalu saya tutup dengan tanah lagi dan saya bersihkan ilalang dan rumput disana sampai bersih. Eh pulangnya kok badan saya menggigil dan kepala saya pusing. Perut seperti terbakar pak panas banget," Dia menjelaskan apa yang dilakukan nya di kebunnya itu.

"Oh gitu, jadi pekerjaan sih biasa ajah ya mas, cuma ada yang aneh dengan tong tadi yang mas bersihkan itu?” Tanyaku mencari kejelasan kepada dia.

"Iya pak, mohon pak dibantu, kalau saya memang saya punya salah ya nanti minta maaf saja,” Katanya agak takut.

"Kalau minta maaf bukan ke saya mas, hehehe, tapi mas ada mimpi gak setelah sakit itu?” Tanyaku lagi karena sepertinya ada yang mau disampaikan sama mas nya itu.

"Iya pak, saya didatangi sama Gadis cantik sekali, dia cuma pakai kemben saja, terus di sampingnya ada 2 anak kecil yang cantk dan ganteng. Dia juga sedang menggendong anak bayi laki-laki. Terus saya di dalam mimpi itu bertemu dengan nya dan dia tiba-tiba bicara sama saya, supaya saya mengembalikan rumahnya yang sudah saya hancurkan, dia gak terima. Tapi gak marah-marah pak, cuma bilang gitu ajah sih? tapi gak marah-marah pak," dia menjelaskan apa yang dia ingat dalam mimpinya.

"Ya sudah kita medium kan saja ya mas. Kang Asep ajah ya jadi mediator nya?"

"Iya kang siap,” Katanya sambil meletakkan rokoknya dan pindah ke depanku duduknya. Dan mas nya itu pindah ke belakangku.

Kemudian saya protek kang Asep dan kutarik gaib yang menyebabkan mas nya ini sakit, kumasukkan ke dalam badan kang Asep.

Setelah itu kupassword agar bisa bicara bahasa manusia dan bahasa Indonesia dengan baik dan jelas.

Dia meresponse gaib yang ada di dalam badannya. Setelah meliuk-liuk seperti ular dan bergerak merayap seperti ular, kupassword agar tenang dan powernya kuturunkan 50%.

"Assalamualaikum...Selamat sore"

"Hmm, kenapa saya disini?"

"Ya, saya hadirkan kamu ke sini mau nanya sama kamu, kamu makhluk apa dan wujudmu apa kalau boleh tau?"

"Saya, siluman Ular Kobra"

"Kenapa kamu ada di badannya, mas nya ini jadi dia sakit?"

"Dia telah menghancurkan rumahku, tempat aku berkumpul dengan anak-anakku"

"Oh, dia menghancurkan rumahmu? Memang rumahnya yang mana dan dimana?"

"Rumahku, yang dia beres kan di tong tersebut"

"Oh yang di tong itu, ya maafkan dia lah, jangan bikin dia sakit"

"Ya, makanya jangan hancurkan rumahku dong!!" katanya marah.

"Kan kita beda alam, jadi maafkan lah dia, kan dia juga gak tau!" kataku santai menjawab marahnya dia.

"Ya, maafin mas nya ini yah?! kamu mau maafkan dia gak? Kalau tidak sekalian saya hancurkan kamu dan keluargamu! " bentakku ke dia.

"Ya saya maafkan! terus saya pindah kemana!?"

"Begini kamu nanti pindah saja ke atas rumah ini, itu ada mesjid gaib di atas dan kamu nanti disitu saja!” Kataku sambil menunjuk ke arah atas majelis.

"Hm..bagaimana caranya?"

"Kamu dan anak-anakmu harus menjadi Muslim dulu, bagaimana?"

"Ya saya mau, silahkan Muslim kan saya,” Katanya kepadaku.

Kemudian dia ku Muslim kan dan kubimbing mengucapkan dua kalimat syahadat dan kumasukkan ilmu baru dan ku stempel bila murtad masuk neraka jahanam.

"Nah kamu sekarang sudah Muslim ya, kamu tambah cantik, sudah berganti wujud mu, dan pakai pakaian Muslim ya, ini tasbehnya kamu pakai tasbeh buat berdzikir, jangan tinggalkan sholat mu. Itu anak-anakmu dimulismkan juga biar kamu bisa punya pahala,” Kataku menjelaskan tugasnya.

Kemudian dia Muslimkan anak-anaknya.

