Jena dengan cepat menekan lif dan kembali ke kantornya..jena berkeliling untuk mencari sosok yang dia kenal tadi..putus asah akhirnya park jena memutuskan untuk pulang..
Diperjalanan pulang,,jena kembali dalam lamunannya..apakah tadi itu hanya mimpi??apakah itu hanya karena aku terlalu merindukannya??sudah lama memang aku tidak mengingatnya lagi..bagaimana mungkin dia ada di tempat kerjaku dan aku tak pernah melihatnya??tapi,,,tapi,,bukankah dia berbicara kepadaku tadi??bukankah hanya dia yg selalu menyebutku bodoh seperti itu??apakah aku bermimpi sambil berjalan???ahhhhh kenapa aku tidak memegang wajahnya untuk memastikan kalau aku bermimpi tadi..idiot,,kau memang idiot park jena..jena mengetuk kepalanya sndiri dgn tangan kanannya..
stasiun thebrich..Stasiun thebrich..anda telah sampai di stasiun thebrich..bunyi pengeras suara dari dalam bus yg dinaiki jena..karena kaget,,jena tersentak dalam lamunannya dan terdengar thebrich...tanpa sadar jena berteriak: berhenti,,berhenti,,saya akan turun disini..
hhhhhhhhh semua yang ada dalam bus memandanginya..
ahhhh jena kau memang idiot Yang pintar..bukankah tanpa kau berteriak,bus akan berhenti disitu???yah,,yah,,wajar saja semua orang memandangimu dengan tatapan penuh arti dan tanda tanya diwajah mereka sangat jelas:..apakah wanita ini mabuk??apakah wanita ini sebelumnya tinggal di desa yang tidak ada bus??
Hhhhh *jena menarik napasnya dalam-dalam dan akhirnya turun dri bus*
Dari tenpat turun bus,jena harus berjalan kaki sekitar 1km untuk sampai di tempat tinggalnya..tempat tinggal jena tidak berada di di depan jalan umum,tetapi dari stasiun,jena harus berjalan masuk di satu blok dan jalannya hanya cukup untuk 1 mobil saja untuk masuk digang tersebut..jena tinggal sendiri di tempat itu karena keluarga jena berada jauh dari kota..
tempat tinggal jena sejenis apartemen 5 tingkat dan jena memilih tempat yang paling atas karena ada halaman terbuka untuk dirinya sendiri..malam hari dia bisa tidur di kursi kayu yang seperti meja depan kamarnya dan bisa memandangi langit..ukuran apartemen jena hanya sebesar studio dengan ukuran 4x6m persegi,tapi jena cukup nyaman karena walaupun ukurannya berbentuk studi tetapi kamarnya terpisah sekat dengan ruangan diluar..kamarnya tidak besar hanya befukuran 2×3 tetapi masih cukup utk tempat tidur bedcover 150cm utk dirinya sendiri dan terdapat meja kecil dan kursi disamping tempat tidur utk dia mengerjakan pekerjaan kantor..bagian luar apartemennya jena menata dengan hanya kursi bedsite bersandar dinding dan tv digantung didepan menghadap kursi..ada juga lemari pakaiannya..kemudian bagian belakang ad sekat kecil untuk dapur..ada tergantung kitchen set dan meja keramik utk dapurnya..
wah akhirnya aku bisa mencium wangi rumahku..selamat datang dirumah jena.jena mengucapkan itu sambil kedua tangannya diangkat keatas,menarik napas dalam keudian memeluk tubunya sendiri,seakan orang lain yang memeluk dirinya..itulah kebiasaan yang selalu jena katakan,,ketika dia tiba di depan kamarnya..
Jena akhirnya melepas sepatunya diluar,,kemudian menggantung tasnya, mengambil pakaian tidur dilemari kemudian langsung menuju kamar mandi untuk mandi..kebiasan jena adalah dia sangat senang dengan pakaian tidur terusan tanpa lengan yang tangannya hanya sebesar jari kelingking yang panjangnya hanya setengah dari tinggi pahanya yaitu 2 jengkal dari arah lututnya..wanita ini sangat senang untuk tidur tanpa menggunakan Bra..bagi jena,itulah hal ternyaman ketika dia tiba dirumahnya..akhirnya jena tertidur..
....
Alexsandria..negri terindah dimana anda bisa melihat langit begitu dekat dan bisa memegang awan..penuh dengan bunga warna warni yang cantik..berjalan sambil menyentuh bunga..para wanita menggunakan gaun sutra panjang berwarna putih seperti dewi dengan rambut dihiasi mahkota seperti wanita dalam kayangan sedangkan pria berpakaian layaknya putra mahkota dalam kerajaan..
.....
Apakah kamu bisa menanggung resiko itu??apakah kamu mampu melepaskan segalanya demi hidup lelaki itu??dengan berlinang air mata jena memandang lelaki didepan yang berbicara dengannya kemudian dia memandang lelaki yang terbaring kaku tak bernyawa didepannya..sambil memegang wajah lelaki itu jena berkata:..sudah waktunya aku untuk memberikan segalanya untuknya..lelaki ini yang telah mengorbankan hidupnya untuk kebahagiaanku..apalah artinya kedudukan dan kehormatan yang aku miliki ini,,jika aku harus kehilangan orang yang mencintaiku,,yang dengan sukarela mengorbankan hidup dan kebahagiannya untukku..
mungkin dengan status dan kedudukan ini,aku bisa mendapatkan kembali cinta yang lain..tapi apakah orang yang menawarkan cinta itu mampu mengorbankan nyawanya seperti Jee wan???air mata Jena jatuh di wajah Jee Wan..
Lelaki di depan Jena tersenyum..bukankah dia bukan pilihanMu??apakah kamu lupa??bagaimana dan seberapa keras kamu berusaha memohon kepadaku untuk memberikan kamu Kim shin?bukankah sudah kukatakan untuk tidak melawan takdirmu??apa kamu lupa jawabanmu??
....
Dengan angkuhnya Jena berbicara;
*aku tidak percaya takdir..yang ku tau,untuk mendapatkan sesuatu,kamu harus berjuang bukan menunggu..tidak ada hal didunia ini yang disuguhkan kepada kamu dengan cuma-cuma*
...
Jena terdiam sejenak..dan akhirnya menjawab: dahulu aku terlalu muda untuk mengerti tentang kehidupan..tapi Jee wan mengajarkanku tentang kehidupan yang sesungguhnya..apakah arti cinta yang sebenarnya,semua ku tahu dari jee wan..aku menangis,,aku bahagia,,itu semua karena belajar dengan orang ini..aku mohon,,biarkan aku yang akan membayarnya..aku yang akan menanggung penderitaanya..bukankah kamu telah berjanji mengabulkan 2 permohonanku??masih ada satu,satu lagi..berikanlah itu padaku..aku mohon..berikan Kepada Jee wan kehidupan yang baru..kalaupun memang nanti takdirku tidak bisa untuk bersama lelaki ini,aku berjanji dengan tanganku..akan kubawah dia mendapatkan kebahagiaanya walaupun harus dengan resiko mencabik cabik hatiku..