"Sudah ya, kamu dan anak-anakmu saya sudah stempel kalau kamu murtad akan masuk neraka jahanam sampai akhir kiamat!" jelasku kepada dia lagi.

"Baik, terima kasih sudah membantu saya menjadi Muslim, saya mohon pamit,” Katanya.

"Ya silahkan,"

"Assalamu'alaikum,” Katanya.

"Wa'alaikumsalam,” Kata kami yang ada disitu.

"Alhamdulillah mas, sekarang kang Adim coba bantu mas nya ini dongkrak, biar kotoran-kotoranya bersih dari badannya,” Kataku ke kang Adim.

"Siap kang,” Kata kang Adim.

"Bapak dan ibu, ini nanti sekalian kalau mau pulang beli air zam-zam asma dan gelang Asmanya, supaya bisa menjaga bapak dan mas nya dari serangan gaib lagi. Terutama bapak nih bu!” Kataku.

"Iya pak, nanti sekalian!” Katanya.

"Iya, bu silahkan nanti ke kang Adim saja urusannya!” Kataku.

"Ya, pak,” Katanya lagi.

Setelah itu mereka pulang dan majelis sepi kembali.

"Aduh bisa gitu ya kang, kok main santet dan dukun ya, wong cuma demo saja kok,” Kata kang Asep heran.

"Ya namanya juga bisnis kang Asep, menghalalkan berbagai cara, kalau mereka gak kerja kan keuntungan mereka berkurang, satu hari saja mereka gak kerja duit yang masuk rugi ratusan juta kang,” Kataku menjelaskan ke kang Asep yang sedang menyeduh kopi.

"Kang, sekalian kenapa seduhkan kopi segelas, hehehehe,” Kataku kepada kang Asep.

"Oh siap kang, meluncur...hehehe,” Kataku.

"Nah, makasih ya kang, jangan kapok ya,” Kataku sambil tertawa.

"Siap kang, hehehe," sambil terkekeh kang Asep mengaduk kopi dan menyerahkannya ke depanku.

"Kang channel nya makin joss ajah!!" kata kang Adim.

"Kang ini mah belum seberapa atuh, masih belum banyak penontonnya, masih ratusan belum monetise kang!!" kataku.

"Wah, susah juga ya kang, hehehe,” Katanya sambil menghisap rokok.

"Oh iya, acara kita ke candi Gimana rencananya? diundur lagi ya dari hari ini?! katanya hari ini kang?!" kataku menanyakan ke kang Adim.

"Iya nih kapan ya?" katanya,

"Pak Batik juga belum tau kapan bisanya kang!"

"Ya sudah nanti dadakan saja, saya masih belum segar nih, masih kurang tidur, hehehe,” Kataku.

Kulihat dari tempatku duduk, di luar sedang menuju ke majelis, kang Tarman sudah datang kembali dari rumah saudaranya.

"Assalamualaikum,” Katanya.

"Wa'alaikumsalam kang,” Kata kami semua.

"Wah, ada tamu tadi kang,” Katanya.

"Iya tadi ada pasien yang datang 3 orang pasien nya!" kata kang Adim.

"Ini majelis kita makin rame ke depannya, kita harus persiapkan kang Tarman, soalnya nanti kalau channel nya sudah banyak yang tau, kebanjiran pasien ini kita kang!” Kata kang Adim.

"Iya sih, Bagaimana kang Narendra, Gimana menurut akang?” Tanya kang Tarman sambil menuangkan minum ke gelas di depannya.

"Ah masih belum booming kang, tapi nanti akan saya iklankan juga channel saya ke grup-grup di F***B**K yang saya punya dan ke grup-grup yang ada di kota ini,” Kataku.

"Nah lo, Bagaimana tuh?" kata kang Asep.

"Iya kang, saya masih butuh konten yang membooming apa ya?!!" kataku.

"Oh iya...TUYUL kang!!” Kata kang Adim.

"Lah, emang disini banyak Tuyul?!” Tanyaku heran.

"Waaaahh banyak banget, kami sering kehilangan uang juga, dan beberapa daerah sering gempar kehilangan uang dan mereka keilangan uangnya juga gak banyak, tapi sering,” Katanya.

"Ya, sudah nanti malam kita abis Waqiahan bikin konten Tuyul, yah?!" kataku senang.

"Siap kang!” Kata kang Adim.

"Saya juga pengen ini jadi mediator, hahahaha, pengen merasakan jadi Tuyul, hahahaha,” Kataku.

****

SANG PENAKLUK PULAU SUMATERA

By . SKI


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C8
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login